2017
DOI: 10.20961/habitus.v1i1.18850
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Urbanisasi, Industrialisasi, Pendapatan, dan Pendidikan di Indonesia

Abstract: Paper ini meneliti tentang dampak industrialiasi, tingkat pendapatan, dan tingkat pendidikan terhadap urbanisasi di Indonesia selama periode 1960-2016. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan regresi OLS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa industrialisasi memiliki pengaruh signifikan dan negatif terhadap urbanisasi, tingkat pendapatan juga memiliki pengaruh yang signifikan dan negatif, kemudian tingkat pendidikan memiliki kontribusi yang signifikan dan positif terhadap urbanisasi di… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2022
2022
2022
2022

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 0 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…mengalirnya penduduk pedesaan ke kota-kota akibat kekeliruan adopsi paradigma pembangunan yang menekankan pada pembangunan industrialisasi besar-besaran yang ditempatkan di kota-kota besar yang kemudian dikenal dengan istilah AIDS (Accelerated Industrialization Development Strategy), sehingga memunculkan adanya daya tarik yang sangat kuat untuk mengadu nasibnya di kota yang dianggap mampu memberikan masa depan yang lebih baik dengan penghasilan yang lebih tinggi, sementara pendidikan dan ketrampilan yang mereka miliki kurang memadai untuk masuk di sektor formal (Fazaalloh, 2017;Prayojana et al, 2020;Rukmana & Cahyaningtias, 2021).…”
unclassified
“…mengalirnya penduduk pedesaan ke kota-kota akibat kekeliruan adopsi paradigma pembangunan yang menekankan pada pembangunan industrialisasi besar-besaran yang ditempatkan di kota-kota besar yang kemudian dikenal dengan istilah AIDS (Accelerated Industrialization Development Strategy), sehingga memunculkan adanya daya tarik yang sangat kuat untuk mengadu nasibnya di kota yang dianggap mampu memberikan masa depan yang lebih baik dengan penghasilan yang lebih tinggi, sementara pendidikan dan ketrampilan yang mereka miliki kurang memadai untuk masuk di sektor formal (Fazaalloh, 2017;Prayojana et al, 2020;Rukmana & Cahyaningtias, 2021).…”
unclassified