Abstract:The study aimed to explore the concept of happiness of the coastal poor in Java. It was conducted using grounded approach through interviewing the poor in coastal D.I. Yogyakarta. Research subjects came from six different coastal areas; Parangtritis, Samas, Baru, Goa Cemara, Kuwaru, and Pandansari. This study used narrative content analysis for four aspects of the discourse that originated from 16 research subjects with the background of farmers, laborers, traders and fishermen; (1) a happy experience, (2) sad… Show more
“…Tulung tinulung is very important in people's lives because tulung tinulung is able to create peace, harmony, and strong solidarity in society. Tulung Tinulung is also able to provide happiness through interpersonal interactions (Casmini & Sandiah, 2019). This attitude of tulung tinulung really needs to be internalized by students because tulung tinulung will foster kindness to others, increase brotherhood, and increase social care (Nurdin, 2023).…”
Bullying merupakan masalah serius yang harus segera dicegah. Salah satu upaya untuk mencegah bullying adalah dengan menginternalisasikan konsep Tri Rahayu. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan konsep Tri Rahayu sebagai upaya pencegahan bullying, 2) menganalisis relevansi konsep Tri Rahayu sebagai upaya pencegahan bullying di sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi Pustaka. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik dokumentasi. Data penelitian ini berupa informasi mengenai pencegahan bullying dan konsep Tri Rahayu. Sumber studi literatur dalam penelitian ini adalah artikel jurnal yang diakses melalui google scholar. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis konten sedangkan teknik kebasahan data menggunakan triangulasi teori. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat beberapa sikap yang dapat diinternalisasikan dalam konsep Tri Rahayu sebagai upaya pencegahan bullying. Sikap tersebut adalah mawas diri, tepa slira, aja dumeh, srawung, tulung tinulung, watak eling, waspada, lan tumindak alus sarwi aris, dan taat hukum. Konsep Tri Rahayu ini sangat relevan dengan upaya pencegahan bullying di sekolah karena konsep ini mengajarkan kebaikan dan kedamaian pada diri sendiri, sesame manusia, dan bangsa. Hasil penelitian ini memberikan konsep baru terkait upaya pencegahan bullying melalui konsep filosofis Ki Hadjar Dewantara yang dapat digunakan sebagai referensi dan pedoman pencegahan bullying di sekolah
“…Tulung tinulung is very important in people's lives because tulung tinulung is able to create peace, harmony, and strong solidarity in society. Tulung Tinulung is also able to provide happiness through interpersonal interactions (Casmini & Sandiah, 2019). This attitude of tulung tinulung really needs to be internalized by students because tulung tinulung will foster kindness to others, increase brotherhood, and increase social care (Nurdin, 2023).…”
Bullying merupakan masalah serius yang harus segera dicegah. Salah satu upaya untuk mencegah bullying adalah dengan menginternalisasikan konsep Tri Rahayu. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan konsep Tri Rahayu sebagai upaya pencegahan bullying, 2) menganalisis relevansi konsep Tri Rahayu sebagai upaya pencegahan bullying di sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi Pustaka. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik dokumentasi. Data penelitian ini berupa informasi mengenai pencegahan bullying dan konsep Tri Rahayu. Sumber studi literatur dalam penelitian ini adalah artikel jurnal yang diakses melalui google scholar. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis konten sedangkan teknik kebasahan data menggunakan triangulasi teori. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat beberapa sikap yang dapat diinternalisasikan dalam konsep Tri Rahayu sebagai upaya pencegahan bullying. Sikap tersebut adalah mawas diri, tepa slira, aja dumeh, srawung, tulung tinulung, watak eling, waspada, lan tumindak alus sarwi aris, dan taat hukum. Konsep Tri Rahayu ini sangat relevan dengan upaya pencegahan bullying di sekolah karena konsep ini mengajarkan kebaikan dan kedamaian pada diri sendiri, sesame manusia, dan bangsa. Hasil penelitian ini memberikan konsep baru terkait upaya pencegahan bullying melalui konsep filosofis Ki Hadjar Dewantara yang dapat digunakan sebagai referensi dan pedoman pencegahan bullying di sekolah
