Dental caries is an infectious disease resulting email and dentin demineralization. In general, children enter school age have a high caries risk, because at this school age children have a habit of eating foods and beverages cariogenic. This research is descriptive. The purpose of this study was to determine the dental caries experience and patterns of eating and drinking in primary school children in rural North Kawangkoan Kiawa District.The entire study population the sixth grade elementary school students in the village of North KawangkoanKiawa district totaling 60 samples were taken using the Total Sampling. Data retrieval of primary dental caries examination to see the number of dental caries experience (DMF-T) and filling out the questionnaire by using Food Frequency Questionnaire (FFQ) to see the pattern of eating and drinking in primary school children in rural North Kawangkoan Kiawa District.The results showed that primary school students in desaKiawahaving caries experience caries being the average DMF-T 3.71 it means each one of childrens having four caries teeth. Diet on elementary school children who consumed foods cariogenic carbohydrate snack at a frequency that is the most time 2-3 times per day and drinking patterns in elementary school children who consume isotonic drinks cariogenic ie at a frequency of 1-3 times per week. Keywords: dental cariesexperience, eating patterns and drinking, elementary school children. Abstrak:Karies gigi merupakan penyakit yang disebabkan oleh demineralisasi email dan dentin. Anak-anakmemasuki usia sekolah umumnya mempunyai resiko terhadap karies yang tinggi, karena pada usia ini anak-anak memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman kariogenik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengalaman karies gigi serta pola makan dan minum pada anak sekolah dasar di desa Kiawa kecamatan Kawangkoan Utara.Populasi penelitian yaitu seluruh murid SD kelas VI di desa Kiawa Kecamatan Kawangkoan Utara yang berjumlah 60 sampel diambil dengan menggunakan metode total sampling. Pengambilan data primer yaitu pemeriksaan karies gigi untuk melihat jumlah pengalaman karies gigi (DMF-T) dan pengisian kuesioner dengan menggunakan Food Frequency Questionnaire (FFQ) untuk melihat pola makan dan minum pada anak sekolah dasar di desa Kiawa kecamatan Kawangkoan Utara.Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa sekolah dasar didesaKiawamemilikipengalaman karies gigikategori sedang dengan rata-rata DMF-T 3.71 yang artinya anak-anak sekolah mengalami karies rata-rata 4 gigi. Pola makan makanan karbohidrat kariogenik tertinggi pada anak sekolah dasar yaitu snackpada frekuensi waktu 2-3 kali per hariPola minum minumankariogenik tertinggi pada anak sekolah dasar yaitu minuman isotonik pada frekuensi 1-3 kali per minggu. Kata kunci: pengalaman karies gigi, pola makan dan minum, anak sekolah dasar.
Oral health is still a problem in Indonesia, including Manado. General sources of dental health problems are closely related to the behavior of dental and oral hygiene maintenance. Although Dental Health Education (DHE) could change the bad behavior, it still depends on the media or educational tools. This study aimed to analyze the differences in the effectiveness of DHE with booklet and flipchart media on the improvement of dental health knowledge of students in SDN 126 Manado. This was a quasi experiment with two group pre-test post-test design. Samples were students of SDN 126 aged 8-10 years obtained by using total sampling method. The samples were divided into two treatment groups: booklet media and flip chart media. Data were statistically analyzed by using the Mann-Whitney test with a confidence level of 95% (p<0.05). The results showed that in improving dental health knowledge of students the DHE using booklet media had a p-value = 0.025 and the DHE using flip chart media had a p-value = 0.008. The statistical test comparing the effectiveness of DHE using both media showed a p-value = 0.688. Conclusion: DHE using booklet media was as effective as DHE using flip chart media in improving the oral health knowledge of students of SDN 126 Manado.Keywords: DHE, booklet media, flipchart media, students’ knowledgeAbstrak: Kesehatan gigi dan mulut hingga kini masih menjadi masalah di Indonesia, termasuk di kota Manado. Sumber masalah kesehatan gigi umumnya berkaitan erat dengan perilaku pemeliharan kebersihan gigi dan mulut. Untuk merubah perilaku yang buruk, salah satunya dengan melakukan intervensi melalui pendidikan, yaitu melalui Dental health education (DHE). Keberhasilan DHE antara lain dipengaruhi oleh adanya media atau alat bantu pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan efektivitas DHE dengan media booklet dan media flip chart terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa SDN 126 Manado. Jenis penelitian ini yaitu quasi experiment, dengan two group pre-test post-test design. Sampel penelitian yaitu siswa SDN 126 Manado yang berusia 8-10 tahun. