Kanker adalah suatu kondisi pertumbuhan sel yang tidak normal di dalam tubuh. Terapi kanker dapat dilakukan melalui pembedahan yang disertai dengan kemoterapi dan/atau radioterapi. Diantara ketiganya, kemoterapi merupakan pilihan yang terbilang lebih mudah dijalani pasien, karena diberikan dalam bentuk sediaan yang tidak memerlukan tekhnik khusus dalam pengaplikasiannya. Meskipun begitu, efektifitas pengobatan dengan kemoterapi masih tergolong rendah, sehingga upaya pembuatan atau penemuan senyawa dengan efektifitas yang tinggi masih terus dilakukan. Mayoritas obat kemoterapi merupakan senyawa kimia sintetis, dan sampai tulisan ini dibuat, hanya ada empat kelompok senyawa biokimia antikanker yang paling efektif dan telah banyak digunakan, yaitu alkaloid vinca, epipodophyllotoxins, taxane, dan derivat camptothecin. Karenanya, penelitian terkait senyawa biokimia antikanker masih harus dikembangkan. Salah satu upaya untuk mengembangkan senyawa antikanker adalah dengan melakukan penelitian terhadap tumbuhan terkait kandungan senyawa biokimianya. Penelitian terhadap tumbuhan juga mampu memberikan nilai tambah terkait pemanfaatannya, terutama jika tumbuhan tersebut telah digunakan oleh masyarakat secara luas. Salah satu tumbuhan dengan potensi aktivitas antikanker adalah leunca (Solanum nigrum L.). Leunca telah banyak diteliti terkait aktivitasnya sebagai antikanker dan menunjukan hasil yang cukup baik. Buah leunca memiliki potensi sebagai antikanker karena kandungan kelompok senyawa khas didalamnya, meliputi kelompok senyawa alkaloid steroid, glikosida steroid, dan glikoalkaloid steroid. Mekanisme kerjanya berlangsung melalui beberapa cara, yaitu sebagai antiproliperatif, menginduksi apoptosis, antineoplastik, meningkatkan radiosensitivitas terapi kanker dan antimetastasis. Penelitian terkait buah leunca yang merupakan bahan pangan khas yang dikonsumsi secara tradisional dapat menjadi faktor pendukung bagi masyarakat dalam mengonsumsi panganan tradisional, karena selain didorong oleh budaya, lingkungan, atau kebiasaan, tapi juga secara ilmiah.
Abstract. Eggplant (Solanum melongena) is commonly used as food. However, it also has potention in medication, because of the phytochemicals content in it. One of its activities potention is as an antioxidant. Its antioxidant activities needs to be proofed scientifically, to open the opportunity for the use of eggplant in the future in medication. Therefore, it is necessary to conduct research related to the mechanism of action of eggplant as an antioxidant, as well as the compounds that play role. The research was conducted through literature review from research article. The result state that eggplant has potention as an antioxidant, because of the content of phenolic, polyphenols, flavonoids (rutins, nasunins, delphinidin-3-rutinosides, anthocyanins), alkaloids, tannins, terpenoids, saponins, pectin, protocatechuic acid, chlorogenic acid, and ascorbic acid. The antioxidant mechanism is through electron donor and/or complex formation with free radicals, inhibition of Reactive Oxygen Species, and induction of Superoxide Dismutase, Glutathione, & Catalase. Abstrak. Terong (Solanum melongena) merupakan tanaman yang buahnya lazim dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Namun, buah terong juga berpotensi untuk digunakan dalam pengobatan, karena kandungan senyawa fitokimia didalamnya. Salah satu aktivitas yang dimiliki buah terong adalah sebagai antioksidan. Hal ini menjadi peluang pemanfaatan buah terong dalam pengobatan, namun perlu pembuktian secara ilmiah. Karenanya, perlu dilakukan penelitian terkait mekanisme aksi buah terong sebagai antioksidan, serta senyawa yang berperan atas aktivitas tersebut. Penelitian dilakukan melalui penelusuran pustaka, dengan sumber data berupa artikel-artikel penelitian yang sudah dipublikasikan sebelumnya. Hasilnya menyatakan bahwa buah terong berpotensi sebagai antioksidan, berkat kandungan senyawa fenol, polifenol, flavonoid (rutin, nasunin, delphinidin-3-rutinoside, antosianin), alkaloid, tannin, terpenoid, saponin, pektin, asam protokatekuat, asam klorogenat, dan asam askorbat. Mekanisme antioksidan berlangsung melalui beberapa cara, yaitu donor elektron dan atau membentuk kompleks dengan radikal bebas, inhibisi Reactive Oxygen Species, dan induksi Superoxide Dismutase, Glutathion, & Catalase.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.