The three drivers of environmental change: climate change, population growth and economic growth, result in a range of pressures on our coastal environment. Coastal development for industry and farming are a major pressure on terrestrial and environmental quality. In their process most of industry using sea water as cooling water. When water used as a coolant is returned to the natural environment at a higher temperature, the change in temperature decreases oxygen supply and affects marine ecosystem. This research is presents results from ongoing study on application of Landsat 8 for monitoring the intensity and distribution area of sea surface temperature changed by the heated effluent discharge from the power plant on Paiton coast, Probolinggo, East Java province. Remote sensing technology using a thermal band in Operational Land Imager (OLI) sensor of Landsat 8 sattelite imagery (band 10 and band 11) are used to determine the intensity and distribution of temperature changes. Estimation of sea surface temperature (SST) using remote sensing technology is applied to provide ease of marine temperature monitoring with a large area coverage. The method used in this research using the Split Window Algorithm (SWA) methods which is an algorithm with ability to perform extraction of sea surface temperature (SST) with brigthness temperature (BT) value calculation on the band 10 and band 11 of Landsat 8. Formula which was used in this area is Ts = BT10 + (2.946*(BT10 - BT11)) - 0.038 (Ts is the surface temperature value (°C), BT10 is the brightness temperature value (°C) Band 10, BT11 is the brightness temperature value (°C) Band 11. The result of this algorithm shows the good performance with Root Mean Square Error (RMSE) amount 0.406.
AbstrakIndonesia merupakan negeri yang besar baik dari segi luas wilayah, jumlah penduduk, sumberdaya alam dan budaya. Untuk membangun negeri Indonesia yang besar dan strategis tersebut, diperlukan perencanaan yang didukung data dan informasi spasial yang lengkap, up to date, andal serta dapat dipertanggungjawabkan. Undang-Undang Informasi Geospasial (UU IG) bertujuan untuk menjamin ketersediaan dan akses IG yang dapat dipertanggungjawabkan serta mewujudkan kebergunaan dan keberhasilgunaan IG melalui kerjasama, koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi. UU ini mendorong penggunaan IG dalam pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat dengan menggunakan referensi tunggal (single reference) yang mencakup Informasi Geospasial Dasar (IGD) dan Informasi Geospasial Tematik (IGT).Pemetaan partsipatif adalah publik bersama-sama atau terlibat dalam proses pengumpulan data dan analisis terkait problem dan isu di sekitar mereka melalui identifikasi dan penggambaran fitur geospasial dengan menggunakan piranti dan teknologi pemetaan. Pemetaan partisipatif semakin memberi ruang yang lebar terhadap komunikasi dua arah antara pemerintah dan masyarakat, dan juga antarpemangku kepentingan pada daerah pengembangan. Pemetaan partisipatif adalah pemetaan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat mengenai tempat / wilayah di mana mereka hidup. Karena masyarakat yang hidup dan bekerja di tempat itulah yang memiliki pengetahuan mendalam mengenai wilayahnya. Jadi, hanya mereka yang bisa membuat peta secara lengkap dan akurat mengenai sejarah, tata guna lahan, pandangan hidup, dan harapan masa depan. Manfaat pemetaan partisipatif bagi masyarakat adalah untuk meningkatkan kesadaran seluruh anggota masyarakat mengenai hak-hak mereka atas tanah dan sumber daya alam.Peta bisa digunakan sebagai media negosiasi dengan pihak lain, karena dengan peta tersebut menjadi jelaslah bagaimana wilayah itu dimanfaatkan oleh masyarakat dan siapa saja yang berhak atas wilayah itu.Proses pemetaan partisipatif menumbuhkan semangat untuk menggali pengetahuan lokal, sejarah asal-usul, sistem kelembagaan setempat, pranata hukum setempat, identifikasi sumber daya alam yang dimiliki, dan sebagainya.Tujuan dalam kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Selotapak, Mojokerto ini adalah sebagai pembuatan peta partisipatif Desa Selotapak, Mojokerto yang dijadikan sebagai dasar penataan ruang berdasarkan potensi yang ada. Masyarakat Desa Selotapak, Mojokerto dapat berperan serta dalam proses perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah desanya berdasarkan potensi yang ada.Kata kunci: Pemetaan partisipatif, Desa Selotapak, Mojokerto, perencanaan kawasan pedesaan
Kabupaten Indramayu merupakan salah satu kabupaten yang merupakan daerah sentra pertanian dimana sektor ini menyumbang 43% dari total PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). Strategi yang tepat dan cepat harus dicanangkan untuk selalu memenuhi kebutuhan akan bahan pokok tersebut. Teknologi penginderaan jauh dapat mengakomodir informasi suatu objek secara cepat dan akurat tanpa harus berinteraksi langsung dengan objek dan dapat dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi yang diinginkan. Pembangunan model-model estimasi produktivitas pada beberapa komoditas vegetasi pertanian seperti padi telah digunakan sejak dua dekade lalu. Dari berbagai macam permodelan vegetasi, indeks vegetasi yang paling umum digunakan adalah NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) dan EVI (Enhanced Vegetation Index). Hasil dari penelitian ini adalah penentuan fase pertumbuhan , masa tanam, dan masa panen tumbuhan padi pada citra MODIS L1B. Masa tanam padi di kabupaten Indramayu berada pada bulan Juni dan Desember 2011, masa panen berada pada bulan Mei dan September 2011. Citra Aster digunakan sebagai data pendukung untuk menentukan korelasi linear terhadap data lapangan (fieldspectometer). Korelasi yang dihasilkan Antara Modis-Aster sebesar 0.9576 pada EVI dan 0.9654 pada NDVI; Modis-Fieldspectometer sebesar 0.8798 pada EVI dan 0.9077 pada NDVI; dan pada Aster-Fieldspectometer sebesar 0.9220 pada EVI dan 0.9460 pada NDVI. Korelasi dari ketiga data tersebut memiliki hubungan yang cukup kuat dikarenakan nilai yang dihasilkan mendekati nilai 1.