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Sampel dibagi menjadi dua kelompok perlakuan yaitu kelompok yang menggunakan media booklet dan kelompok yang menggunakan media flip chart. Penelitian ini menggunakan uji hipotesis Mann-Whitney dengan tingkat kepercayaan 95% (p< 0,05). Hasil penelitian menunjukkan nilai p=0,025 pada DHE menggunakan media booklet dan p=0,008 pada DHE menggunakan media flip chart terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak. Hasil uji statistik perbandingan efektivitas DHE dengan menggunakan kedua media tersebut, mendapatkan p= 0,688. Simpulan: DHE menggunakan media booklet dan flip chart keduanya sama efektif terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak SDN 126 Manado.Kata kunci: DHE, media booklet, media flip chart, pengetahuan anak
In Indonesia, dental health is still an issue dominated by caries and periodontal disease. The poor behavior of dental health maintenance plays an important role in the occurrence of these two diseases. Intervention through education can improve the behavior. Educational success in terms of behavior change is influenced by using auxiliary media. Animated cartoon is an auxiliary media that is more attractive than the other media because it combines sound and moving images in the delivery of information.This study aimed to obtain the effectiveness of dental health education using cartoon animation media to behavioral change of oral health maintenance among students of SD Advent 02 Sario. This was a quasi-experimental study with a nonequivalent control group design. Samples were students of SD 02 Advent Sario aged 10-12 years obtained by using the purposive sampling method. The samples were divided into two groups: the treatment group using cartoon animation media and the control group without auxilary media. The measurement of the behavior of dental and oral health care of children resulted in an increase in the scores of pre-test to post-test 2 by 633 which was categorized as good. Statistical analysis showed that the p-values (significance) of dental health education with media animated cartoons from pre-test to post-test 1 and from post-test 1 to post-test 2 both were 0.000 (<0.05). Conclusion: Dental health education using animated cartoon media effectively improved the behavior of oral health maintenance.Keywords: dental health education, cartoon animated, behaviorAbstrak: Di Indonesia kesehatan gigi dan mulut masih menjadi masalah yang didominasi oleh penyakit karies dan periodontal. Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi yang buruk berperan penting bagi terjadinya kedua penyakit tersebut. Intervensi melalui pendidikan dengan menggunakan media bantu dapat dilakukan untuk merubah perilaku. Animasi kartun merupakan media bantu yang mempunyai daya tarik lebih dibandingkan dengan media lainnya karena memadukan suara dan gambar bergerak dalam penyampaian informasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dental health education media animasi kartun terhadap perubahan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak SD Advent 02 Sario. Jenis penelitian ialah quasi eksperimen dengan nonequivalent control group design. Sampel penelitian yaitu siswa SD Advent 02 Sario yang berusia 10-12 tahun yang diperoleh dengan purposive sampling. Sampel dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok perlakuan menggunakan media animasi kartun dan kelompok kontrol tanpa media bantu. Hasil pengukuran perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak menunjukkan adanya kenaikan jumlah skor nilai pre-test ke post-test 2, dengan selisih kenaikan sebesar 633 yang termasuk pada kategori baik. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p (signifikansi) dental health education dengan media animasi kartun dari pre-test ke post-test 1 maupun post-test 1 ke post-test 2 masing-masing sebesar 0,000 (<0,05). Simpulan: Dental health education dengan media animasi kartun efektif merubah perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut menjadi lebih baik.Kata kunci: dental health education, animasi kartun, perilaku
