2016
DOI: 10.24832/kapata.v11i1.282
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Wisata Kampung Adat Huaulu di Pulau Seram, Maluku

Abstract: AbstrakPenelitian wisata kampung adat Orang Huaulu di Pulau Seram, Kabupaten Maluku Tengah Propinsi Maluku adalah merupakan pandangan awal tentang potensi-potensi sumberdaya budaya yang ada beserta pendukungnya dapat dikembangkan sebagai tujuan pariwisata. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan memahami aspek-aspek apa saja yang dapat dikembangkan dari sumberdaya budaya dan pendukung tersebut sebagai destinasi pariwisata. Pendekatan kualitatif sebagai metode penelitian dengan menggunakan teknik pengumpu… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

1
0
0
2

Year Published

2018
2018
2023
2023

Publication Types

Select...
4
1

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(4 citation statements)
references
References 0 publications
1
0
0
2
Order By: Relevance
“…This is associated with the important role of the feminine gender in the transformation and preservation of vernacular settlements at Brayut village, Sleman, Yogyakarta in order to develop the area into a tourist village (Pudianti et al 2020). The same role of gender was also observed in the tourism development of the traditional village of Huaulu on Seram Island, Maluku (Wattimena 2015) and the activities of the female in the matrilineal tradition of Minangkabau have been reported to be determining the cultural life and social order of the community as expressed in its traditional architecture (Bahauddin et al 2013). This, therefore, means gender has an important position and role in the dynamics and preservation of traditional architecture, especially with the objectives of upholding local customs and traditions.…”
Section: Introductionsupporting
confidence: 60%
“…This is associated with the important role of the feminine gender in the transformation and preservation of vernacular settlements at Brayut village, Sleman, Yogyakarta in order to develop the area into a tourist village (Pudianti et al 2020). The same role of gender was also observed in the tourism development of the traditional village of Huaulu on Seram Island, Maluku (Wattimena 2015) and the activities of the female in the matrilineal tradition of Minangkabau have been reported to be determining the cultural life and social order of the community as expressed in its traditional architecture (Bahauddin et al 2013). This, therefore, means gender has an important position and role in the dynamics and preservation of traditional architecture, especially with the objectives of upholding local customs and traditions.…”
Section: Introductionsupporting
confidence: 60%
“…Pengetahuan lokal sangat berperan penting dalam menjaga biodiversitas berbasis konservasi lokal dan sebagai alternatif utama dalam mempertahankan budaya lokal (Nazarea, 2006). Pengetahuan lokal adalah suatu karya intelektual yang telah mengalami perkembang an di masa lalu dan masih terdapat kemungkinan untuk mengalami perkembangan di masa yang akan datang, digunakan dan diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi hingga saat ini, seperti, antara lain, masyarakat suku Togutil (Nasir Tamalene et al, 2014), masyarakat adat Huaulu (Wattimena, 2015), masyarakat suku Nuaulu Seram (Setyawati & Setyowati, 2015) dan beberapa masyarakat lainnya. Masyarakat suku ataupun adat di Maluku telah membuktikan bahwa flora dan fauna yang digunakan sangat bermanfaat bagi kehidupannya.…”
Section: G Pengetahuan Lokalunclassified
“…Kenyataan pada areal sub komunitas I ini intensitas perburuan hewan-hewan yang berfungsi sebagai agen penyebar buah atau biji tumbuhan hutan relatif tinggi. Seperti kebiasaan masyarakat Suku Nua Nea yang gemar berburu, baik untuk keperluan pemenuhan bahan makanan maupun untuk kelengkapan bahan upacara adat, maka beberapa jenis hewan yang sekiranya berperan sebagai agen dispersal aktif propagul pohon-pohon hutan, menjadi menurun populasinya akibat kegiatan perburuan yang sangat intens (Wattimena, 2014). Sebagaimana adat istiadat Suku Nua Nea tersebut pada waktu lampau, guna keperluan upacara inisiasi anggota masyarakat khususnya bagi kaum lelaki jika usianya telah beranjak dewasa, maka diwajibkan mempersembahkan kepala manusia yang ditaklukkan dalam perang untuk upacara inisiasi tersebut.…”
Section: Padaunclassified