ABSTRAK. Sayur dan buah-buahan merupakan pangan mudah didapat di Indonesia, dan memiliki ciri khas menurut kondisi daerah. Provinsi Aceh khususnya Aceh Besar konsumsi sayur dan buah-buahan hanya 0,8% atau masih rendah. Mendukung program Gerakan Masyarakat Sehat, salah satunya yaitu meningkatkan konsumsi sayur dan buah maka dapat dilakukan penyuluhan kepada masyarakat secara baik melalui penggunaan media. Tujuan penelitian untuk mengukur pemanfaatan media penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang manfaat mengkonsumsi sayur dan buah. Penelitian berdesain Quasi Experiment, dengan subjek sebanyak 40 ibu rumah tangga terdiri dari kelompok kasus (20 ibu) dan kontrol (20 ibu), lokasi penelitian Kecamatan Kuta Baro Aceh Besar dan dilakukan pada bulan Agustus - September 2017. Pengumpulan data melalui wawancara dan observasi baik sebelum dilakukan maupun setelah pelatihan.Data dianalisis menggunakan uji T-Test Data. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelatihan menggunakan media flipchart (p= 0,000) dan ceramah (p= 0,020)berpengaruh signifikan (p-value < 0,05) dalam meningkatkan pengetahuan ibu, namun demikian penggunaan media flipchart lebih baik atau mempunyai nilai efektifitas tinggi (p= 0,000) dalam meningkatkan pengetahuan ibu tentang konsumsi sayur dan buah-buahan dibandingkan tanpa media atau ceramah (p-value < 0,05). Kesimpulan, penyuluhan menggunakan media maupun tanpa media sangat bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan, tetapi penyuluhan menggunakan media flipchart lebih baik dibandingkan tanpa media atau ceramah dalam merubah pengetahuan ibu tentang konsumsi sayur dan buah. Disarankan kepada petugas kesehatan baik di dinas kesehatan atau di puskesmas sebaiknya untuk menggunakan media seperti infocus dan flipchart dalam melakukan penyuluhan tentang sayur dan buah, sehingga capaian program Gerakan Masyarakat Sehat dapat berhasil.
The nutrition status of population in the district of Aceh was considered as a public health problem. The malnutrition of under five year children such as wasting, stunting and underweight has brought a negative impact on the health of the community. Malnutrition was –among other factors - influenced by family characteristic such as weight and height of the parents. The study was conducted in Aceh Besar. It used cross-sectional design with the sample of 300 households with child aged under five years old . The research used secondary and primary data of PSG Aceh 2015. Data was obtained through documentation study and processed through data editing, coding, transferring and tabulating. The data was analyzed by univariate and bivariate using chi-square test. The result has shown that there were relationship between height and weight of the parents with nutritional status of the children using indicators of WFH and HFA (p<0,05). However, it was not true for the mother’s weight (p>0,05). Weight and height of the fathers shown the relationship (p<0,05) with nutritional status (WFA) of the children, but not for the mother's weight and height (p>0,05). In conclusion, the acute and chronic nutritional problems in the district of Aceh Besar were influenced by anthropometric status of the parents, especially the weight and height of the father. It was recommended that improvement of nutritional problems should be done through a direct approach such as growth monitoring, counseling on exclusive breastfeeding, providing of vitamin A and intensified efforts on changing of clean and healthy behavior.ABSTRAK Kabupaten Aceh mempunyai permasalahan kesehatan berdasarkan situasi status gizi. Balita mengalami malnutirisi seperti wasting, stunting dan underweight yang berdampak terhadap masalah kesehatan. Malnutrisi terjadi akibat keadaan gizi mapun faktor keturunan dari orang tua. Tujuan penelitian untuk mengukur hubungan berat badan dan tinggi badan orang tua dengan status gizi balita. Penelitian berdesain potong-lintang, dilakukan di Aceh Besar dengan sampel rumah tangga yang mempunyai balita sebanyak 