ABSTRACT Gonad quality of sea urchin Tripneustis gratilla is influenced by consumed seaweed type. Therefore, this study was conducted to determine the type of seaweed as potential source of carotenoids and produce a good quality of sea urchin gonad. The study was conducted in two phases, namely first phase was to obtain the content of carotenoids and β-carotene from several species of seaweed; and second phase was to testify the seaweed that produced high quality of sea urchin gonad.This study used completely randomized design with 4 treatmens of macroalgae diets, namely: 1. Enhalus sp., 2. Sargassum sp., 3. Ulva sp., and 4. Eucheuma sp. Each treament was repeated three times. Measured parameters were gonad weight, gonad maturity index, gonad color quality, and gonad texture. The study result showed that Enhalus contained the highest carotenoid and β-carotene content with 1409.53 and 639.37 mg/kg respectively. The highest gonad weight was 2.8 g; gonad color and texture was good (score 3); and the highest gonad maturity index was 5.4% that obtained from sea urchin fed with Enhalus. Therefore, this study concludes that Enhalus is potential source of carotenoids for sea urchin T. gratilla diet that will produce a good quality of gonad. Keywords: carotenoid, diet, gonad quality, sea urchin, seaweed.
Abalone is luxurious sea food that fetches a very high price. To fulfil increasing market demand, aquaculture is a necessity. Feed is prerequisite for developing aqua culture for this species. In the absence of artificial diets, abalone growers have to depend entirely on macro algae such as Ulva sp harvested from natural population. Abalone are known to consume large amount of algal diet, thus dependence on wild algae could lead to a heavy exploitation of algae population. One of strategies to maintain the supply of Ulva sp is by culturing together with H. squamata in the same area. However, there is no information whether the cultured algae would match the nutritional quality of algae collected from the wild. This research evaluated the proximate composition of Ulva sp growing in two culture systems i.e., cage culture in open sea and recirculating aqua culture system (RAS) in land. The proximate of the cultured Ulva were compared with those freshly collected from the wild. Results showed that protein content differed significantly among the two cultured Ulva and the wild ones (P<0.05). Ulva cultured in RAS contained the highest level of protein (16.89±0.87 % dw), followed by those cultured in cage (11.29±0.31% dw), and the lowest occurred in the wild Ulva. Cultured and wild Ulva had high carbohydrate content ranged from 46.56±5.03 to 49.29±3.5% dw, but ANOVA showed no significant differences among the source of algae (P>0.05). Lipid was a minor component in Ulva with levels ranged from 0.25±0.05 to 0.9±0.31 % dw. There were significant differences in the lipid content among source of algae (P<0.05) with the highest level observed on Ulva grown in RAS, followed in decreasing order by Ulva grown in the cage and the wild ones. This study recommends that abalone growers should culture Ulva because it improves the nutritional quality of the algae and reduces dependence on the wild Ulva that could threaten the natural algal population.
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis tepung lamun (Enhalus acoroides) yang optimal untuk meningkatkan kualitas warna pada ikan mas koki (Carasiuss auratus). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan, yakni penambahan tepung lamun dengan dosis 5%, 10%, dan 15%. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah peningkatan kecerahan warna ,pertumbuhan berat mutlak, dan kelangsungan hidup ikan mas koki yang dipelihara selama 40 hari. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penambahan tepung lamun dalam pakan berpengaruh nyata terhadap peningkatan kualitas warna dan pertumbuhan mutlak, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup ikan mas koki (Carasiuss auratus). Peningkatan kualitas warna terbaik pada perlakuan dengan dosis penambahan tepung lamun sebanyak 5% memberikan pengaruh peningkatan kualitas warna terbaik pada ikan mas koki yakni dari hari ke-1 dengan nilai 19,4 dan pada hari ke-40 meningkat menjadi 23,86. Pada pertumbuhan berat mutlak yang terbaik terjadi pada dosis pemberian tepung lamun sebesar 15% yakni memberikan peningkatan pertumbuhan sebesar 8,08 gram. Sedangkan pada kealangsungan hidup ikan mas koki selama masa pemeliharaan dengan pemberian tepung lamun dengan dosis 10% dan 15% memberikan tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan dosis 5%.
