Rokan Hilir is a district with the 4th rank out of 5 districts/cities in Riau related to stunting problems.One of the causes of stunting is inadequate intake of energy and nutrients. Foods that contain calcium and protein are found in fish. Rokan downstream is a city of fish. Fish bones and skulls can be processed into flour because this part of the fish still contains minerals, such as calcium in fish bone meal, which can be utilized. The purpose of this service is to increase the knowledge and skills of mothers in utilizing catfish bone waste to be used as biscuits in overcoming stunting. This activity was carried out in the village of Labuhan Tangga downstream with 15 participants. The methods used are lectures, questions and answers, training on making catfish bone meal and biscuit making. The results of this community activity can be seen an increase in participants' knowledge about stunting seen from the pretest and posttest scores from 47.3 to 85.0. The result of the training is that the participants have succeeded in making catfish bone meal and biscuits. It is hoped that the people of the village of Labuhan Tangga downstream can take advantage of local fish products and processing the fish into biscuits can also be used as a source of business or a side business for the family. Abstrak: Rokan Hilir merupakan kabupaten dengan peringkat ke 4 dari 5 kabupaten/kota di Riau terkait masalah stunting. Salah satu penyebab stunting adalah tidak memadai asupan energi dan zat gizi. Makanan yang mengandung kalsium dan protein terdapat pada ikan. Rokan hilir merupakan kota ikan, Tulang dan tengkorak ikan dapat diproses menjadi tepung karena bagian ikan ini masih terdapat kandungan mineral, seperti kalsium pada tepung tulang ikan yang dapat dimanfaatkan. Tujuan pengabdian ini adalah untuk menambah pengetahuan dan keterampilan ibu dalam memanfaatkan limbah tulang ikan patin untuk dijadikan biskuit dalam mengatasi stunting. Kegiatan ini dilakukan di desa labuhan tangga hilir dengan jumlah peserta 15 orang. Metode yang dilakukan yaitu ceramah, tanya jawab, pelatihan pembuatan tepung tulang ikan patin dan pembuatan biskuit. Hasil dari kegiatan masyarakat ini dapat diketahui adanya peningkatan pengetahuan peserta tentang stunting dilihat dari nilai pretest dan postest yaitu 47,3 menjadi 85,0. Hasil pelatihan yaitu para peserta telah berhasil membuat tepung tulang ikan patin dan biskuit. Diharapkan kepada masyarakat desa labuhan tangga hilir dapat memanfaatkan produk ikan lokal dan pengolahan ikan tersebut menjadi biskuit juga dapat dijadikan sebagai sumber usaha atau usaha sampingan bagi keluarga
Research of laboratory profiles and the competence of laboratory management teachers is very important. This study aims to provide information about laboratory descriptions and teacher competencies in the management of science/biology laboratories so that they can be used as sustainable evaluation materials. The results of the research have been obtained through direct observation in the science/biology Laboratory at the state junior high school in Pekanbaru with a reference observation sheet based on the Minister of Education Regulation No. 24 of 2007 concerning the facilities and infrastructure of science laboratories. The results showed that the average percentage of science/biology laboratory equipment was 85.43% and the description of the science/biology laboratory was under the Minister of Education Regulation No. 24 of 2007 concerning science/biology laboratory facilities and infrastructure for junior high schools. Based on the results of research on the competencies of teachers of science/biology laboratory management, it can be concluded that the competence of laboratory management teachers is in the category of sufficiently competent to highly competent categories. Overall, the average competency of management teachers is 81.62% which is included in the competent category. It’s showed generally the teachers who manage the science/biology Laboratories at state junior high schools in Pekanbaru have been able to manage the laboratory well.
