Latar Belakang dan Tujuan: Status epileptikus merupakan kasus emergensi neurologis dengan mortalitas 57%, 63% merupakan status epileptikus non-konvulsivus (SENK). Diagnosis SENK tidak mudah karena pasien tidak menunjukkan bangkitan yang jelas sehingga diperlukan pemeriksaan elektroensefalografi (EEG). Penyakit serebrovaskular, infeksi susunan saraf pusat (SSP), tumor otak, penyakit autoimmun, dan gangguan metabolik dapat mengakibatkan SENK selain itu dapat memiliki gambaran klinis menyerupai SENK. Tujuan penelitian untuk melihat faktor-faktor yang berperan pada diagnosis SENK. Subjek dan Metode: Penelitian observasional analitik potong lintang retrospektif pada 132 pasien dengan diagnosis klinis SENK di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung selama periode Juli 2017 – Juni 2020. Hasil: Dari 132 subjek dengan diagnosis klinis SENK, hanya 100 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Pemeriksaan EEG dilakukan pada semua pasien, sebagian besar dalam waktu < 24 jam (82,4 – 87,9%), hanya 34 pasien yang terkonfirmasi sebagai SENK. Gangguan metabolik secara signifikan berperan pada SENK sebesar 29,4% (p=0,049). Pada pasien yang tidak terkonfirmasi SENK, penurunan kesadaran diakibatkan gangguan metabolik. Smpulan: Gangguan metabolik berperan pada kejadian SENK. Pasien dengan diagnosis klinis SENK memerlukan pemeriksaan EEG segera untuk menghindari diagnosis berlebihan
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.