Penyakit hipertensi belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan, padahal diketahui dampak negatif yang akan ditimbulkannya cukup besar, seperti stroke dan jantung koroner. Beberapa penduduk di Desa Bettet, Kabupaten Pamekasan ditengarai menderita hipertensi bahkan dengan beberapa komplikasi. Dari insidensi hipertensi yang sangat tinggi dan bahaya komplikasi yang ditimbulkan, perlu dilakukan penyuluhan tentang penyakit hipertensi termasuk pemeriksaan darah. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah agar warga masyarakat di Desa Bettet dapat memantau kondisi kesehatannya. Metode yang dilakukan berupa penyuluhan tentang hipertensi dan hal-hal yang berkaitan dengan hipertensi. Sebelum penyuluhan dimulai, peserta diberi pre-test, nilai pre-test rata-rata adalah 73,85. Setelah dilakukan penyuluhan dan sesi tanya jawab, peserta diberi post-test, nilai post-test rata-rata adalah 93,7. Terjadi peningkatan pengetahuan peserta sekitar 20% tentang hipertensi. Dengan adanya penyuluhan ini, peserta menjadi lebih paham tentang hal-hal yang berkaitan dengan hipertensi dan dapat memanfaatkan tanaman herbal yang tumbuh di sekitar tempat tinggal untuk mencegah atau mengobati penyakit hipertensi.
Paradigma pelayanan kefarmasian telah berubah orientasinya dari pengelolaan obat menjadi pelayanan yang komprehensif ke pasien. Standar pelayanan farmasi di apotek disusun dalam Permenkes nomor 73 Tahun 2016 sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian di apotek. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pamekasan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek di daerah Kabupaten Pamekasan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan teknik survei menggunakan kuisioner. Survei menggunakan kuisioner dengan teknik convenience sampling. Instrumen dikembangkan berdasarkan Permenkes nomor 73 tahun 2016. Metode analisis data dilakukan secara deskriptif untuk melihat distribusi pelaksanaan standar pelayanan kefamasian di Kabupaten Pamekasan. Hasil menunjukkan bahwa pengelolaan sediaan farmasi, alkes dan BMHP di Apotek Pamekasan dilakukan oleh apoteker dan dibantu oleh TTK, beberapa kegiatan dilakukan oleh TTK dibawah tanggung jawab apoteker. Dalam pelaksanaan standar pelayanan farmasi klinis, ada beberapa kegiatan yang mayoritas belum dilaksanakan di spotek Pamekasan yaitu dokumentasi pelayanan informasi obat, dokumentasi konseling, Pelayanan Kefarmasian di rumah, dokumentasi pelayanan kefarmasian di rumah, pemantauan Terapi Obat (PTO), dokumentasi pemantauan terapi obat, dan monitoring efek samping obat.
Salah satu masalah kesehatan yang masih banyak di Indonesia yaitu penyakit cacingan yang dapat ditularkan melalui tanah Peny akit cacingan ini pada umumnya sering tejadi pada anak sekolah. Anak sekolah merupakana setatau modal utama pembangunan dimasa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahua n tentang penyakit cacingan pada wali murid MI AsSyafi’iy, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Sumenep. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wali murid MI AsSyafi’iy, ecamatan Tambaksari, Kabupaten Sumenep. dengan sampel seluruh populasi. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan wali murid MI AsSyafi’iy, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Sumenep. Teknis pengambilan data dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada wali murid MI Assyafi’iy,Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Sumenep. Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif untuk menentukan skor dari kuesioner dan menentukan tingkat pengetahuan wali murid As Syafi’iy, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Sumenep. Hasil penelitian secara umum, tingkat pengetahuan wali murid terhadap penyakit cacingan di MI As Syafi’iy ,KecamatanT ambaksari, Kabupaten Sumenep adalah kur ang dengan nilai rata-rata44%.
Kualitas pelayanan yang baik akan menimbulkan kepuasan pada pasien. Pelayanan kefarmasian di rumah sakit dituntut untuk merea lisasikan perluasan paradigma pelayanan kefarmasian dari orientasi kepada produk menjadi orientasi kepada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Depo Farmasi Rawat Jalan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Slamet Martodirdjo Kabupaten Pamekasan berdasarkan indikator waktu tunggu pelayanan, ketersediaan perbekalan farmasi, sikap tenaga kefarmasian dan kondisi ruang tunggu pelayanan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif denga n menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data. Jumlah sampel sebanyak 275 orang, dan disajikan dalam bentuk persentase dan diagram untuk menggambarkan distribusi dan frekuensi mengenai karakteristik responden yang terdiri dari jenis kelamin,umur, pendidikan terakhir dan pekerjaan dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007. Data primer yang berupa kuesioner dalam bentuk checklist kemudian diolah dan dianalisa secara deskriptif menggunakan skala Likert. Dari hasil penelitian diperoleh indeks ke puasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Depo Farmasi Rawat Jalan Instalasi Farmasi RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Kabupaten Pamekasan ratarata sebesar 82,79% dengan skor rata-rata sebesar 9107. Hal ini berarti pasien sangat puas terhadap pelayanan kefarmasian di Depo Farmasi Rawat Jalan Instalasi Farmasi RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Kabupaten Pamekasan.
Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA) yang disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, Pengobatan pneumonia harus diberikan antibiotik untuk menghilangkan bateri. Penelitian ini dilakukan di RSU Mohammad Noer Pamekasan periode januari sampai mei 2019. Desain penelitian adalah observasional retrospektif dengan analisis deskriptif. Ada 94 resep yang di diagnosa pneumonia Pada kelompok usia 17-25 tahun sebanyak 5 pasien (5,4%), usia 26-35 tahun sebanyak 18 pasien (19,1%), usia 36-45 tahun sebanyak 17 pasien (18,10%), usia 46-55 tahun sebanyak 35 pasien (37,20%), usia 56-65 tahun sebanyak 19 pasien (20,20%). Golongan antibiotik yang paling banyak diresepkan adalah sefalosporin dengan nama generik sefiksim. Hasil penelitian observasional ini menunjukkan bahwa usia 46-55 tahun lebih banyak menderita pneumonia. Temuan ini sejalan dengan literatur, namun pada penelitian efektivitas pemberian antibiotik untuk terapi pneumonia belum dapat dikaji sehingga penelitian lebih lanjut tentang efektivitas masing-masing antibiotik perlu dilakukan di RSU Mohammad Noer Pamekasan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.