Jeruju selama ini kurang termanfaatkan bahkan hanya dianggap semak belukar hingga tak jarang habitatnya menjadi terancam. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk mengedukasi masyarakat bahwa jeruju dapat diolah menjadi keripik yang bernilai ekonomi tinggi sehingga penting untuk menjaga kelestariannya. Kegiatan ini dilakukan dengan mengundang ibu-ibu warga Desa Babakan, Kabupaten Pangandaran sebanyak 10 orang untuk mengikuti pelatihan mengenai pembuatan keripik jeruju. Hasil monitoring dan evaluasi menunjukkan selama praktik pembuatan keripik jeruju, seluruh peserta pelatihan dapat mempraktikan dengan cermat tanpa menunjukkan kesulitan.
Budidaya ikan adalah salah satu kegiatan yang bertujuan untuk memelihara komoditas ikan bagi kepentingan ekonomi. Kegiatan budidaya ikan pada umumnya dilakukan pada media tambak ataupun akuarium. Salah satu fase yang penting dalam budidaya ikan adalah pemberian pakan. Pemberian pakan umumnya dilakukan secara berkala dan manual. Pengembangan teknologi dalam pemberian pakan secara otomatis sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efektivitas dan produktivitas kegiatan budidaya. Automatic Fish Feeder berbasis Internet of Things (IoT) adalah salah satu solusi yang mengintegrasikan perangkat keras dan sensor serta software sebagai kontrolnya. Penelitian ini bertujuan untuk merancang alat pemberi pakan ikan otomatis skala akuarium menggunakan sensor ultrasonik HC SR04, dengan merancang wadah pakan, blower sebagai pendorong pakan serta aplikasi blynk untuk memonitor stok pakan dan mengirimkan notifikasi ke user. Analisa konsistensi sensor dilakukan dengan melakukan 10 kali percobaan dengan rentang jarak objek antara 5-10 cm dengan error rata rata sebesar 1.21%. Pengujian menggunakan software blynk dilakukan dengan menguji keakuratan software dan mikrokontroller dengan meletakkan objek dengan radius >20 cm dan <25 cm sebagai dasar notifikasi ketersediaan pakan. Pengujian performa Automatic Fish Feeder dilakukan sebanyak 5 kali dengan mengukur jarak lontaran pakan melalui blower. Percobaan dilakukan dengan pengukuran sampel secara acak, dengan mengukur jarak terjauh dan terdekat lontaran sampel yang diobservasi. Hasil pengujian diperoleh jarak lemparan terjauh adalah 2,6 meter dan jarak lemparan terdekat adalah 0,3 meter, dengan rata rata lontaran terjauh adalah 2,3 meter dan rata-rata terdekat adalah 0,44 meter. Secara umum, Berdasarkan hasil pengujian alat Automatic Fish Feeder menunjukkan performa yang konsisten.
Whale sharks are often found in locations near the coast or river mouths. The whale shark (Rhincodon typus) is one of three species of whales whose feeding habits are carried out by sucking and filtering (filter feeders). The purpose of this study was to calculate the population and size, determine the presence of wounds and measure some water quality (temperature, pH and salinity). The method used is to use the photo ID method which aims to distinguish between individuals from one another and direct or visual monitoring methods to record the presence of injuries, gender and behavior of whale sharks. A total of 20 individuals have been identified at the time of carrying out the research, 2 of which are new individuals or have never been identified before with an average length of 4 -6.8 meters (juvenile category). The smallest size is 4 meters while the longest reaches 6.8 meters. All identified individuals were male and had wounds on the fins and tail. The water quality measured was still optimal for the presence of whale sharks (temperature ranged from 28-30 oC; pH 7 and salinity ranged from 28-30 0/00).
Penggunaan rumpon oleh nelayan di perairan Samudera Hindia semakin marak. Ikan yang berkumpul di sekitar rumpon lebih mudah untuk ditangkap, sehingga hasil tangkapan nelayan meningkat. Meski demikian, terdapat kekhawatiran akan adanya dampak ekologis dari penggunaan rumpon yang terlalu banyak terhadap keberlangsungan sumberdaya ikan. Kurangnya sumber makanan di sekitar rumpon dapat menggiring kepada terjadinya kelaparan pada ikan-ikan yang berasosiasi dengannya. Kurangnya makanan dapat berdampak buruk pada kemampuan ikan untuk berkembangbiak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis ikan yang tertangkap di sekitar rumpon, mengetahui kondisi lambung dan jenis makanan ikan yang berasosiasi dengan rumpon dan menentukan dampak rumpon terhadap keberlangsungan sumberdaya ikan. Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi jenis ikan yang ditangkap menggunakan pukat cincin dan pancing ulur di sekitar rumpon laut dalam yang dipasang di Samudera Hindia selatan Jawa. Sebanyak 279 sampel ikan dari berbagai jenis dibedah lambungnya untuk mengetahui kondisi kepenuhan lambung dan jenis makanannya. Terdapat 16 jenis ikan yang tertangkap di sekitar rumpon. Persentase ikan dengan lambung kosong yaitu 44%. Jenis makanan ikan yang ditangkap dengan pukat cincin yaitu lemuru, teri, dan cumi-cumi, sedangkan ikan yang ditangkap dengan pancing ulur memakan lemuru, teri, cumi-cumi, tongkol, cakalang, layang, udang dan larva Stomatopoda. Penggunaan rumpon dapat menimbulkan dampak negatif berupa kompetisi dalam memperoleh makanan yang ketersediaannya terbatas. Kondisi ini dapat mengganggu keberlangsungan sumberdaya ikan.
Penggunaan rumpon oleh nelayan di perairan Samudera Hindia semakin marak. Ikan yang berkumpul di sekitar rumpon lebih mudah untuk ditangkap, sehingga hasil tangkapan nelayan meningkat. Meski demikian, terdapat kekhawatiran akan adanya dampak ekologis dari penggunaan rumpon yang terlalu banyak terhadap keberlangsungan sumberdaya ikan. Kurangnya sumber makanan di sekitar rumpon dapat menggiring kepada terjadinya kelaparan pada ikan-ikan yang berasosiasi dengannya. Kurangnya makanan dapat berdampak buruk pada kemampuan ikan untuk berkembangbiak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis ikan yang tertangkap di sekitar rumpon, mengetahui kondisi lambung dan jenis makanan ikan yang berasosiasi dengan rumpon dan menentukan dampak rumpon terhadap keberlangsungan sumberdaya ikan. Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi jenis ikan yang ditangkap menggunakan pukat cincin dan pancing ulur di sekitar rumpon laut dalam yang dipasang di Samudera Hindia selatan Jawa. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif, dengan aspek yang dikaji yaitu kondisi kepenuhan lambung dan jenis makanan ikan yang berkumpul di sekitar rumpon Sebanyak 279 sampel ikan dari berbagai jenis dibedah lambungnya untuk mengetahui kondisi kepenuhan lambung dan jenis makanannya. Terdapat 16 jenis ikan yang tertangkap di sekitar rumpon. Persentase ikan dengan lambung kosong yaitu 44%. Jenis makanan ikan yang ditangkap dengan pukat cincin yaitu lemuru, teri, dan cumi-cumi, sedangkan ikan yang ditangkap dengan pancing ulur memakan lemuru, teri, cumi-cumi, tongkol, cakalang, layang, udang dan larva Stomatopoda. Penggunaan rumpon dapat menimbulkan dampak negatif berupa kompetisi dalam memperoleh makanan yang ketersediaannya terbatas. Kondisi ini dapat mengganggu keberlangsungan sumberdaya ikan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.