Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penatalaksanaan Fisioterapi pada Gangguan Fungsional Lumbal Akibat Hernia Nucleus Pulposus (HNP) di Wilayah Tamalanrea Makassar. Jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu penelitian yang mendalam pada 1 jenis kasus terhadap 2 sampel. Modalitas yang digunakan adalah Infraphill, Manual Traksi lumbal, Sustained Natural Apophyseal Glides (SNAG) dan Mc. Kenzie Exercise Hasil yang diperoleh yaitu gangguan aktivitas fungsional lumbal yang diukur menggunakan Oswestry Disability Indeks.(ODI). Problematik fisioterapi yang ditemukan melalui pemeriksaaan fisioterapis adalah terdapat nyeri radikular atau menjalar, nyeri tekan pada otot – otot erector spine, keterbatasan gerak lumbal, dan spasme otot – otot erector spine. Setelah dilakukan terapi berupa Infraphill, Manual Traksi lumbal, Sustained Natural Apophyseal Glides (SNAG) dan Mc. Kenzie Exercise sebanyak 6 kali intervensi didapatkan perubahan nilai VAS pada pasien 1 untuk nyeri diam dari 3,4 menjadi 0, nilai gerak dari 6,8 menjadi 2 dan nyeri tekan dari 7,2 menjadi 2, sedangkan pada pasien 3 untuk nyeri diam dari 5,2 menjadi 0, nilai gerak dari 7,5 menjadi 2 dan nyeri tekan dari 8,0 menjadi 4. Untuk perubahan aktivitas fungsional pada pasien 1 persentase skor awal yaitu 23% yang termasuk cacat sedang menjadi 3% yaitu kategori cacat minimal, sedangkan pasien 2 persentase skor awal 29% yang termasuk cacat sedang menjadi 2% yaitu kategori cacat minimal Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Infraphill, Manual Traksi lumbal, Sustained Natural Apophyseal Glides (SNAG) dan Mc. Kenzie Exercise dapat memberikan efek terhadap penurunan nyeri, penurunan spasme otot dan peningkatan aktivitas fungsional pada penderita Hernia Nucleus Pulposus (HNP).Kata kunci: Hernia Nucleus Pulposus (HNP), Infraphill, Manual Traksi lumbal, Sustained Natural Apophyseal Glides (SNAG) dan Mc. Kenzie Exercise.
Knee osteoarthritis is a degenerative disease that occurs due to the aging process that attacks the knee joint. Knee OA is characterized by the erosion of joint cartilage and the formation of new bone on the joint surface. Symptoms that occur are Morning Sickness, Start Pain, Stiffness, and pain when supporting or walking, causing functional impairment of the knee. This study aims to determine the difference in the effect of Progressive Resistance Exercise and Knee Strengthening Exercise on functional ability in patients with knee osteoarthritis. The research is Quasi Experiment while the approach used is Two Group Pre Test-Post Test Design. The study population was taken from all patients with knee OA in the Paccerakg Health Center Makassar, South Sulawesi. Samples were taken by means of Accidental Sampling, totaling 16 people and divided into two groups, namely treatment group 1 with 8 people and treatment group 2 with 8 people. The data obtained were first tested using Shapiro-Wil and the results of the pre-test value of treatment group 1 were 0.922 >α 0.05 and post-test value was 0.336 >α 0.05, treatment group 2 pre-test was 0.781 >α 0 .05 and post test 0.845 >α 0.05. The data is said to be normal if p> 0.05. Then tested with Paired Simple T-test. The results of the study in treatment group 1 were 0.007 (p<0.05) and treatment group 2 was 0.001 (p<0.05), which means that there is a difference in the effect of Progressive Resistance Exercise and Knee Strengthening Exercise interventions on functional ability in patients with knee osteoarthritis.