Dalam Penyuluhan kegiatan, persiapan yang dilakukan dalam program ini dimulai dari melakukan observasi atau proses pencarian data warga rw 12 kelurahan pebatuan kecamatan kulim. Selanjutnya memberikan pengumuman kepada warga bahwa akan dilaksanakan penyuluhan. Memberikan penyuluhan tentang tata cara pembuatan, bahan-bahan yang dipakai dan mempraktekkan langsung. Serta mengajak masyarakat untuk sama-sama membudayakan membuat sabun cuci piring sendiri untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari dan juga dapat dijadikan sebagai industri rumah tangga. Agar menambah penghasilan dari ibu-ibu rumah tangga karena keadaan ekonomi pasca pandemi di daerah rw 12 kelurahan pebatuan menurun drastis. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap bahan kimia dan cara pengolahannya telah membuat tertutupnya peluang bisnis. Oleh sebab itu, masyarakat membutuhkan pelatihan untuk mengolah bahan kimia tersebut menjadi suatu produk yang aman terhadap lingkungan. Pemberdayaan masyarakat kulim yang sebagian besar berprofesi sebagai petani. Sehingga dengan adanya penyuluhan pembuatan sabun masyarakat dapat membuat sabun cuci piring cair sendiri untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari.
<p class="abstrak">This study aims to reveal students' perceptions of Native English-Speaking Teachers (NEST) and Non-Native English-Speaking Teachers (NNEST). The study involved students from the Agriculture Faculty of the Riau State Islamic University. This is a quantitative research that employs a survey design. The examination of the data reveals that students had a good assessment of teachers who were either native or non-native speakers. On the other hand, students encountered difficulties when learning with native and non-native professors. Students believe that NEST and NNEST will be more effective if native speakers also study and understand their original language and culture. Instructors who are not natural English speakers should pursue additional education in countries where English is the primary language to hone their abilities. The ideal non-native teachers are those who have reached a level of English proficiency comparable to that of a native speaker. Assuming the talents of the non-native English instructor are optimal, the majority of students believe that as long as instructors display a high level of competence and professionalism, there should be no discrimination between native speakers and non-native English teachers. However, when properly prepared and competent, both native and non-native English teachers can increase the enthusiasm for the student's English skill development. Both have their advantages and disadvantages, and they should collaborate to aid students in becoming successful English learners.</p>
Kulit bawang merupakan hasil sampingan dari penggunaan umbi bawang yang biasanya dibuang tanpa diketahui manfaatnya. Kulit bawang mempunyai banyak manfaat yaitu sebagai antioksidan, antimikrobia, sebagai penyubur tanaman dan sebagai pestisida alami. Hal ini disebabkan kulit bawang mengandung berbagai zat aktif seperti flavonoid, quercetin, saponin, minyak atsiri, aliin, allisin, kalsium, zat besi, magnesium dan lain sebagainya. Manfaat kulit bawang dapat diperoleh dengan cara ekstraksi, pengomposan dan fermentasi. Fermentasi Kulit bawang atau eko enzim dapat dimanfaatkan sebagai anti bakteria pada berbagai bahan yang digunakan sehari-hari seperti pada sabun pencuci piring. Sabun pencuci piring telah diproduksi oleh Komunitas Kerukunan Keluarga Pondok Dahlia Indah (KKPDI) di Perumahan Pondok Dahlia Indah RT 3 RW 12 Kelurahan Pebatuan Kecamatan Kulim, Pekanbaru. Namun produk sabun pencuci piring mengalami hambatan pemasaran karena bersaing dengan berbagai produk komersial sejenis lainnya. Oleh sebab itu diperlukan inovasi untuk meningkatkan kualitas dan daya saing sabun pencuci piring. Tim pengabdian memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut dengan mengadakan pelatihan pembuatan eko enzim dari limbah kulit bawang sebagai antibakteri pada sediaan sabun pencuci piring. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam pemanfaatan limbah organik berupa kulit bawang untuk diolah menjadi eko enzim sebagai anti bakteri pada sediaan sabun pencuci piring. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah transfer IPTEK dan pelatihan. Hasil kegiatan pengabdian ini menunjukkan bahwa peserta yang hadir mendapatkan pengetahuan tentang pemanfaatan dan cara mengolah limbah organik berupa kulit bawang menjadi eko enzim yang dapat dijadikan sebagai antibakteri. Peserta yang hadir mempraktekkan pembuatan eko enzim dari limbah kulit bawang dan mengaplikasikannya pada sediaan sabun pencuci piring
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.