Candi Singosari adalah salah satu bangunan cagar budaya yang ada di Indonesia. Candi ini terletak di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada jarak 9 kilometer dari Kota Malang ke arah Surabaya. Candi ini diperkirakan dibangun sekitar tahun 1300-an dan pernah direstorasi oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1934-1937. Saat ini terdapat beberapa bagian bangunan yang tidak lengkap. Melihat sejarah dan kondisi candi saat ini, maka usaha dokumentasi bangunan ini menjadi penting, tidak hanya untuk bidang arkeologi dan arsitektur, tetapi juga pendidikan dan pariwisata. Penelitian ini mencoba untuk melakukan dokumentasi digital bangunan tersebut melalui rekonstruksi model digital 3 dimensi (3D). Data utama yang digunakan adalah 39 foto bangunan yang diambil dari darat menggunakan kamera digital. Selanjutnya model 3D direkonstruksi berdasarkan metodeStructure from Motion. Agar model 3D yang dihasilkan memiliki ukuran, posisi, dan orientasi yang benar dilakukan pula proses georeferensi dengan bantuan titik kontrol yang koordinat absolutnya telah disurvey secara terestris. Untuk menguji ketelitian geometrik model 3D, dilakukan uji pengukuran dimensi candi dan koordinat 3D titik-titik sampel yang dibandingkan dengan data hasil pengukuran terestris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan foto terestrial model 3D yang dihasilkan masih kurang lengkap. Secara visual dinding candi dapat dimodelkan dengan baik. Namun bagian atap dan pelataran candi tidak dapat dimodelkan karena tidak adanya kenampakan candi dari atas. Sedangkan dari segi akurasi geometrik, rata-rata kesalahan posisi adalah 0,068 m. Sedangkan rata-rata kesalahan pengukuran panjang adalah 0,057 m.
C353Abstrak-Diberlakukannya kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia dimana pemerintah daerah memiliki tanggung jawab, kewenangan dan menentukan standar pelayanan minimal, mengakibatkan setiap daerah (Kotamadya/Kabupaten) di Indonesia harus melakukan pelayanan publik sebaik-baiknya dengan standar minimal. Dalam bidang kesehatan kota Blitar memiliki prestasi yang bagus yakni memiliki angka harapan hidup tertinggi dan menjadi satu-satunya kota yang angka harapan hidupnya mencapai usia 73 tahun. Peningkatan pelayanan kesehatan menjadi salah satu program prioritas pemerintah. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan luas jangkauan terhadap permukiman dengan jumlah pengunjung, pola persebaran. Dalam rangka menganalisis luas jangkauan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat yakni puskesmas dan puskesmas pembantu, dilakukan analisis korelasi antara luas jangkauan dengan jumlah pengunjung, analisis pola sebaran fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat. Dimana untuk jangkauan puskesmas dengan radius 3 km dan puskesmas pembantu 1,5 km. Dari proses analisis spasial yang dilakukan diketahui bahwa persebaran fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat di kota Blitar memiliki pola acak. Dan terdapat hubungan antara luas jangkauan terhadap permukiman dengan jumlah pengunjung, yang berarti semakin luas jangkauan terhadap permukiman semakin banyak jumlah pengunjung.Kata Kunci-Analisis Spasial, Puskesmas, Puskesmas Pembantu.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
334 Leonard St
Brooklyn, NY 11211
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.