Di perairan indonesia hampir disetiap perairanya memiliki potensi yang sangat besar untuk melakukan kegiatan budidaya salah satunya ialah budidaya tiram mutiara, dimana tiram mutiara memiliki nilai potensi besar mulai dari benih induk serta mutiara serta cangkang dan daging memiliki nilai jual yang tinggi. Permata yang dihasilkan oleh kerang ini merupakan salah satu produk penting bagi indonesia karena memiliki nilai jual sangat tinggi dan merupakan pendukung perdagangan asing yang cukup besar bagi negara. Penulisan jurnal ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kedalaman terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan juvenil tiram mutiara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan panjang tiram mutiara selama dua bulan di PT Timor Otsuki Mutiara kedalaman yang berbeda tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan panjang mutlak, laju spesifik, dan kelulushidupan anakan tiram mutiara (Pinctada maxima), kedalaman yang dapat diterapkan untuk pemeliharaan juvenil tiram mutiara adalah 3 -12 meter.
Ikan bandeng (Chanos chanos) merupakan salah satu sumber hayati perairan yang bernilai ekonomis tinggi karena sangat diperlukan dalam memenuhi gizi pangan masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan terhitung dari tanggal 20 Juni sampai 20 Agustus 2022
Ikan bandeng merupakan salah satu spesies dibidang perikanan yang memiliki nilai jual ekonomis. Tingginya harga ikan bandeng diakibatkan karena permintaan masyarakat yang tinggi, sedangkan produksi budidayanya rendah, sehingga sangat potensial untuk dilakukan pengembangan melalui sektor budidaya. Penelitian ini untuk bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung Ulva lactuca dan Caulerpa lentillifera dalam pakan terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan ikan bandeng (Chanos chanos) yang dipelihara di dalam keramba jaring tancap (KJT). Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan: perlakuan A tepung ulva 10% + tepung caulerpa 20%, perlakuan B tepung ulva 15% + tepung caulerpa 15%, perlakuan C tepung ulva 20% + tepung caulerpa 10% dan perlakuan D kontrol (tanpa penambahan tepung ulva dan tepung caulerpa). Hasil Anova menunjukkan bahwa Penambahan U. lactuca dan C. lentillifera dalam pakan memberikan pengaruh yang nyata terhadap laju pertumbuhan dan rasio konversi pakan (p < 0,05) tetapi tidak berpengaruh terhadap kelulushidupan ikan bandeng. Persentase tepung ulva 20% + tepung caulerpa 10% menghasilkan laju pertumbuhan sebesar 19,83 gram kelulushidupan 100 % dan rasio konversi pakan terbaik 2,71.
Kefa forest honey and Euphorbia hirta have an antibacterial effect against pathogenic bacteria in fish. This work investigated the combination of honey and E. hirta against Vibrio alginolitycus in the hybrid grouper Epinephelus fuscoguttatus. The active ingredients and antibacterial activity of Kefa forest honey and E. hirta were tested in vitro at different concentrations using the disk method. The experimental animals were injected with V. alginolitycus suspension at a concentration of 106 cells ml−1/fish. After the fish showed symptoms of infection, the treatment was carried out for 5 consecutive days by immersion in the mixture of 25% Kefa honey and E. hirta at different concentrations of honey and E. hirta combinations. After treatment, the fish were monitored for 7 days. During the study, observations on hematology and clinical symptoms were made. The results showed that the combination of Kefa honey and E. hirta had antibacterial activity against V. alginolitycus in vitro and in vivo can increase the hematological profile of grouper and alleviate clinical symptoms due to V. alginolitycus infection. The results showed that administration of a combination Kefa forest honey and E. hirta was effective as a cure for V. alginolyticus infection in grouper.
Abstrak. Ikan nemo ataupun ikan badut adalah salah satu jenis ikan hias air laut yang populer karena bentuknya yang ekonomis dan warna yang menarik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak kulit buah naga dalam pakan terhadap kecerahan warna ikan nemo. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan, Perlakuan A (pakan komersial 95% + ekstrak 5%); Perlakuan B (pakan komersial 90% + ekstrak 10%); dan Perlakuan C (pakan komersial 85% + ekstrak 15%). Parameter yang diamati dalam penelitian ini yaitu kualitas warna, pertumbuhan mutlak dan kelulushidupan ikan nemo. Kecerahan warna dan pertumbuhan mutlak diukur setiap 15 hari sekali sedangkan untuk kelangsungan hidup ikan Nemo diamati pada akhir penelitian. Data kualitas warna, pertumbuhan dan kelulushidupan dianalisis menggunakan ANOVA. Hasil penelitian ini mendapatkan kualitas warna tertinggi dihasilkan pada perlakuan D dan terendah pada perlakuan A. Pertumbuhan mutlak tertinggi dihasilkan pada perlakuan B, C dan D sebesar 0,12 gram dan terendah pada perlakuan A sebesar 0,11 gram.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.