Latar Belakang: Puskesmas menyediakan layanan kesehatan bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Berdasarkan data dari dinas kesehatan kabupaten Ogan Ilir tahun 2017, kunjungan pasien rawat jalan terendah terjadi di Puskesmas Payakabung sebesar 650 pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan pada peserta JKN di wilayah kerja Puskesmas Payakabung.Metode: Jenis penelitian ini adalah cross sectional menggunakan teknik pengambilan sampel simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 112 orang.Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya sebesar 43,8% responden yang memanfaatkan layanan kesehatan. Paling banyak responden menunjukkan karakteristik sebagai berikut: usia≤46 tahun (60,7%), perempuan (59,8%), pendidikan rendah (76,8%), bekerja (66,1%), memiliki persepsi yang baik mengenai sikap petugas (61,6%), memiliki persepsi yang baik mengenai JKN (55,4%), jarak antara rumah dan puskesmas dekat (67,9%) and memiliki persepsi positif mengenai sakit (58,9%). Ada hubungan signifikan antara variable usia (p-value < 0,0001), jenis kelamin (p-value = 0,016), persepsi mengenai JKN (p-value = 0,039), aksesibilitas layanan (p-value < 0,0001) dengan pemanfaatan layanan kesehatan bagi peserta JKN di wilayah kerja Puskesmas Payakabung.Kesimpulan: Berdasarkan uji statistik, terdapat empat variabel yang berhubungan secara signifikan dengan pemanfaatan layanan kesehatan (usia, jenis kelamin, persepsi mengenai JKN, aksesibilitas layanan).Disarankan agar pemahaman mengenai program JKN bagi masyarakat sangat diperlukan untuk efektifitas layanan kesehatan di puskesmas.
Latar Belakang: Puskesmas menyediakan layanan kesehatan bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Berdasarkan data dari dinas kesehatan kabupaten Ogan Ilir tahun 2017, kunjungan pasien rawat jalan terendah terjadi di Puskesmas Payakabung sebesar 650 pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan pada peserta JKN di wilayah kerja Puskesmas Payakabung.Metode: Jenis penelitian ini adalah cross sectional menggunakan teknik pengambilan sampel simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 112 orang.Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya sebesar 43,8% responden yang memanfaatkan layanan kesehatan. Paling banyak responden menunjukkan karakteristik sebagai berikut: usia≤46 tahun (60,7%), perempuan (59,8%), pendidikan rendah (76,8%), bekerja (66,1%), memiliki persepsi yang baik mengenai sikap petugas (61,6%), memiliki persepsi yang baik mengenai JKN (55,4%), jarak antara rumah dan puskesmas dekat (67,9%) and memiliki persepsi positif mengenai sakit (58,9%). Ada hubungan signifikan antara variable usia (p-value < 0,0001), jenis kelamin (p-value = 0,016), persepsi mengenai JKN (p-value = 0,039), aksesibilitas layanan (p-value < 0,0001) dengan pemanfaatan layanan kesehatan bagi peserta JKN di wilayah kerja Puskesmas Payakabung.Kesimpulan: Berdasarkan uji statistik, terdapat empat variabel yang berhubungan secara signifikan dengan pemanfaatan layanan kesehatan (usia, jenis kelamin, persepsi mengenai JKN, aksesibilitas layanan).Disarankan agar pemahaman mengenai program JKN bagi masyarakat sangat diperlukan untuk efektifitas layanan kesehatan di puskesmas.
Indonesia's current hospital bed to population ratio of 6.3/10,000 compares unfavourably with a global average of 30/10,000. Despite low hospital bed-to-population ratio and a significant "double burden" of disease, bed occupancy rates range between 55% -60% in both government and private hospitals in Indonesia, compared with over 80% hospital bed occupancy rates for the South-East Asian region. Annual inpatient admission in Indonesia is, at 140/10,000 population, the lowest in the South East Asian region. Despite currently low utilisation rates, Indonesia's Human Resources for Health Development Plan 2011-2025 has among its objectives the expansion of hospital bed numbers to 10/10,000 population by 2014. The authors examined the reasons for the paradox and analysed the following contributory factors; health system's shortcomings; epidemiological transition; medical tourism; high out-of-pocket payments; patronage of traditional medical practitioners, and increasing use of outpatient care. Suggestions for addressing the paradox are proposed.
Kunjungan pasien Jaminan Sosial Kesehatan (Jamsoskes) di puskesmas pembina selama tahun 2009 adalah 24.014 orang. Kunjungan per catur wulan memperlihatkan trend yang menurun. Jumlah pengunjung puskesmas pembina pada periode bulan Januari – April 2009 adalah 9.295 orang, pada Mei – Agustus 2009 adalah 8.162 orang, dan September – Desember 2009 adalah 6.557 orang. Hal ini dapat disebabkan oleh minat masyarakat yang rendah untuk menggunakan Jamsoskes. Oleh sebab itu, perlu dilakukan kajian kualitas pelayanan Jamsoskes menurut perspektif pasien. Penelitian dengan desain cross sectional ini menggunakan data primer yang dilakukan dengan metode wawancara terstruktur atau survei. Sampel terdiri dari 100 pasien Jamsoskes yang mendapat pelayanan di puskesmas pembina dengan metode analisis kesesuaian kinerja (importance-performance analysis/IPA). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata tingkat kesesuaian antara kinerja dan harapan pasien pada pelayanan Jamsoskes di puskesmas pembina adalah 83,44%. Terdapat dua atribut pada dimensi kualitas pelayanan yang masih perlu ditingkatkan meliputi pemberian perhatian oleh dokter terhadap keluhan-keluhan pasien tentang penyakit serta kenyamanan dan kerapian ruang pengobatan di poli umum. Peran dokter sebagai fasilitator kesembuhan pasien perlu ditingkatkan melalui sikap empati atas berbagai keluhan penyakit pasien serta mempertimbangkan penataan ulang ruangan pelayanan untuk kenyamanan pasien.Kata kunci: Analisis kesesuaian kinerja, jamsoskes, kualitas, puskesmasAbstract The sum of social health assurance (Jamsoskes) patients in puskesmas pembina during 2009 was 24.014 people. There was a decrease in per quarter visits. The sum of patients visit in January to April 2009 was 9.295 people, May to August 2009 was 8.162 people, and September to December 2009 was 6.557 people. This can be caused by the low interest of community to utilize Jamsoskes service. Thus, it should be reviewed 105 about the quality of Jamsoskes service according to the patients’ perspective. This research was quantitative survey. The sample was 100 patients of Jamsoskes at puskesmas pembina. Data were collected through interviews using a questionnaire and analyzed by the importance-performance analysis. The average of balance level between service performance and expectation of patients was 83,44%. There were two attributes in the dimensions of service quality that need to be increased: the phycisian attention to the patients complaints about their diseases and convenience and neatness of the treatment room at the general polyclinic. The role of physician as a facilitator of healing to the patient needs to be improved through the attitude of empathy on patient complaints. Keywords: : Importance performance analysis, social health assurance, quality, primary health center
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.