Oral health problems are influenced by many factors, one of them is personal attitude. School aged children need special attention since they are still in growth and development process, and still depend on adult people to maintain their oral hygiene. Caries of deciduous teeth will make bad impacts on the growth of their permanent teeth. This study aimed to obtain the oral hygiene status of students in Catholic Elementary School St. Agustinus, Kawangkoan. Total respondents were 65 student. Data of oral hygiene were obtained by using OHI-S index. The results showed that there were 37% of students belonged to good category; 60% of students to fair category; and 3% to poor category. Conclusion: Most of the students in Catholic Elementary School St. Agustinus, Kawangkoan belonged to fair category of oral hygiene.Keywords: oral hygiene status, elemetary studentAbstract: Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya ialah perilaku. Anak usia sekolah perlu mendapat perhatian khusus karena pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh kembang, dan masih sangat bergantung kepada orang dewasa dalam hal menjaga kesehatan dan kebersihan mulut. Gigi susu yang terkena karies akan memengaruhi pertumbuhan gigi permanen. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran status kebersihan misturb the development of permanent teeth.ulut siswa SD Katolik St. Agustinus Kawangkoan. Responden penelitian ialah seluruh siswa berjumlah 65 anak. Data status kebersihan mulut siswa diperoleh melalui pemeriksaan status kebersihan menggunakan indeks OHI-S. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa 37% responden termasuk kategori baik; 60% kategori sedang; dan 3% kategori buruk. Simpulan: Gambaran status kebersihan mulut sebagian besar siswa SD Katolik St. Agustinus Kawangkoan termasuk dalam kategori sedang.Kata kunci: status kebersihan mulut, anak SD
Local anesthetic agent is one of the materials most commonly used in dentistry. Local anesthetic agent used for relieving pain arising from dental procedures. Local anesthetic agent is divided into two groups, namely esters and amides. This study provides information on the availability of local anesthetic agent in Manado. The purpose of this study to describe the use of local anesthesia by a dentist in the city of Manado. This type of research is a descriptive study and sampling was performed with a total sampling method. Retrieval of data by means of questionnaires by a dentist who practiced in the city of Manado. The number of samples in this study were 31 dentists. The results found that 22 dentists (70.96%) using the amide groups lidocaine HCl 2% and 2 dentists (6,45%) procaine and benzocaine is an ester group. The effectiveness of the local anesthetic agent is a major reason in the selection of a local anesthetic agent that is 90.32% or 28 dentists. Keywords: local anesthetic agents. Abstrak: Bahan anestesi lokal merupakan salah satu bahan yang paling sering digunakan dalam kedokteran gigi. Bahan anestesi lokal digunakan untuk menghilangkan rasa sakit yang timbul akibat prosedur kedokteran gigi. Bahan anestesi lokal terbagi dua golongan yaitu ester dan amida. Penelitian ini memberikan informasi ketersediaan bahan anestesi lokal di Manado. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran penggunaan bahan anestesi lokal oleh dokter gigi di kota Manado. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dan pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling. Pengambilan data dengan cara pengisian kuesioner oleh dokter gigi yang berpraktik di kota Manado. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 31 dokter gigi. Hasil penelitian mendapati bahwa 22 dokter gigi (70,96%) menggunakan golongan amida yaitu lidokain HCl 2% dan 2 dokter gigi (6,45%) golongan ester yaitu prokain dan benzokain. Keefektifan bahan anestesi lokal merupakan alasan utama dalam pemilihan bahan anestesi lokal yaitu 90,32% atau 28 orang dokter gigi. Kata kunci: bahan anestesi lokal.
