Foundation is a part of a structure which has a function for to resist and distribute the structure load on it to the soil. The greater load of structure resisted by the foundation make the greater uplift capacity needed. In the pile foundation the bearing capacity be affected by skin friction of the pile and end-bearing resistance, therefore one of the alternative for increase bearing capacity of the pile foundation is by use belled pile or multi-belled pile. Belled pile and multi-belled pile was a modification from the bore pile. The concept of belled pile is enlarge the size of the base pile with purpose to increase end-bearing resistance of the pile. In multi-belled pile enlarge size happen more than once, the enlarge size happen in the hard layer soil so this alternative will be suitable to applied in the soil that have a thin layer hard soil in the middle. In this study will be explained about bearing capacity behavior of the bore pile, belled-pile and multi-belled pile. The bearing capacity and volume of concrete of three type of pile will be compared. So the result of this study will show how efficient the use of multi-belled pile compared by straight bore pile. Fondasi adalah sebuah bagian dari stukrtur yang berfungsi untuk menahan dan menyalurkan beban bangunan yang ada diatasnya ke tanah. Semakin besar beban bangunan yang ditahan fondasi maka semakin besar pula daya dukung yang dibutuhkan fondasi. Pada fondasi tiang daya dukung fondasi dipengaruhi oleh gesekan selimut tiang dan tahanan ujung tiang sehingga salah satu cara untuk meningkatkan daya dukung fondasi adalah dengan menggunakan belled pile atau multi-belled pile. Belled pile dan multi-belled pile merupakan hasil modifikasi dari fondasi tiang bor. Konsep dari belled-pile sendiri adalah memperbesar ukuran penampang ujung tiang sehingga diharapkan tahanan ujung dari tiang akan meningkat. Pada multi-belled pile perbesaran penampang terjadi lebih dari satu kali yaitu pada lapisan tanah keras sehingga sangat cocok untuk diaplikasikan pada lapisan tanah yang memiliki lapisan keras tipis di bagian tengah. Pada penulisan ini akan dibahas mengenai perilaku daya dukung fondasi tiang bor biasa, belled pile dan multi-belled. Daya dukung dan volume beton yang digunakan dari ketiga jenis tiang tersebut akan dibandingkan. Sehingga hasil studi ini akan menunjukan seberapa efisien pengunaan belled-pile dan multi-belled pile dibandingkan dengan fondasi tiang bor biasa.
ABSTRAKLikuifaksi dapat terjadi ketika tanah jenuh atau sebagian jenuh secara substansial kehilangan kekuatan dan kekakuan akibat adanya gempa bumi atau goncangan mendadak, disertai perubahan material yang bersifat padat (solid) menjadi seperti cairan (liquid). Pada insiden di Palu tanah secara tiba-tiba tengelam menjadi larutan air kemudian bergeser seakan-akan berjalan sendiri. Berdasarkan data yang diperoleh korban bencana likuifaksi di Palu, ada 2.256 orang yang meninggal, 1.309 orang hilang, 4.612 orang terluka (Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho). Banyak korban jiwa yang meninggal akibat peristiwa tersebut. Jumlah korban yang signifikan, menimbulkan pertanyaan apakah mungkin likuifaksi adalah hal baru di dunia teknik sipil. Ternyata sudah banyak yang melakukan penelitian mengenai likuifaksi. Apa mungkin likuifaksi tidak memiliki solusi? Karena masalah ini terus menerus terjadi terutama di Indonesia.. Skripsi ini akan menjelaskan mengenai likuifaksi dan bagaimana cara memperbaiki tanah likuifaksi dengan cara yang sederhana. Apakah masyarakat umum mengaplikasikannya? Tentu saja bisa, karena likuifaksi bukanlah sesuatu hal yang membahayakan dan dapat diatasi dengan cara yang tepat. Beberapa solusi sederhana yang bisa diaplikasikan masyarakat adalah:
Problem that often occurs in soft cohesive soils is settlement caused by consolidation process. If construction activities doing when the soils has not been consolidated, settlement can occur. To accelerate the consolidation process, soil improvement are usually do, one method of soil improvement to accelarate the consolidation process is vertical drain using prefabricated vertical drains (PVD). The soft soil layers in the field are not always continuous, sometimes found soft soil layers that have a lens layer. In this study, will discuss about the settlement and consolidation time of soft soil layers that have a lens layer which has been improved by PVD with 1 meter distance. Infrastructure that stand on a location that is installed by PVD is taxiway and loading by Airbus A380 aircraft of 18,22ton/m2. Analysis using the 1 dimensional consolidation theory of Terzaghi. For PVD installation to a depth of 50 meters, preloading settlement of 234,80 cm with a consolidation time of 2260 days for the square pattern PVD and 1918 days for triangle pattern PVD. Post loading settlement for PVD installation depth of 50 meters by 2,50 cm. AbstrakMasalah yang sering terjadi pada tanah kohesif dan lunak adalah penurunan yang disebabkan proses konsolidasi. Penurunan dapat menyebabkan keretakan pada struktur konstruksi yang berada di atasnya. Jika suatu kegiatan konstruksi dilakukan saat tanah belum terkonsolidasi, maka konstruksi tersebut dapat mengalami penurunan.. Untuk mempercepat proses konsolidasi biasanya dilakukan perbaikan tanah, salah satu metode perbaikan tanah untuk mempercepat proses konsolidasi yaitu vertical drain dengan menggunakan prefabricated vertical drains (PVD). Lapisan tanah lunak yang terdapat di lapangan tidak selalu kontinu, terkadang ditemukan lapisan tanah lunak yang terdapat lapisan lensa. Pada penelitian ini, penulis akan membahas mengenai waktu konsolidasi yang dibutuhkan oleh lapisan tanah kohesif dan lunak yang terdapat lapisan lensa yang telah diperbaiki dengan menggunakan PVD berjarak 1 meter. Infrastruktur yang berdiri di atas lokasi yang dipasang PVD berupa taxiway dengan beban berupa pesawat Airbus A380 sebesar 18,22 ton/m2. Analisis dilakukan menggunakan teori konsolidasi 1 dimensi Terzaghi. Untuk pemasangan PVD hingga kedalaman 50 meter diperoleh penurunan pra pembebanan sebesar 234,80 cm dengan waktu konsolidasi selama 2260 hari untuk pemasangan PVD pola persegi dan selama 1918 hari untuk pola segitiga . Penurunan pasca pembebanan untuk pemasangan PVD hingga kedalaman 50 meter sebesar 2,5 cm.
