Pengejawantahan konsep intangible pada Arsitektur di Indonesia, masih sangat minim. Padahal, jika menilik arsitektur vernakular, semua konsepnya berbasis filsafati yang menaungi aspek bukan fisikal. Karya arsitek Bali, Yoka Sara, berusaha mengedepankan filosofi ruang berbasis pengetahuan lokal. Pada setiap proses kreatifnya, Yoka Sara berpijak pada indigineous knowledge yang fokus pada faktor yang sifatnya subconsious. Ia terpacu untuk memunculkan perbendaharaan pra-imaji (tidak disadari), imaji abstrak dan imaji konkret (disadari) yang secara holistik dirangkum dalam perolehan imaji-memori yang jelas dapat memberi kemampuan untuk dapat menghayati secara detail maupun keseluruhan melalui pengembangan indra dan perasaan yang selama ini terabaikan. Yoka Sara, melalui pendekatan berarsitekturnya, mencoba mengintegrasi pengetahuan yang dinamis dengan memandang dunia tidak sebagai kotak yang ada (beings) melainkan sebuah proses bergerak dan menjadi dinamis. Ia menawarkan multiplisitas sebagai cara berpikir tentang realitas yang merupakan esensi dan substrata yang tidak statis, melainkan bersifat dinamis dan tumbuh sebagai rangkaian peristiwa dan proses. Pendekatan ini, mejembatani pengetahuan lokalnya dengan praktek arsitektur kontemporenya. Melalui karyanya, Yoka Sara berusaha memaknai arsitektur sebagai daya ungkap ekspresi dari hasrat yang terpendam menuju akar diri/self.
Art critics has become a way to reveal and appreciate content lies behind its appearences. Thus signified an important role on reading an art work by analyze the reasoning behind the artworks, through the artist statement, intention and the translation on relating medium. The process of reasoning require several steps which enhance the art critic's methods. On this case , a method of Feldman' art critics has been applied to anaylize an installation work of Tisna Sanjaya -"32 Tahun Berpikir dengan Dengkul". Feldman theory divide art critics method into four steps: description, formal analysis, interpretation and evaluation. This analysis require contextual reading due the impact of this art works into social, politic relation outside the artworld itself. Tisna's work has become one pioneer on installation artwork in Bandung, which also has a significance role of enggaging public reaction which create a paradoxes. Further more, provoke the government security (Satpol PP) to burn this artwork in Babakan Siliwangi as well as his other works "Doa untuk yang Mati".
Ephemeral Architecture as Socio-spatial Practices in Bintaro’s Modern market Public Space. Ephemeral Architecture questions about the idea of permanence on the way we produce architecture. The term ephemeral defines as something temporary, interchangeable, and adaptive. Architecture’s vision should no longer has to be monumental or eternal, but it must be designed to became adaptive in uncertain conditions. This research offers new perspective on how architecture built from the event. The research methods, conducted in practices-based research through a series of workshop and forum group discussion in experimental architecture forum- Critical Context 3.0, 2019, conducted by LabTanya. The participants explore the notion of ephemerality on everyday design in modern market Bintaro, Jakarta by adopting phenomenology perspective in architecture. This phenomenology perspective transcribes in a way a phenomenon observes in term of body, gestures, movement in relation to time and social consent produced these momentarily space. The modern market (as a case study) gives context on how this place are became a melting point of several functions, time and places. This research finds that there are several strategies on how the tenant are inhabiting the space in performative and temporals way to resolve the spatial limitations. Arsitektur Efemera sebagai Praktek Ruang Sosial Pada Ruang Publik Pasar Modern Bintaro. Arsitektur Efemera, mempertanyakan tentang gagasan keabadian dalam cara mendesain arsitektur. Istilah efemera atau sesaat, didefinisikan sebagai sesuatu yang sementara, selalu mengalami transformasi, dan adaptif. Visi arsitektur tidak lagi harus monumental atau abadi, tetapi harus dirancang untuk menjadi adaptif dalam kondisi konteks lingkungan yang dinamis. Penelitian ini menawarkan perspektif baru tentang bagaimana arsitektur dibangun dari sebuah peristiwa. Metode penelitian, berbasis praktik melalui serangkaian lokakarya dan forum diskusi yang digagas pada forum arsitektur eksperimental- Critical Context 3.0, 2019, oleh LabTanya, Jakarta. Para peserta mengeksplorasi gagasan arsitektur efemera/sesaat pada desain keseharian di pasar modern Bintaro, Jakarta melalui perspektif fenomenologi. Perspektif ini, menginvestigasi bagaimana tubuh, gerak dan waktu selalu berkaitan dengan konteks sosial suatu tempat. Pasar modern (sebagai studi kasus) memberikan konteks bagaimana tempat ini merupakan titik lebur dari beberapa fungsi, kaya akan ruang-ruang sementara (spatio temporal). Hasil penelitian ini menemukan beberapa strategi ruang adaptif, yang dilakukan oleh para penyewa pasar, dalam mengatasi keterbatasan ruang.
Fokus dari pelaksanaan Pengabdian Kepada Mayarakat (PKM) ini adalah upaya pengembangan usahakerajinan kayu “Barokah Craft” dan “UD Jati Wijaya” melalui manajemen usaha dan produksi. Keduausaha ini saling mendukung dalam hal “kolaborasi pemasaran” untuk memenuhi pesanan dan keperluanevent pameran, dengan cara tukar menukar produk dalam upaya kelengkapan variasi produk yangbersinergi untuk bisa meningkatkan daya saing. Target capaian luaran program PKM adalahpeningkatan kemampuan manajemen usaha, pengetahuan estetika seni yang berdampak padapeningkatan kualitas produk, kapasitas produksi, peningkatan keragaman model desain produk sertajangkauan pasarnya lebih luas, yang pada akhirnya dapat meningkatkan volume penjualan. Metodependekatan yang digunakan dengan pelatihan partisipatif. Hasil kegiatan PKM adalah perbaikan modeldesain produk kerajinan bubut kayu, dan peningkatan manajemen usaha dari aspek produksi,pengelolaan keuangan, dan startegi pemasaran.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.