“…Ini juga mendukung gagasan bahwa masyarakat pesisir memiliki pola sosial tolong-menolong yang lebih kuat daripada masyarakat perkotaan. Kebahagiaan dirasakan oleh masyarakat pesisir melalui interaksi interpersonal (Casmini & Sandiah, 2019). Berdasarkan hal tersebut dengan ditingkatkannya pengetahuan masyarakat tentang Psychological well-being dapat menjadikan masyarakat meletakkan makna kolektif-sosial untuk menginterpretasikan konsep kebahagiaan melalui pemahaman bahwa hubungan sosial yang baik dapat membawa manfaat bagi kesejahteraan psikologis.…”
ABSTRAK Psychological Well-Being diasosiasikan dengan kemampuan untuk beradaptasi terhadap kebutuhan perawatan penyakit yang dialami, mempertahankan hubungan sosial dan kemampuan mencegah komplikasi dimasa depan. Tujuan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat pesisir Desa Temajuk tentang Psychological Well-Being. Metode pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat adalah penyuluhan dan edukasi tentang Psychological Well-Being. Hasil pengabdian kepada masyarakat didapatkan data tingkat pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan yaitu kategori tinggi sebesar 10%, kategori sedang sebesar 33,3% dan kategori rendah sebesar 56,7%. Sedangkan setelah diberikan penyuluhan dan edukasi tentang Psychological Well-Being diperoleh pengetahuan pada kategori tinggi yaitu 76,6% dan kategori sedang yaitu 23,3%. Penyuluhan dan edukasi Psychological Well-Being mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat pesisir di Desa Temajuk. Kata Kunci: Penyuluhan Psychological Well-Being, Psikologis Masyarakat Pesisir ABSTRACT Psychological Well-Being is associated with the ability to adapt to the treatment needs of the illness experienced, maintain social relationships and the ability to prevent future complications. The aim of community service is to increase the knowledge of coastal communities in Temajuk Village about Psychological Well-Being. The method for implementing community service is counseling and education about Psychological Well-Being. The results of community service obtained data on the level of knowledge before being given counseling, namely the high category was 10%, the medium category was 33.3% and the low category was 56.7%. Meanwhile, after being given counseling and education about Psychological Well-Being, knowledge was obtained in the high category, namely 76.6% and in the medium category, namely 23.3%. Psychological Well-Being counseling and education can increase the knowledge of coastal communities in Temajuk Village. Keywords: Psychological Well-Being Counseling, Psychology of Coastal Communities
“…Ivan Razali (2004), Dewi Fatmawati (2014, and Donna NP Butarbutar (2020) focused on the socioeconomic development of these communities. Meanwhile, Mahfudlah Fajrie (2018), Yayah Nurhidayah (2019), and Citra Putri Dano (2022) explored their communication patterns, and Nendah Kurniasari (2011) and Casmini (2019) investigated their psychology. However, despite the extensive literature on coastal communities, there is a gap in knowledge regarding the socio-religious life of the Eretan Wetan coastal community in Indramayu, as well as the role of traditional figures and the local mosque in promoting religious values.…”
This research study investigates the crucial role played by traditional leaders and local mosques in preserving religious and cultural values in the Eretan Wetan coastal community in Indramayu, West Java. Utilizing a sociological approach and observational and interview-based data collection techniques, the study found that Eretan Wetan is a highly religious community where religious and cultural values influence and strengthen each other, despite the disruptions caused by modernity. The mosque serves as a center for both ritual worship and community empowerment, and traditional clerics resist modernity. The research highlights the importance of preserving coastal communities' religious and cultural values and recognizing the roles of traditional leaders and mosques in their socio-religious life. This study is expected to provide input and recommendations for policymakers in developing coastal communities sustainably while preserving their religious and cultural values.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.