Sesanti ‘my church is my second home’ yang digulirkan pengelola gereja di GKI Jemursari Surabaya menjadi langkah progresif dalam hidup berjemaat di GKI Jemursari Surabaya. Konsekuensi dari itu, maka Gereja selain harus menjadi wadah yang mengakomodasi kebutuhan jemaatnya. Sekaligus juga mampu menghadirkan suasana nyaman sekaligus media kontemplasi bagi jemaat untuk merasakan dan memahami kasih penyelamatan Allah. Namun jemaat belum sepenuhnya memahami komitmen dari pengelola Gereja. Oleh karenanya dibuatlah Abdimas Giat Mural. Project itu telah dicanangkan lama namun tertunda 13 bulan akibat pandemi COVID-19. Penghayatan tentang hidup bergereja diartikulasikan kedalam visualitas di Gedung Galilea GKI Jemursari. Mural itu berpotensi sebagai retorika visual bahwa visualitas tidak bisa dipisahkan dari aktivitas bergereja di GKI Jemursari. Mural itu sebagai ‘oase’ atas kerinduan bertemu dalam aktivitas beribadah yang terganggu akibat social distancing. Mural itu menjadi wacana tentang ilustrasi naratif yang sederhana namun tidak serta merta sederhana untuk dipahami. Mural jenis demikian membutuhkan penalaran dan permenungan yang mendalam. Hasil dari Abdimas Giat Mural berupa 6 spot lukisan mural itu sangat membantu pengelola GKI dalam menciptakan suasana nyaman di ruang beribadah. Mural itu juga menjadi objek visual yang membantu warga memahami misi GKI Jemursari tentang sesantinya.
Mural digunakan sebagai objek Abdimas yang bertujuan sebagai penanda visual kualitas pelayanan dalam aktivitas bergereja di GKJW jemaat Sukun Malang. Jemaat di GKJW itu bertekad membangun kembali sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelayanan, salah satunya TK Gracia dan SD Kristen Ngaglik, yang ‘terbengkalai’ selama bertahun-tahun. Prodi Desain Komunikasi Visual UK Petra diminta untuk mewujudkan hal tersebut dengan giat bersama warga jemaat melukis mural di TK dan SD itu. Aktivitas itu dilakukan dengan melukis tembok bangunan TK dan SD seluas 25 meter, melibatkan dosen, mahasiswa dan warga gereja. Implementasi seni mural yang menggerakkan warga gereja tersebut juga menjadi aktivitas warga GKJW jemaat Sukun dalam Bulan Kesaksian dan Pelayanan Gereja selama Mei sampai Juni 2022. Perancangan menggunakan cara kualitatif yakni metode pengumpulan data melalui observasi lapangan, wawancara dengan pengelola lembaga, dan FGD dengan panitia pembangunan/master plan. Mural dilukis pada tujuh spot tembok yang terdapat di dalam dan luar sekolah. Metode analisis data menggunakan 5W1H sehingga dibuatlah solusi abdimas berupa lukisan mural. Evaluasi pada mural di TK Gracia dan SDK YBPK Ngaglik Malang itu dilakukan menggunakan cara kualitatif kepada stakeholder dengan hasil yang mengindikasikan kepuasan yang sangat baik atas elaborasi karya tiga entitas (dosen-mahasiswa-warga gereja) dan juga pada kualitas karya mural itu sendiri.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.