Blind people have limited ability to receive any knowledge through their sight. A false perception can lead to wrong actions including the act of oral health maintenance, therefore, the risk of oral diseases such as caries, is higher in blind people than in normal ones. This study was aimed to determine the relationship between the level of oral health knowledge and caries status. Respondents were selected by using total sampling technique. This was a descriptive analytical study with a cross sectional design. Data were obtained by using questionnaires and caries status examination, the DMF-T (Decay, Missing, Filling - Teeth), and were presented in frequency distribution tables. The results showed that of 31 respondents aged 18-45 years old, there were 18 (58.1%) with poor knowledge and 13 (41.9%) with good knowledge. There were also 25 respondents (80.6%) with high caries status and 6 (19.4%) with low caries status. The Chi-Square showed a significant relationship between the level of oral health knowledge and caries status (p=0,022). Conclusion: There was a significant relationship between the oral health knowledge and caries status among blind people.Keywords: oral heath knowledge, caries status, blind people Abstrak: Penyandang tunanetra memiliki keterbatasan dalam penglihatan yang memengaruhi kemampuan untuk memperoleh pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut. Persepsi yang salah dapat menghasilkan tindakan yang keliru dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sehingga resiko penyakit mulut antara lain karies diprediksikan lebih tinggi pada tunanetra. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan status karies penyandang tunanetra. Jenis penelitian ialah deskriptif analitik dengan desain potong lintang. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan pemeriksaan status karies menggunakan DMF-T (Decayed, Missing, Filled - Teeth) dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Responden penelitian diperoleh menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian mendapatkan 31 responden pada kelompok usia 18-45 tahun. Sejumlah 18 responden (58,1%) dengan tingkat pengetahuan kurang dan 13 responden (41,9%) dengan tingkat pengetahuan baik. Terdapat 25 responden (80,6%) dengan status karies tinggi dan 6 responden (19,4%) dengan status karies rendah. Hasil uji Chi Square mendapatkan hubungan bermakna antara pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan status karies (p = 0,022). Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan status karies pada penyandang tunanetra. Kata kunci: pengetahuan kesehatan gigi dan mulut, status karies, tunanetra.
The most common tooth and mouth health problems in autisic children are dental caries, periodontal diseases, oral cavity disorders, tooth eruption disorder, and trauma. This study aimed to obtain the tooth and mouth hygienic status of autistic children in Manado. This was a descriptive observational study with a cross sectional design. Population was all autistic students registered in AGCA Manado dan Sekolah Khusus Anak Autis Permata Hati. There were 94 students aged 6-21 years. Samples were 51 students obtained by using total sampling and fulfilled the inclusion criteria. The results showed that the tooth and mouth hygienic status of autistic children was mostly categorized as moderate and poor, each of 39.21%. Based on gender, poor category of OHI-S status was the most frequent in males (42.5%) meanwhile in females good and moderate categories, each of 36.36%. Based on age, the moderate category of OHI-S status was in age group 6-10 years (42.31%), meanwhile poor category was found in age group 11-15 years (47.62%) and 16-21 years (75%). The average OHI-S index of autistic children in Manado was 2,77, categorized as moderate. Conclusion: In general, OHI-S status of autistic children in Manado was in moderate category, with an average OHI-S index of 2,77.Keywords: OHI-S, autistic childrenAbstrak: Masalah-masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling sering dijumpai pada anak autis yaitu karies gigi, penyakit periodontal, kerusakan lingkungan rongga mulut, kelainan erupsi gigi, dan trauma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status kebersihan gigi dan mulut anak autis di kota Manado. Jenis penelitian yaitu deskriptif observasional dengan pendekatan potong lintang.. Populasi penelitian yaitu seluruh anak autis yang