Abstrak. Sebagai salah satu penyangga ibukota DKI Jakarta, Perkotaan Cibinong Raya menjadi salah satu lokasi tujuan untuk bertempat tinggal. Pertumbuhan penduduk Perkotaan Cibinong Raya mengalami peningkatan sebesar 16,37% (BPS Kabupaten Bogor, 2016), yang kemudian diikuti dengan peningkatan permintaan akan hunian tempat tinggal. Di sisi lain, ketersediaan lahan di Perkotaan Cibinong Raya luasnya semakin terbatas sehingga diperlukan optimalisasi penggunaan lahan agar mencapai nilai yang optimum. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menentukan lokasi terbaik pengembangan properti apartemen di Perkotaan Cibinong Raya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan perspektif yang berbeda dengan yang digunakan oleh para pelaku pengembang property dengan menggunakan variable-variable yang disarikan dari kajian literature yang terkait. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan para ahli terkait pengembangan property sebagai penilai/responden. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat empat lokasi alternatif yang layak untuk dikembangkan sebagai lokasi properti apartemen. Keempat lokasi alternatif tersebut kemudian disebut sebagai Lokasi A, Lokasi B, Lokasi C dan Lokasi D. Berdasarkan hasil AHP, didapati lokasi yang memiliki nilai tertinggi dan sebagai lokasi terbaik pengembangan properti apartemen secara berturut-turut yaitu Lokasi D (0,336), Lokasi A (0,309), Lokasi C (0,218) dan Lokasi B (0,139).
Kata kunci: lokasi terbaik; Highest and Best Use (HBU); apartemen; Cibinong Kabupaten Bogor[Title: The Best Location for Property Apartment Development in Cibinong Urban Area, Bogor Regency]. As a part of Greater DKI Jakarta or known as Jabodetabek, Cibinong Raya offers alternatives for residence location. The statistic of population in Cibinong noted that its population has grown by 16.37% (BPS Bogor Regency, 2016) that has implication on the increase of residential dwelling demand. However, the amount of non-built area in the city is limited. So, land use optimazition strategy is significant to reach the optimum land-use value. The result of this study is expected to give different perpective of property development applied by the property developers in Indonesia. Hence, this research applied variables derived from the literature reviews and asked the property experts to analyse the variables. Using Analytical Hierarchy Process (AHP), it was revealed that there were four suitable alternative location named as Location A, Location B, Location C and Location D. Based on the experts perception through AHP method, the study showed that the highest optimum value was Location D (0.336) and followed by Location A (0.309), Location C (0.218) and Location B (0.139).