Filariasis limfatik merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles, Culex, dan Armigeres. Jumlah kasus filariasis di Kabupaten Aceh Utara pada tahun 2017 mengalami peningkatan menjadi 103 kasus. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis faktor risiko penularan filariasis limfatik di Kabupaten Aceh Utara. Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian retrospektif dengan desain studi kasus kontrol. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 134 orang yaitu 67 orang untuk kelompok kasus dan 67 orang kelompok control. Metode analisis data yang digunakan meliputi analisis Chi-Square. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel penelitian yang mempunyai hubungan dengan kejadian filariasis limfatik di Kabupaten Aceh Utara yaitu kebiasaan menggunakan kelambu (P=0,001, dan OR=5,82), Kebiasaan menggunakan obat anti nyamuk (P=0,001 dan OR=3,43), kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah (P=0,042 dan OR=4,92), penggunaan kawat kasa ventilasi rumah (P=0,001 dan OR 3,71), dan variabel kondisi plafon rumah (P=0,014 dan OR=5,18). Hasil analisis multivariat didapatkan hanya empat variabel yang menjadi faktor risiko penularan filariasis limfatik di Kabupaten Aceh Utara, yaitu penggunaan kelambu, penggunaan kawat kasa, menggantung pakaian, dan plafon rumah.
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan ciri hiperglikemia yang bisa disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau meliputi keduanya. Jumlah penyandang DM di Desa Uteun Kot mengalami peningkatan dimana pada tahun 2020 sebanyak 8 orang dan pada tahun 2021 meningkat menjadi 22 orang. Permasalahan yang dijumpai di Desa Uteun Kot mengenai DM yaitu rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat Desa Uteun Kot mengenai penyakit DM, belum adanya program Pemantauan Gula Darah (PGDM), dan belum tersedianya alat pemeriksaan kadar gula darah pada kader ataupun penyandang DM. Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan penyandang DM Desa Uteun Kot yang siaga terhadap penyakitnya melalui program PGDM. Metode pelaksanaan yang digunakan yaitu pemberian edukasi tentang diabetes, program PGDM, pemeriksaan kadar gula darah sewaktu, pelatihan penggunaan glucometer, dan penghibahan glucometer kepada penyandang dan kader DM. Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukkan bahwa peserta kegiatan sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini, yang ditandai dengan peningkatan pengetahuan peserta tentang diabetes dan PGDM. Berdasarkan hasil post test yang dilakukan, Para kader dan penyandang DM sudah mampu menggunakan glucometer untuk melakukan pemeriksaan kadar gula darah. Glucometer yang dibagikan kepada kader dan penyandang DM diharapkan pemeriksaan gula darah dapat dilakukan secara rutin serta mencatat hasil pengukuran ke dalam kartu control gula yang telah dibagikan, sehingga diharapkan kadar gula penyandang DM dapat terpantau dengan baik.
Relationship between body mass index and postural balance among student of the martial arts club malikussaleh university. Postural balance is an important component in martial arts. Every player martial art needs fast and strong movements so that the body must be well controlled. Disturbances such as body mass index (BMI) that are not ideal can affect postural stability. The height and shortness or the weight and lightness of a person will affect the location of the center of gravity that later will affect the balance. The purpose of this study is to find out the relationship between body mass index and postural balance among students of the Martial Arts Club Malikussaleh University. This study used a cross-sectional design which was conducted in March 2021 at the Bukit Indah Campus, Malikussaleh University. The sample of this study used total sampling with 49 respondents. Data collection was carried out by measuring body weight, height, static balance with a standing stork test and dynamic balance with a modified bass test of dynamic balance. The results of this study obtained BMI with the highest proportion is normal category, with 31 people (63.3%), while the static balance commonly found in the very good category with 11 people (22.4%), and dynamic balance commonly found in the balanced category with 29 people (59.2 %). The results of the chi-square analysis showed that there was a relationship between BMI with static balance (p = 0.019) and dynamic balance (p = 0.012). This study concludes that there is a relationship between BMI and postural balance among students of Martial Arts Club Malikussaleh University.
