<p>Perikanan tangkap berbasis budidaya adalah upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan produktivitas alami perairan melalui konversi sumberdaya makanan alami menjadi biomassa ikan tanpa merusak lingkungan. Upaya tersebut adalah upaya yang sangat ekonomis dan ramah lingkungan. Dalam kasus ini, produktivitas makanan alami yang tersedia di perairan waduk dimanfaatkan oleh ikan bandeng (<em>Chanos chanos</em>) menjadi biomasa ikan sehingga meningkatkan hasil tangkapan nelayan di perairan waduk Sempor, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Untuk mengoptimalkan produktivitas perairan waduk Sempor dalam memproduksi ikan secara berkelanjutan diperlukan strategi pengembangan yang meliputi: penebaran ikan bandeng secara berkala sesuai target ikan yang dipanen; penggalangan dana penebaran dari retribusi hasil tangkapan bandeng; penggunaan alat tangkap gill-net dan jala dengan ukuran mata jaring sesuai ukuran ikan bandeng target; pembinaan kelompok nelayan (kelompok pengawas, kelompok pengolah dan pemasaran); pengembangan pengelolaan perikanan secara partisipatif dan terpadu. Perikanan tangkap berbasis budidaya ikan bandeng adalah salah satu opsi peningkatan produksi ikan yang direkomendasikan untuk diterapkan di perairan waduk lain yang memiliki karakteristik limnologi yang sama dengan waduk Sempor.</p>
<p>Sistem Danau Malili yang terdiri dari Danau Matano, Towuti, Mahalona, Wawantoa, dan Masapi merupakan satu kesatuan sistem danau yang mempunyai keanekaragaman ikan yang cukup tinggi dan endemik. Danau Malili memiliki nilai strategis tersendiri karena keanekaragaman hayati yang tidak ditemukan di daerah lain. Keberadaan sumberdaya ikan tersebut semakin terancam akibat aktifitas manusia diantaranya i) pencemaran, ii) introduksi ikan, dan iii) budidaya ikan dalam happa yang tidak terkontrol. Untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan di komplek Danau Malili diperlukan upaya pengelolaan yang lestari. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk merumuskan langkah pengelolaan sumberdaya perikanan di komplek Danau Malili secara berkelanjutan. Hasil studi menunjukkan sebanyak 59 jenis ikan ditemukan di komplek Danau Malili, 38 jenis ikan diantaranya adalah jenis endemik dan 18 jenis ikan dikategorikan sebagai jenis ikan langka berdasarkan IUCN 2001. Disamping itu, di komplek Danau Malili telah diintrodusikan tidak kurang dari 16 spesies ikan. Upaya untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan asli tersebut antara lain: i) pengendalian populasi ikan asing invasif, ii) penetapan suaka perikanan, iii) domestikasi, iv) <em>re-stocking</em>, v) pengendalian usaha budidaya ikan dalam happa.</p><p>The Malili lake system consists of five interconnected lakes: Matano, Towuti, Mahalona, Wawantoa and Masapi. It’s unique habitat plays an important role of various native and endemic fishes. Currently, endemic fish in Malili lake system are increasingly threatened by human activities<br />including i) contamination, ii) invasif fish species or fish introduction, and iii) uncontrolling cage culture. The aim of this paper is to formulate fisheries management effort in Malili Lake system to realize sustainability. Previous studies recorded as many as 59 species were found, consists of 38 endemic, 18 species categorized as endangered and 16 known as introduced species. Management effort should be addressed to preserve sustainable fish resources include: i) controlling invasive alien species, ii) establishing reserve area, iii) domestication, iv) re-stocking, v) controlling of cage culture.</p>
<p>Danau Toba merupakan danau terluas (112.400 ha) dan termasuk salah satu danau kritis da15 danau di Indonesia serta merupakan danau warisan dunia yang perlu dilestarikan. Perairadanau ini dimanfaatkan oleh berbagai sektor pemanfaat yaitu sumber bahan baku air minumpariwisata, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), perikanan, dan transportasi (perhubungan). Dsektor perikanan, Danau Toba dimanfaatkan untuk kegiatan perikanan tangkap dan perikanabudidaya. Kegiatan perikanan tangkap yang berkembang adalah perikanan bilih (Mystacoleucupadangensis) dan kegiatan perikanan budidaya dalam keramba jaring apung ikan nila merah danila hitam (<em>Oreochromis niloticus</em>) serta ikan mas (<em>Cyprinus carpio</em>) berkembang sejak tahu1988. Pengembangan perikanan berkelanjutan di suatu badan air adalah salah satu tujuan utamyang harus di l akukan dan merupakan bagian yang ti dak terpisahkan dari pembangunaberkelanjutan di antara sektor pemanfaat lainnya. Untuk keperluan tersebut, zonasi perairan danaadalah prasyarat mutlak yang harus dilakukan untuk menjamin keberlanjutan pemanfaataekosistem perairan Danau Toba. Zonasi Danau Toba untuk pengembangan perikanan yang dibahadalam makalah ini merupakan salah satu rancangan zonasi yang tidak dapat dipisahkan dari tatruang ekosistem danau untuk pengembangan berkelanjutan bagi seluruh sektor pemanfaat.</p><p> <br />Lake Toba, a largest lake with a total surface waters area of 112,400 ha was classified as one of critical lakes among 15 lakes in Indonesia and also as one of the heritage lakes in the world which should be sustained. The lake ecosystem was utilized by multi sectors i.e., source of drinking waters, tourism, electric power generation, transportation, and fisheries. In fisheries sector, the lake was utilized for capture fisheries and floating cage fish culture development. Capture fisheries of the small fish (bilih), Mystacoleucus padangensis was being developed since 2005 and floating net cage culture of red tilapia and Nile tilapia (<em>Oreochromis niloticus</em>) and common carp (<em>Cyprinus carpio</em>) was implemented since 1998 as the main activities developed in the lake. Sustainable development of fisheries is a main objective while a sustainable integrated development among others sector is a whole lake ecosystem objective. Therefore, zoning of the Toba Lake ecosystem for fisheries development which was presented and discussed in this paper was an integral part of whole zoning of the lake ecosystem.</p>