300 RT. Penelitian menggunakan data sekunder hasil PSG Aceh 2015, diperoleh melalui studi dokumentasi/observasi dan diolah mulai tahapan editing, coding, transfering sampai tabulating. Analisis data univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian, terdapat hubungan berat dan tinggi badan orang tua dengan status gizi balita berdasarkan indikator BB/TB dan TB/U (p< 0,05), tetapi tidak untuk berat badan ibu. Berat dan tinggi badan kepala keluarga menunjukkan hubungan (p< 0,05) dengan status gizi balita (BB/U), tetapi berat dan tinggi badan ibu tidak menunjukkan hubungannya). Kesimpulan, tingginya masalah gizi kronis dan akut di Kabupaten Aceh Besar merupakan akibat berat dan tinggi badan orang tua yang berperan dalam besarnya prevalensi gizi terutama berat dan tinggi badan kepala keluarga. Saran, perbaikan masalah gizi dapat dilakukan melalui pendekatan secara langsung yaitu pemantauan pertumbuhan, penyuluhan tentang ASI eksklusif dan Vitamin A serta MP-ASI serta upaya terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Kata kunci: status gizi, balita, berat dan tinggi badan orang tu
The Effect of Protein Intake and Iron (Fe) to The Hemoglobin in Women Working. Anemia is a condition where the hemoglobin (Hb) is lower than the normal value according to age and sex of a person caused by certain factors, including intake of nutrients one protein and iron, with the percentage of women in Indonesia who have anemia amounted to 23,9%. The high prevalence is thought to be associated with low intake of protein and iron in women. This study aimed to measure the effect of protein intake and iron (Fe) to the hemoglobin in women working. This analytical study used cross-sectional design with 69 samples of working women conducted in Panteraja Sub-district Pidie Jaya District, in November-December 2016. Research variable that is protein and iron intake was measured used 24-hour recall in 2 days, and hemoglobin level was examined by easy touch. Data analysis is univariate and bivariate using Pearson correlation test. The results showed a significant influence of protein intake (p=0,000 and r=0,7) and iron intake (p=0,000 and r=0,6) on Hb levels in women working in Panteraja District with strong and patterned strength positive. It can be concluded that the intake of protein and iron has a strong effect on the increase of Hb level, that is the increase of protein and iron intake Hb level in woman work increasingly. Keywords: Protein and iron intake, Hb levels, Working womenAbstrak: Pengaruh Asupan Protein dan Zat Besi (Fe) terhadap Kadar Hemoglobin pada Wanita Bekerja. Anemia merupakan kondisi dimana kadar hemoglobin (Hb) lebih rendah daripada nilai normal menurut umur dan jenis kelamin seseorang yang disebabkan oleh beberapa faktor tertentu, termasuk asupan zat gizi salah satunya protein dan zat besi, dengan persentase di Indonesia wanita yang mengalami anemia berjumlah 23,9%. Tingginya prevalensi tersebut diduga berkaitan dengan rendahnya asupan protein dan zat besi pada wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh asupan protein dan zat besi (Fe) terhadap kadar hemoglobin pada wanita bekerja. Penelitian analitik ini menggunakan desain Crossectional dengan 69 sampel wanita bekerja yang dilakukan di Kecamatan Panteraja Kabupaten Pidie Jaya, pada November-Desember 2016. Variabel penelitian yaitu asupan protein dan zat besi diukur menggunakan recall 24 jam selama 2 hari, dan kadar hemoglobin dilakukan pemeriksaan menggunakan easy touch. Analisa data yaitu univariat dan bivariat menggunakan uji korelasi pearson. Hasil penelitian menunjukan pengaruh signifikan antara asupan protein (p=0,000 dan r=0,7) dan asupan zat besi (p= 0,000 dan r= 0,6) terhadap kadar Hb pada wanita bekerja di Kecamatan Panteraja dengan kekuatan hubungan yang kuat dan berpola positif. Dapat disimpulkan, bahwa asupan protein dan zat besi berpengaruh kuat terhadap peningkatan kadar Hb, yaitu semakin meningkat asupan protein dan zat besi maka kadar Hb pada wanita bekerja semakin meningkat.
