As one historical settlement in Yogyakarta, Kampung Kauman had experienced a complex transformation under various political influences and cultural syncretism events. The direct impacts resulted from Javanese cosmic order concept towards Yogyakarta city plan, the bureaucracy relationship with the monarchy of Yogyakarta, the moral obligations to maintaining the Islamic values into daily rituals and the urban challenges due to global changes, have forged Kampung Kauman to become a hybrid urban structure. The research empirically reveals the main factors determining Kampung Kauman’s transformation through time by primarily constructing a grand theory related to urban form and urban identity concept. The research findings would expectedly provide a deep understanding towards Kampung Kauman Yogyakarta by studying its physical changes and the socio-cultural phenomena which forced those changes.Keywords: transformation, cultural syncretism, urban structure, identityAbstrak: Sebagai sebuah permukiman bersejarah di Yogyakarta, Kampung Kauman telah mengalami proses transformasi yang kompleks akibat dari pengaruh berbagai kebijakan politik serta rangkaian peristiwa sinkretisme budaya. Dampak implementasi konsep kosmologi Jawa terhadap rencana tata ruang Yogyakarta, hubungan birokrasi dengan kraton, kewajiban dalam mempertahankan ajaran Islam dalam ritual sehari-hari serta tantangan kawasan dalam menghadapi pengaruh globalisasi, telah melahirkan bentuk struktur ruang Kampung Kauman yang berpola hibrida. Secara empirikal, penelitian berusaha mengungkapkan berbagai faktor dominan yang mempengaruhi proses perubahan bentuk ruang kampung dari masa ke masa dengan terlebih dahulu membangun landasan teoritis yang terkait dengan pola bentuk dan konsep identitas kawasan. Hasil penelitian diharapkan mampu menyediakan pemahaman yang mendalam mengenai Kampung Kauman Yogyakarta dengan mengkaji perubahan fisik ruang kampung serta berbagai fenomena sosial budaya yang mendorong setiap perubahan tersebut.Kata kunci: transformasi, sinkretisme budaya, struktur ruang kawasan, identitas
Sejumlah kasus manajemen bencana di Asia Tenggara membuktikan bahwa kearifan lokal berperan besar dalam meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak bencana. Pendekatan mitigasi bencana yang mengintegrasikan antara kearifan lokal dengan pengetahuan modern saat ini semakin aktif dilakukan sehingga partisipasi lokal merupakan syarat mutlak agar pendekatan ini dapat dilakukan.Secara arsitektural, sistem tata ruang merefleksikan nilai-nilai budaya lokal, termasuk di dalamnya pengetahuan masa lampau akan dampak bencana. Masyarakat Desa Kepuharjo, salah satu komunitas Merapi yang bermukim di zona rawan bencana, dikenal memiliki kearifan lokal yang berhubungan erat dengan pengetahuan mitigasi bencana dan kemudian diekspresikan melalui tradisi budaya, ritual keagamaan dan sistem tata ruangnya. Penelitian bertujuan untuk menegaskan peran kearifan lokal sebagai elemen penting dalam upaya meningkatkan ketahanan masyarakat Kepuharjo terhadap dampak erupsi dan mengungkap penerapan nilai-nilai tersebut ke dalam tata ruang setempat. Penelitian menggunakan metode interpretasi-etnografis yang mendasarkan interpretasi menurut pengetahuan lokal dan wawasan teoritis peneliti akan mitigasi bencana dan tata ruang. Keywords: kearifan lokal, mitigasi bencana, tata ruang, interpretasi-etnografis.Abstract: Some successful disaster management especially in East Asia have demonstrated how the local wisdom could contribute to increasing the resilience of its communities toward disaster impacts. A new approach integrating local wisdom with modern science is now continuously developed and, for this reason, a bottom up approach in which community's aspirations accommodated must be well-considered. In design context, spatial ordering system could symbolize local values in which inherited knowledge towards disaster mitigation is embed. In terms of Merapi's disaster prone-areas, the communities of Kepuharjo Village have inherited knowledge to coping with volcanic impacts that mostly expressed through their traditions and rites. The research aims to emphasize local wisdom as an essential element that contributes to increasing the community's resilience towards volcanic impacts. By investigating the types of local wisdom still existed and understood by the local citizens, and revealing the implementation of those values into the local's urban structure. The research employs interpretive, and ethnography approaches in which interpretations based on local community's experience and researcher's knowledge towards the research focus established.
