2011
DOI: 10.20886/jpth.2011.5.3.129-138
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Variasi Ketahanan Terhadap Penyakit karat Tumor pada Sengon Tingkat Semai

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
0
0
3

Year Published

2016
2016
2024
2024

Publication Types

Select...
5

Relationship

1
4

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(3 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
3
Order By: Relevance
“…Di sisi lain, budiaya sengon dalam skala besar di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa menghadapi beberapa tantangan (kendala) secara ekologis, seperti terjadinya serangan organisme patogen (penyakit) yang dapat menurunkan produksi kayu sengon hingga 15 % -81 % (Baskorowati, 2020;Darwiati & Anggraeni, 2018). Penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan pada sengon diantaranya, yaitu karat puru (Uromycladium falcatarium), damping-off (Rhizoctonia sp.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Di sisi lain, budiaya sengon dalam skala besar di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa menghadapi beberapa tantangan (kendala) secara ekologis, seperti terjadinya serangan organisme patogen (penyakit) yang dapat menurunkan produksi kayu sengon hingga 15 % -81 % (Baskorowati, 2020;Darwiati & Anggraeni, 2018). Penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan pada sengon diantaranya, yaitu karat puru (Uromycladium falcatarium), damping-off (Rhizoctonia sp.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Hasil observasi tersebut mengindikasikan bahwa beberapa famili asal Papua lebih toleran terhadap serangan penyakit karat tumor (Baskorowati, Susanto, et al, 2012). Hasil uji tingkat semai juga menunjukkan bahwa sengon asal Wamena lebih resisten dibanding asal Jawa (Baskorowati & Nurrohmah, 2011;Rahayu, 2007), Brumas (Malaysia), Timor Timur, Maluku dan Flores Timur (Rahayu, 2007).…”
Section: Sengonunclassified
“…Sengon yang berasal dari Wamena, sebaliknya, diketahui merupakan jenis sengon yang lebih tahan terhadap penyakit karat tumor, karena menunjukkan luas dan intensitas serangan yang lebih rendah (Baskorowati & Nurrohmah, 2011;Baskorowati, Susanto, & Charomaeni, 2012). Lebih lanjut Rahayu, Shukor, See, dan Saleh (2009) (Hopkins & Huiiner, 2008).…”
Section: Sengonunclassified