Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep rantai nilai pada produksi telur asin di "Bersahabat Farm" yang mengaplikasikan konsep rantai nilai Porter Value Chain Framework dalam operasinya, memulai dari pemeliharaan bebek petelur hingga tahap penyimpanan, pengolahan, pencucian, penyortiran, dan pengemasan telur untuk memperpanjang masa simpan produk, meningkatkan harga jual, dan mengoptimalkan profitabilitas. Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan kualitatif dan studi kasus untuk menganalisis penerapan rantai nilai dan nilai tambah pada produk telur asin di “Bersahabat Farm”. Peneliti melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan pemilik usaha. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil menunjukan rantai nilai pada “Bersahabat Farm” dimulai dari proses inbound logistics berupa pengadaan telur bebek melalui pemeliharaan sendiri yang mencakup pembuatan kandang, perolehan bibit bebek, pemberian pakan, dan pengumpulan telur. Proses operations melibatkan pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Outbound logistics, yaitu distribusi produk ke konsumen. Marketing and sales dilakukan dengan opsi Cash on Delivery. Hasil penelitian menunjukan dengan analisis rantai nilai dapat ditemukan bahwa pengadaan bahan baku sendiri menghasilkan keuntungan Rp1.233.808 (45,01%), sedangkan pembelian dari supplier lain menghasilkan keuntungan Rp462.600 (14,03%). Perbedaan signifikan disebabkan kemampuan pemeliharaan sendiri mengendalikan biaya bahan baku