Regional economic development is a process of local government and the entire community to manage the various resources available. One measure of the success of economic development is viewed from the economic growth. The economic growth of an area can be seen from the value of GDP of the area. The imbalance in the contribution of each sector to the GDP value of Maluku province indicates the persistence of disparities in economic sectors Maluku province. The gap is meant income gap, employment gap in each sector that will always be a problem if left continuously. This study aims to analyze which sectors that have relevance to the forward and backward linkages that can be known which sector became the leading sectors, potential and backward in Maluku province. Then with the input output analysis can know which sectors have the most impact on output, income and employment opportunities for other sectors and to identify changes that occur in each sector if there is a change in the economic structure in Maluku province. Of the three analyses, we can conclude which sector most positive influence on other economic sectors in the province of Maluku.

We will discuss a simple multitasking philosophy based on a close link among four (4) groups of scientific findings from the complicated forests, the shallow or deep seas, and the small islands future technologies, as well as its dramatically impacts in Maluku province economy. The results are then compared to world high multitasking technology system based on our proposed philosophy linked to biodiversity called as multitasking philosophy in diversity (MPD). The detail of simple explanations of such complicated multitasking diversity is presented. While the multitasking impacts in diversity of two to three different multidisciplinary fields are highlighted in a simple way step by step. This novel MPD has been analyzed to be able to increase the Maluku economy as large as 75%.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku petani terhadap penggunaan pestisida kimia di Kota Ambon. Jumlah sampel yang ditentukan sebesar 85 orang petani dengan menggunakan rumus Slovin. Kemudian responden tambahan untuk memperkaya informasi adalah konsumen (5 orang), pedagang sayuran (5 orang), dan Toko/Penjual Pestisida (2 Toko). Petani di Dusun Taeno dan Desa Waiheru, mempunyai pengetahuan yang cukup terhadap dampak penggunaan pestisida kimia yang tidak sesuai anjuran. Sikap petani di Dusun Taeno dan Desa Waiheru terhadap pestisida kimia menunjukkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa penggunaan pestisida kimia dapat meningkatkan produksi. Selain itu, sikap petani terhadap penggunaan dosis pestisida kimia juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden setuju dengan penggunaan dosis pestisida kimia di luar anjuran. Sementara perilaku petani di kedua lokasi penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar petani kadang-kadang menggunakan dosis pestisida kimia di luar anjuran.

Perempuan di pedesaan selain berusahatani juga berperan dalam usahatani ternak domba. Penelitian yang dilaksanakan di desa Purpura Kecamatan Kisar Utara bertujuan, mendiskripsikan partisipasi perempuan dalam usahatani ternak domba. Metode yang digunakan adalah diskriptif kualitatif sedangkan tehnik pengambilan sample yaitu snow ball. Subyek penelitian sebanyak 20 orang perempuan. Hasil penelitian menunjukan partisipasi perempuan dalam  usahatani ternak domba sangat besar. Domba memiliki nilai ekonomis serta sosial budaya dalam masyarakat.

Usaha ternak sapi potong memiliki prospek pemasaran masa depan yang menjanjikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha ternak sapi potong dan strategi pengembangannya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi lapangan. Jumlah responden yang dipilih sebanyak  68 orang (50%) dari 136 populasi peternak sapi potong.  Data primer dan sekunder dianalisis dengan  menggunakan metode diskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha ternak sapi potong layak diusahakan sebagai mata pencaharian utama petani. Pendapatan usahaternak sapi potong memiliki kontribusi terbesar dari seluruh pendapatan petani/peternak yaitu sebesar 50,02 persen. Analisis SWOT menunjukkan perlu penambahan modal untuk memperbanyak populasi ternak, pendampingan dari Dinas Pertanian untuk para petani/peternak mengembangkan usaha ternaknya dengan pola semi modern atau modern serta memanfaatkan peluang akan permintaan pasokan sapi potong yang terus meningkat.