Introduction: Malnutrition among toddlers can be correlated to family characteristics, access to food and the socioeconomic background of the family in rural and urban areas. These situations influence the children's nutrition status. Objectives: To identify the prevalence of malnutrition and the related factors among toddlers in rural and urban areas based on family characteristics in Aceh Province, Indonesia. Method: A cross-sectional study was performed among 600 households with toddlers in rural and urban areas. A self-administered questionnaire was used to measure family characteristics. The toddlers' height and weight were measured to identify their nutritional status. Data were analysed using Chisquare. Results: The prevalence of malnutrition among toddlers was higher in urban areas than in rural areas with underweight (59.7% vs. 40.3%), stunting (51.0% vs. 49.0%), and wasting (52.3% vs. 47.7%). There were no differences between underweight and stunting problems in urban and rural areas (p> 0.05). However, there were differences between wasting in urban and rural areas, related to mothers' education (p= 0.031) and mothers' occupation (p= 0.014) Conclusions: Mothers' education and the mothers' job status were significantly different regarding their effect on the child's wasted status in rural and urban areas (p<0.
Prevalence of obesity among children aged 6-14 years in Aceh Province was 5.9%. The high prevalencecontinues to increase from 2007 to 2013. The purpose of the study was to measure the effect of fiber intake,snack foods and sedentary on the prevalence of obesity in elementary school children. Case-controldesign research was conducted in August - September 2017 with a sample of 84 children. Data collectionwas conducted through interviews with parents and observations using the GPAQ questionnaire, 24-hour recall, and anthropometric mesurements. The results showed that food intake from daily snacks(p=0.001 and OR=5) and fiber intake (p=0.017 and OR=3.3) were associated with the incidence ofobesity (p<0.05), while breakfast was not significant. Sedentary showed a significant relationship withthe prevalence of obesity in elementary school children (p=0.002 and OR=4.6). The study concluded thatthe risk of primary school children to get obese was five times caused relatedwith byfood intake fromunhealthy snacks and 3,3 times due to low fiber intake, and 4.6 times caused by sedentary. Keywords: fiber intake, snacks food, obesity, sedentary Prevalensi obesitas pada anak 6-14 tahun di Provinsi Aceh sebesar 5,9%. Prevalensi obesitas tersebutterus meningkat sejak tahun 2007 sampai 2013. Obesitas pada anak mencapai 7,3%, dan meningkat9,5% pada tahun 2015. Beberapa hasil penelitian menguatkan pergeseran pola konsumsi pangan sepertirendahnya konsumsi serat dan tingginya konsumsi makanan jajanan cepat saji, serta perubahan gayahidup termasuk sedentari lifestyle diduga sebagai faktor pemicu tingginya obesitas pada anak usia 6-14tahun. Tujuan penelitian untuk mengukur hubungan antara asupan serat, makanan jajanan dan sedentariterhadap kejadian obesitas pada anak sekolah dasar. Penelitian dengan disain case-control dilakukan padabulan Agustus – September 2017 dengan sampel anak sekolah dasar sebanyak 84 orang. Pengumpulandata dilakukan melalui wawancara kepada anak dan responden didukung observasi aktivitas anakmenggunakan kuesioner GPAQ, Recall 24 jam, dan pengukuran antropometri. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa asupan makanan dari jajanan sehari (p= 0,001, OR= 5 pada 95% CI: 1,98-12,64)dan konsumsi serat (p= 0,017, OR= 3,3 pada 95% CI: 1,33-1,82) berhubungan dengan kejadian obesitas(p < 0,05), sedangkan sarapan pagi tidak signifikan. Sedentari menunjukkan hubungan bermakna dengankejadian obesitas pada anak sekolah dasar (p= 0,002, OR= 4,6 pada 95% CI: 1,81-11,58). Kesimpulan,kejadian obesitas pada anak sekolah dasar disebabkan sebesar 5,0 kali oleh asupan makanan dari jajananyang tidak sehat dan 3,3 kali akibat rendahnya konsumsi serat, serta sedentari yang tidak baik berisikosebesar 4,6 kali terhadap kejadian obesitas. Kata kunci: asupan serat, makanan jajanan, obesitas, sedentari
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.