ABSTRAKLikuifaksi merupakan fenomena dimana kekuatan tahanan tanah berkurang karena meningkatnya tegangan air pori saat gempa bumi berlangsung. Likuifaksi dibagi menjadi dua tipe berdasarkan proses kejadiannya yaitu flow liquefaction dan cyclic mobility. Hal pertama dalam analisis potensi likuifaksi adalah pemeriksaan kerentanan likuifaksi dari karakteristik tanah. Pemeriksaan kerentanan menggunakan empat metode yaitu Chinese criteria, metode Seed et al. dan metode Bray dan Sancio. Jika tanah menunjukan rentan terhadap likuifaksi, perhitungan evaluasi dapat dilanjutkan jika tidak maka perhitungan tidak dilanjutkan. Setelah menentukan kerentanan, tanah yang rentan likuifaksi akan ditentukan tipe likuifaksi menggunakan state criteria. Penentuan tipe likuifaksi dapat dilihat dari grafik hubungan deviatoric stress (q), mean effective stress (p') dan axial strain (ε a ). Evaluasi potensi likuifaksi menggunakan metode cyclic strain approach. Metode ini menggunakan dua variabel yaitu cyclic stress ratio (CSR) dan cyclic resistance ratio (CRR) yang dapat ditentukan dari data tes lapangan untuk menentukan potensi likuifaksi setiap lapisan tanah. Tes lapangan yang digunakan adalah standard penetration test (SPT) dan cone penetration test (CPT). Penelitian ini menganalisa potensi cyclic mobility pada tanah kohesif serta faktor keamanan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tipe likuifaksi yang terjadi adalah cyclic mobility dan adanya potensi likuifaksi pada tanah kohesif.Kata kunci: cyclic mobility, flow liquefaction, tanah kohesif, cyclic stress ratio (CSR), cyclic resistance ratio (CRR) Rumusan Masalah1. Kondisi tanah kohesif yang rentan terhadap likuifaksi. 2. Respon tanah yang rentan terhadap flow liquefaction dan cyclic mobility. 3. Perbandingan hasil potensi likuifaksi pada SPT dan CPT.
Organic soil is soil with a mixture of organic materials and the remain of plants and animals. Organic soil is classified as soft soil and divided into several parts, namely organic clay, organic silt, and peat. Carrying capacity of soil is the strength of soil to hold a load acting on soil that is normally distributed through the foundation. In calculating the carrying capacity of the soil, parameters greatly affect are cohesion and angle of shear. Cohesion is the force between particles in rocks with the same molecule. Meanwhile, the angle of shear is the angle formed from normal stress and shear stress in the soil or rock material. Calculation of cohesion and angle of shear of soil can be done with direct shear and triaxial test based on American Standard in Test and Materials (ASTM). In this study, an analysis conducted to determine the best waste liquid additive material. Beside being able to increase the carrying capacity of organic soils, this study can reduce existing waste. The result of this test is all additive can be increasing the value of soil compressive strength. Oil is the best additive which effective to increasing about 300% value of compressive strength.[KS1] [IR2] [KS1]Maks. 200 kata [IR2]okTanah Organik adalah tanah yang memiliki campuran bahan-bahan organik dan sisa-sisa pelapukan tumbuhan dan hewan. Tanah organik merupakan tanah yang tergolong tanah lunak dan terbagi menjadi beberapa bagian yaitu tanah lempung organik, lanau organik, dan gambut. Daya dukung tanah adalah kekuatan tanah untuk menahan suatu beban yang bekerja pada tanah yang biasa disalurkan melalui fondasi. Dalam perhitungan daya dukung tanah, parameter yang sangat mempengaruhi adalah kohesi dan sudut geser dalam tanah. Kohesi adalah gaya tarik menarik antar partikel dalam batuan yang molekulnya sama. Sementara itu, sudut geser dalam tanah merupakan sudut yang terbentuk dari hubungan antara tegangan normal dan tegangan geser dalam material tanah atau batuan. Cara mendapatkan nilai kohesi dan sudut geser dalam tanah dapat dilakukan dengan tes direct shear dan triaxial berdasarkan standar amerika. Bahan aditif yang digunakan dalam penelitian ini digunakan bahan cairan yang merupakan bahan sisa atau sampah yang ada dalam masyarakat. Sehingga, selain meningkatkan daya dukung tanah organik penelitian ini dapat mengurangi sampah yang ada. Kesimpulan pada penelitian adalah penambahan cairan aditif dinilai mampu meningkatkan kekuatan geser tanah. Oli bekas dinilai sebagai bahan aditif terbaik yang mampu meningkatkan sebesar 300% nilai kekuatan geser tanah.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.