terdaftar sebagai siswa sekolah AGCA Manado dan Sekolah Khusus Anak Autis Permata Hati berjumlah 94 anak berusia 6-21 tahun. Sampel sejumlah 51 anak dilakukan dengan teknik total sampling dan memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status kebersihan gigi dan mulut pada anak autis di kota Manado tertinggi yaitu berada pada kategori sedang dan buruk masing-masing 39,21%. Berdasarkan jenis kelamin, status OHI-S terbanyak pada laki-laki yaitu kategori buruk 42,5%, sedangkan pada perempuan yaitu kategori baik dan sedang masing-masing 36,36%. Berdasarkan kelompok umur, status OHI-S terbanyak pada kelompok umur 6-10 tahun yaitu sedang (42,31%), pada kelompok umur 11-15 (47,62%) dan 16-21 tahun yaitu buruk (75%). Rata-rata indeks OHI-S pada anak autis di kota Manado yaitu 2,77 dengan kategori sedang. Simpulan: Umumnya status OHI-S anak autis di Kota Manado berada pada kategori sedang dengan indeks OHI-S rata-rata yaitu 2,77.Kata kunci: OHI-S, anak autis
Tooth extraction is a common procedure in dentistry and can produce an injury. The main cells involved in wound healing are the fibroblasts. Snails are animals that were encountered in Indonesia. Snail slime contains beta agglutinins (antibodies) in the plasma (serum), protein achasin, glikokonjugat and acharan sulphate plays a role in wound healing process by helping the blood clotting process and proliferation of fibroblasts. The purpose of this study was to examine the effectiveness of snail slime on the number of fibroblasts in the wound after tooth extraction Wistar rats. This study is a laboratory experimental design with posttest only control group design using 10 rats Wistar male were divided into 2 groups: the treatment group were extracted incisor left underneath and given the snail slime, and the control group were not given the snail slime after extraction of teeth bottom left incisor. Number of fibroblast cells was observed at day 5 after tooth extraction. Snails were taken from plantations in the area Kalasey. This research was conducted in the Laboratory of Pathology of the Faculty of Medicine, University of Sam Ratulangi. The results showed the average number of fibroblasts in the control group less, with a value of 34.4 compared with the group treated with the value of 70.2. Data from each group were analyzed using normality test, homogeneity and continued Independent t-test. Conclusion: Snail slime was effective to increase the number of fibroblasts after tooth extraction of Wistar rats.Keywords: snail slime (achatina fulica), fibroblasts, tooth extraction, male wistar rats.Abstrak: Pencabutan gigi merupakan prosedur umum dalam kedokteran gigi dan dapat menghasilkan suatu perlukaan. Sel utama yang terlibat dalam proses penyembuhan luka ialah fibroblas. Bekicot merupakan hewan yang banyak ditemui di Indonesia. Lendir Bekicot mengandung zat beta aglutinin (antibodi) di dalam plasma (serum), protein achasin, glikokonjugat dan acharan sulfat yang berperan dalam proses penyembuhan luka dengan membantu proses pembekuan darah dan proliferasi sel fibroblas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas lendir bekicot terhadap jumlah sel fibroblas pada luka pasca pencabutan gigi tikus wistar. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan desain post test only control group design dengan menggunakan 10 ekor tikus wistar jantan yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan yang diekstrasi gigi insisivus kiri bawahnya dan diberikan lendir bekicot, dan kelompok kontrol yang tidak diberikan lendir bekicot setelah ekstrasi gigi insisivus kiri bawahnya. Jumlah sel fibroblas diamati pada hari ke-5 setelah pencabutan gigi. Bekicot diambil dari perkebunan di daerah Kalasey. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Hasil penelitian menunjukkan jumlah rata-rata sel 515Oroh, Pangemanan, Mintjelungan: Aktivitas lendir bekicot...fibroblas pada kelompok kontrol lebih sedikit, dengan nilai 34,4 dibandingkan dengan kelompok perlakuan dengan nilai 70,2. Data dari masing-masing kelompok dianalisa menggunakan uji normalitas, uji homogenitas dan dilanjutkan Independent t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lendir bekicot memiliki efektifitas terhadap peningkatan jumlah sel fibroblas pasca pencabutan gigi tikus wistar.Kata kunci: lendir bekicot (achatina fulica), fibroblas, pencabutan gigi, tikus wistar jantan
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.