Pandangan hidup merupakan seperangkat nilai yang mempengaruhi seluruh sistem kehidupan penganutnya. Dalam konteks masyarakat Jawa, salah satu konsep keyakinan yang merefleksikan pandangan hidup setempat adalah perlunya memelihara relasi yang harmonis antara pribadinya sebagai manusia dengan dirinya sendiri, masyarakat, alam maupun dengan Tuhan. Nilai-nilai keyakinan tersebut diekspresikan secara simbolis melalui desain ruang tinggal pada setiap skala ruang arsitektur. Sebagai permukiman Islam historis, Kampung Kauman menghadapi sejumlah tantangan khususnya dalam upaya memelihara keberlangsungan budayanya. Berkaitan dengan Kampung Kauman Yogyakarta, sejarah perkembangannya tidak terlepas dari pengaruh Sultan sedangkan perkembangan Kampung Kauman Semarang lebih ditentukan oleh besarnya pengaruh dari aktivitas perdagangan di sekitar kampung. Penelitian bertujuan untuk mendukung pelestarian terhadap karakteristik kampung Kauman sebagai satu entitas pribadi bernilai historis. Sasaran penelitian adalah mengungkap bagaimana pandangan Jawa dimanifestasikan ke dalam struktur ruang kampung termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan karakteristik antara kedua wilayah objek studi. Dalam rangka mencapai tujuan penelitian, digunakan pendekatan fenomenologi dengan metode analisis sinkronik sehingga makna simbolis masing-masing ruang Kampung Kauman sebagai artifak budaya, dapat diungkap secara detail dan objektif.Kata kunci: pandangan hidup, konsep relasi, struktur ruang, makna simbolis Pendahuluan Pandangan hidup atau sistem keyakinan merupakan seperangkat nilai yang mempengaruhi seluruh sistem kehidupan penganutnya yang antara lain mencakup pola pikir dan perilaku, kekerabatan dan etika sosial termasuk ragam ekspresi dalam estetika. Pandangan hidup pada hakikatnya ditujukan untuk menjawab berbagai persoalan yang berkaitan dengan hidup, maupun yang berkaitan dengan kebenaran, kebajikan dan Tuhan (Ronald, 1988;39). Tidak hanya mencakup pola pikir, pandangan hidup menjangkau pula masalah kehendak, hati dan iman (Poedjawinata dikutip oleh Ronald, 1988:39-40).Pandangan hidup dalam kesusasteraan Jawa disebut kejawen yang dalam perkembangannya telah bercampur dengan wejangan atau petuah yang diyakini bersumber dari ilmu kebatinan. Pandangan hidup masyarakat Jawa berpusat pada konsep relasi yang terjalin antara dirinya sebagai sebuah pribadi dengan orang lain, alam maupun dengan Tuhan. Hal tersebut direfleksikan ke dalam budaya bermukim Jawa, baik pada skala mikro, mezzo maupun makro. Sejak periode Hindu Buddha, berbagai konsep keyakinan telah
Tinggal dalam kerentanan merupakan salah satu dampak dari hidup bersama bencana bagi warga Desa Glagaharjo di Kawasan Bencana Erupsi Merapi. Meskipun demikian, warga secara persisten menolak program relokasi yang ditetapkan oleh pemerintah kabupaten. Warga Glagaharjo membangun mekanisme menghadapi risiko erupsi dengan memperkuat hubungan sosial-kultural dan membangun kewaspadaan terhadap bencana. Dengan kata lain, merancang lingkungan hunian yang sesuai bagi warga yang terdampak bencana dapat tercapai apabila karakteristik budaya dan kebutuhan warga menjadi pertimbangan utama dalam perencanaan. Sikap penolakan warga terhadap program relokasi disebabkan oleh faktor spesifik yang mendasari adanya ikatan emosional yang kuat warga terhadap Glagaharjo terhadap tempat tinggalnya. Penelitian bertujuan untuk memahami karakteristik dan kebutuhan warga Glagaharjo menuju pada pembangunan ruang huni yang ideal setelah erupsi tahun 2010. Metode analitik penelitian dikombinasikan dengan pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif serta menerapkan Teknik pengukuran sikap Likert guna mengungkap persepsi, sikap, dan opini warga terhadap lingkungan huninya.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.