Abstrak. Monosodium glutamat (MSG) diketahui mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan. Pemberian MSG dalam dosis tertentu dapat menyebabkan stres oksidatif yang berujung pada kerusakan seluler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian MSG peroral terhadap gambaran histopatologis jantung pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar. Penelitian ini merupakan true experimental laboratory dengan rancangan Post test control group design dengan sampel tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar yang dibagi dalam 4 kelompok. Sampel diberi larutan MSG dengan 3 dosis berbeda selama 21 hari. Organ jantung kemudian diambil, ditimbang dan dibuatkan preparat histologi dengan pewarnaan Hematoxilin-Eosin. Data persentase nekrosis sel dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan Mann-Whitney Post-Hoc Test. Hasil penelitian menunjukkan rerata persentase kerusakan histologi jantung pada masing-masing kelompok K, P1, P2 dan P3 berturut-turut sebesar 10,27%, 15.93%, 23,91 % dan 27,68 %, dengan p value 0,000 untuk uji Kruskal Wallis dan p value 0,004 untuk Mann Whitney baik antara kelompok kontrol dengan kelompok P1, P2, maupun P3. Kesimpulan: pemberian MSG peroral pada ketiga kelompok perlakuan secara bermakna mempengaruhi tingkat kerusakan histologi jantung tikus putih (Rattus novegicus) jantan galur wistar. Kata kunci: Monosodium glutamat, stres oksidatif, berat jantung, histopatologi jantung, nekrosis jantung Abstract. Monosodium glutamate (MSG) is known to have a considerable effect on health if excessively consumed. Administering MSG in certain doses can cause oxidative stress which leads to cellular damage. This study aims to determine the MSG oral administration effect on the histopathological features of male white rats (Rattus norvegicus) Wistar strain’s heart. This research is a true experimental laboratory with a post-test control group design. The samples were divided into 4 groups and given MSG solution with 3 different doses for 21 days. The heart organs were then harvested, weighed and processed into histological preparations by Hematoxylin-Eosin staining. The percentage of cell necrosis data were analyzed using the Kruskal-Wallis test and followed by the Mann-Whitney Post-Hoc Test. The result showed that mean percentage of heart histological damage in each group K, P1, P2 and P3 were 10.27%, 15.93%, 23.91% and 27.68% respectively, with a p value of 0.000 for the Kruskal Wallis test and p value. 0.004 for Mann Whitney both between the control group and the P1, P2, and P3 groups. Conclusion: The administration of MSG orally to the three treatment groups of male white rats (Rattus novegicus) Wistar strain significantly affected the histological damage level of the heart. Keywords: Monosodium glutamate, oxydative stress, heart weight, cardiac histopathology, cardiac necrosis
Defisiensi kalsitriol dapat meningkatkan faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Hal ini dikaitkan dengan penurunan fosforilasi troponin I (TnI) di Ser23/24. Fosforilasi TnI di Ser23/24 berperan dalam regulasi Mg-ATPase miofilamen dan sensitivitas miofilamen terhadap Ca2+ yang selanjutnya mempengaruhi respon frekuensi dan kekuatan ejeksi ventrikel. Ser23/24 TnI ini diketahui merupakan substrat spesifik PKA. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari apakah efek kalsitriol terhadap peningkatan fosforilasi TnI mempunyai jalur mekanisme aksi yang juga melalui cAMP/PKA. Penelitian ini merupakan eksperimental murni menggunakan rancangan pre-post test with control group dengan sampel kultur primer kardiomiosit Sprague-Dawley jantan dewasa. Kardiomiosit diinkubasi kalsitriol selama 5 menit kemudian kadar cAMP diukur menggunakan metode ELISA. Hasil penelitian tidak menunjukkan adanya korelasi antara peningkatan TnI terfosforilasi dengan kadar cAMP (p>0,05). Penelitian ini masih belum dapat membuktikan adanya jalur aktivasi cAMP/PKA oleh kalsitriol dalam mekanisme peningkatan TnI terfosforilasi pada kardiomiosit.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.