AbstrakRumah tradisional Suku Batin merupakan rumah panggung berdenah persegi empat yang telah berumur sekitar tiga ratus tahun di Kampung Baruh, Jambi. Rumah tersebut mempunyai komponen dan pembagian ruang yang masing-masing mempunyai arti tertentu. Tulisan ini bertujuan mengetahui arti perbedaan pengerjaan bentuk tiang rumah tradisional Suku Batin. Metode pengumpulan data permukiman kuna dengan bagian tiang sebagai kajiannya dilakukan dengan survei. Tiang sebagai salah satu komponen penting rumah tradisional Batin berdiri di atas tapakan umpak kayu atau batu. Tiang tersebut berbentuk segi (6, 8, 12, 16, 18). Tiang rumah berbentuk segi lebih banyak menunjukkan besaran diameter dan kekuatannya, juga menunjukkan pemiliknya mempunyai status sosial lebih tinggi dibanding dengan pemilik tiang rumah berbentuk persegi lebih sedikit.
ABSTRAK Pengaruh lingkungan dan interaksi sosial antara satu kelompok dengan kelompok yang lain menghasilkan aturan yang terwujud dalam sebuah tatanan nilai-nilai aturan budaya, tertuang dalam wujud fisik yang tentunya selalu menyesuaikan terhadap lingkungan sekitarnya. Aturan nilai budaya dalam wujud fisik menghasilkan kebiasaan atau tradisi, dalam wujud kearifan berarsitektur terhadap bagian-bagian elemen konstruksinya dalam pemanfaatan teknologi berupa peralatan, sistem sambungan dan material konstruksi setempat. Kearifan lokal ini tentunya memiliki nilai tradisi dan aturan yang selalu menjaga keseimbangan antara alam tempat hunian. Kampung adat Namata merupakan sebuah perkampungan adat tertua di Pulau Sabu yang kaya akan nilai budaya, sejarah, keragaman suku dan arsitektur rumah tradisionalnya. Arsitektur rumah tradisional Sabu (Ammu Hawu) merupakan salah satu cerminan lokalitas yang memiliki tatanan aturan nilai budaya setempat dan memiliki nilai keseimbangan antara lingkungan dan tempat tinggalnya. Lokalitas arsitekturnya terlihat dari struktur konstruksi yang ada pada setiap bagian-bagian elemen konstruksi Ammu Rahi Hawu. Objek rumah ini yang dijadikan sebagai objek untuk diteliti terhadap bagian-bagian elemen struktur konstruksinya terkait unsur-unsur nilai budaya setempat. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasikan dan menganalisis lokalitas terhadap bagian-bagian elemen struktur konstruksi. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnografi, dengan kriteria pemilihan sampel penelitiannya, yakni terhadap bangunan yang merupakan bagian yang dikategorikan sebagai rumah adat serta karakteristik struktur konstruksi sesuai fungsi bangunan.
Kebudayaan merupakan usaha manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, termasuk dalam hal mendirikan bangunan atau situs keagamaan. Dalam mendirikan bangunan dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya karena faktor ekologi, ekonomi, politis maupun religi. Penempatan situs di daerah Palembang dapat didekati dari pendekatan ekologi. Berdasarkan data yang ada, situs-situs arkeologi di Palembang semuanya terletak di sebelah kanan Sungai Musi. Ternyata berdasarkan ketinggian tempat, bag ian kanan sungai lebih tinggi dibandingkan dengan bagian kiri.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.