ABSTRAKLatar Belakang : Nyeri pinggang bawah merupakan gangguan berupa nyeri yang terlokalisasi antara tulang rusuk 12 dan lipatan glutealis bawah, dengan atau tanpa sakit pada kaki. Nyeri pinggang bawah merupakan gangguan tulang belakang yang dapat menyebabkan timbulnya nyeri sehingga menyebabkan gangguan mobilitas dan fungsional sehingga menghambat aktivitas pekerjaan dan aktivitas kegiatan sehari-hari. Metode : Jenis penelitian ini adalah quasy experiment di lapangan dengan menggunakan rancangan pretest-posttest two group. Populasi penelitian adalah pasien nyeri pinggang bawah non spesifik yang berusia 20 – 40 tahun yang datang berobat di klinik fisioterapi Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar yang berjumlah 35 orang. Hasil : Hasil analisis wilcoxon test menunjukkan adanya perbedaan hasil pengukuran aktualitas nyeri lumbal sebelum dan sesudah pemberian William flexion (p=0,018 < 0,05). Demikian halnya pada pemberian Mc. Kenzie (p=0,018 < 0,05). Hasil analisis Mann-whitney test menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan setelah pemberian William flexion dengan Mc. Kenzie terhadap pengukuran aktualitas nyeri lumbal (p=0,068 < 0,05). Jika dilihat pada selisih rata-rata, maka selisih rata-rata pemberian William flexion lebih besar dibanding pemberian Mc. Kenzie. Kesimpulan : Kesimpulan penelitian yaitu ada perbedaan pengaruh antara pemberian William flexion dengan Mc. Kenzie, dimana jika dilihat pada selisih rata-rata pemberian William flexion menunjukkan pengaruh yang lebih baik. Kata kunci: Low back pain non spesifik, William flexion dan Mc. Kenzie.1Mahasiswa Jurusan Fisioterapi Poltekkes Makassar2Dosen Jurusan Fisioterapi Poltekkes Makassar3Dosen Jurusan Fisioterapi Poltekkes Makassar
Penguluran atau kontraksi yang berlebihan dan berulang yang berlangsung dalam waktu lama menyebabkan otot mengalami spasme yang akhirnya menyebabkan nyeri hingga keterbatasan gerak sendi leher/cervical.Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh pemberian microwave diathermy dengan ultrasound pada penerapan muscle energy Technique terhadap perubahan nyeri akibat spasme otot upper trapezius Penelitian ini adalah quasy eksperimen menggunakan pretest-posttest two group design. Populasi penelitian adalah semua pasien nyeri leher (cervical syndrome) yang berkunjung di Poliklinik Fisioterapi Rumah Sakit Umum Daerah Salewangan Maros selama penelitian berlangsung. Sampel penelitian pasien nyeri leher yang berkunjung di poliklinik Fisioterapi Rumah Sakit Umum Daerah Salewangang Maros yang diperoleh dengan teknik purposive sampling sehingga jumlah sampel 20 orang yang dibagi atas dua kelompok.Hasil penelitian diperoleh adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah pemberian microwave diathermy dan muscle energy technique dengan selisih rata-rata nilai aktualitas nyeri 2.73 + 0.40 cm dengan hasil uji wilcoxon p=0.005 < α= 0.05. Sedangkan pada intervensi ultrasound dan muscle energy technique diperoleh selisih rata-rata nilai aktualitas nyeri 2.96 + 0.56 cm dengan hasil uji wilcoxon p= 0.005 < α= 0.05. Pada uji Mann-Whitney tidak diperoleh adanya perbedaan yang signifikan diantara kedua perlakuan, dimana selisih nilai rata-rata VAS 0.2 cm dengan p= 0.40 > α= 0.05.Kesimpulan penelitian ini adalah ada perubahan aktualitas nyeri sebelum dan sesudah pemberian microwave diathermy dan muscle energy technique serta ultrasound dan muscle energy technique pada pasien nyeri leher. Tidak ada perbedaan perubahan aktualitas nyeri diantara kedua kelompok perlakuan. Kata Kunci : Microwave diathermy, Ultrasound, muscle energy technique, Nyeri leher
Latar Belakang : Herniated Nucleus Pulposus adalah kondisi penonjolan discus intervertebralis yang dapat menekan akar saraf yang keluar dari foramen intervertebralis sehingga menimbulkan nyeri radikular, dan pada akhirnya menyebabkan disabilitas lumbal. Metode Desain randomized two group pre test – post test dan menggunakan tehnik pulposive sampling bertujuan untuk mengetahui beda pengaruh pada intervensi SNAGs dan Mc kenzie dibandingkan dengan Manual Traction dan Mc.Kenzie terhadap penurunan nyeri dan disabilitas lumbal pada penderita HNP lumbal. Penelitian ini dilaksanakan di RSAD Tk. II Pelamonia Makassar dengan sampel adalah penderita HNP lumbal yang sesuai dengan kriteria inklusi. Jumlah sampel adalah 16 orang yang dibagi secara acak kedalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan 1 yang diberikan SNAGs dan Mc kenzie sebanyak 8 orang dan kelompok perlakuan 2 yang diberikan Manual Traction dan Mc Kenzie sebanyak 8 orang. Alat ukur yang digunakan adalah Oswetry Disability Index (ODI). Hasil : Berdasarkan analisis uji paired sample t pada kelompok perlakuan I diperoleh nilai (p = 0.000 < 0,05) untuk nilai Oswetry Disability Index yang berarti bahwa pemberian Sustained Apophysial Glides dan Mc Kenzie dapat menghasilkan penurunan nyeri dan disabilitas lumbal yang signifikan. Sedangkan kelompok perlakuan II juga diperoleh nilai (p = 0.000 < 0,05) untuk nilai Oswetry Disability Index yang berarti bahwa pemberian Manual Traction dan Mc Kenzie dapat menghasilkan penurunan nyeri dan disabilitas lumbal yang signifikan. Kemudian berdasarkan uji Indepentent sample t diperoleh nilai (p = 0.000 < 0,05) untuk nilai Oswetry Disability Index yang berarti bahwa pemberian Sustained Apophysial Glides dan Mc Kenzie lebih efektif secara signifikan dibandingkan dengan pemberian Manual Traction dan Mc Kenzie terhadap penurunan nyeri dan disabilitas lumbal. Kesimpulan : Dapat disipulkan bahwa pemberian pemberian SNAGs dan Mc Kenzie lebih efektif dibandingkan dengan Manual Traction dan Mc Kenzie terhadap penurunan nyeri dan disabilitas lumbal pada penderita HNP. Kata kunci : Sustained Natural Apophyseal Glides, Manual traction, Mc Kenzie, ODI, HNP Lumbal
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.