Perairan umum daratan Indonesia mempunyai luas 13,85 juta ha yang terdiri atas 12,0 juta ha sungai dan paparan banjiran (flood plains), 1,8 juta ha danau alam (natural lakes) dan 0,05 juta ha danau buatan (man made lakes) atau waduk (reservoirs). Potensi perikanan tangkap di perairan umum daratan ditaksir mencapai 3.034.934 ton per tahun. Perairan umum daratan berperan penting sebagai sumber protein dan ketahanan pangan, sumber ekonomi masyarakat, sumber lapangan kerja, sumber plasma nutfah dan genetik, sumber devisa dan pendapatan asli daerah, serta obyek wisata alam (ecoturism). Perairan umum daratan yang terabaikan akan berdampak terhadap penurunan potensi luasnya, keanekaragaman jenis ikan, produksi ikan, kesempatan dan peluang kerja (peningkatan pengangguran), pendapatan asli daerah, dan fungsi estetika. Pengelolaan perairan umum dengan benar akan berpengaruh terhadap peningkatan produksi minimal 20% dan fungsi ekologis, sehingga perikanan perairan umum daratan dapat dijadikan tumpuan pembangunan perekonomian masyarakat, khususnya nelayan. Berbagai upaya yang dilakukan untuk membangun perikanan perairan umum daratan antara lain mempromosikan akan penting dan peranan sub sektor perikanan, memberikan perhatian terhadap riset di bidang sumber daya perikanan, melakukan valuasi sumber daya, melaksanakan monitoring dan evaluasi (termasuk perbaikan statistik perikanan), mengembangkan ko manajemen dan kapasitas sumber daya manusia.Inland waters of Indonesia has a total area of 13.85 million ha composing of 12.0 million ha rivers and flood plains, 1.8 million ha natural lakes and 0.05 million ha man made lakes/ reservoirs. Total of fish potential yields of the inland waters was estimated to be 3,034,934 ton per yr. The inland waters plays an important role as source of protein and food security, source of economic and supporting livelihood of the peoples, source of employment, sources of genetics and germ plasm, contributing to foreign exchange and local government earning, and eco-tourism. The neglecting inland waters has affected on the decreasing potential area, fish potential yields, fish species diversity, employment opportunity, and local government earning and the ecological function. Management of the resources could impact on the increasing fish yields at least 20% and its ecological function, so that the inland waters fisheries can be used as a based of economic development of the peoples especially for the fishers. Some efforts which should be done in development of the inland waters fisheries are promotion of the role and importance of fisheries between other sectors, prioritizing research on fisheries resources, valuation of inland waters fisheries, monitoring and evaluation (including fisheries statistics), development of fisheries co-management and capacity building of the human resources.
<p>Masuknya jenis ikan asing berpotensi merubah keseimbangan pada perairan umum daratan, dan di Indonesia gejala ini sudah mulai terlihat. Makalah ini bertujuan untuk membahas lebih lanjut tentang perkembangan introduksi ikan asing, strategi pelaksanaan intoduksi dan berbagai dampaknya terhadap komunitas ikan asli perairan di Indonesia. Penelitian dilakukan melalui penelusuran dan studi pustaka tentang: sejarah kegiatan introduksi ikan yang dilakukan ke Indonesia, jenis-ikan introduksi ikan di Indonesia dan kegiatan introduksi ikan yang telah dan dilakukan di Indonesia beserta dampaknya. Verifikasi lapangan dilakukan pada tahun 2011 di beberapa danau dan waduk antara lain Danau Sentani, Danau Kerinci, Danau Matano dan Waduk Riam Kanan. Data yang terkumpul ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa introduksi ikan asing dilakukan di Indonesia sebelum tahun 1900. Introduksi ikan yang telah dilakukan selama ini, lebih banyak dilakukan tanpa melalui kajian ilmiah yang mendalam dan telah terbukti mengakibatkan hilang atau berkurangnya populasi ikan asli atau endemik serta menjadi agen pembawa penyakit.</p><p>The entry of alien fish species could potentially change the balance of the inland waters and in Indonesia this symptoms was shown. The paper aims are to discuss more about the development introduction of alien fish species, the introduction implementation strategy and its impact to indigenous fish species communities in Indonesian inland waters. The study was conducted through a literature research about: the history of fish introductions activities which carried out in Indonesia, the species of fish introduction in Indonesia and the activities of introduction fish that have been conducted in Indonesia and its impact. Field verification was conducted in 2011 at several lakes and reservoir such us: Sentani Lake, Kerinci Lake, Matano Lake and Riam Kanan Reservoir. The collected data were tabulated and analyzed descriptively. The results showed that alien fish introductions were conducted in Indonesia before 1900. Introductions of fish those have been conducted so far is mostly done without in-depth scientific study and it has been shown affected in lost or reduced populations of indigenous or endemic species of fish as well as being an agent of disease carrier.</p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.