Penentuan prioritas masalah penting dilakukan guna percepatan penurunan stunting khususnya di Kabupaten Muara Enim yang menjadi urutan ketiga prevalensi stunting tertinggi di Sumatera Selatan. Sistem informasi geografis dapat menjadi pilihan untuk menentukan wilayah prioritas karena distribusi kejadian dapat divisualisasikan dalam bentuk peta. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan distribusi prevalensi dan faktor risiko kejadian stunting di Kabupaten Muara Enim tahun 2022 dengan menggunakan studi deskriptif. Sampel pada penelitian ini yaitu balita stunting, bayi usia 6 bulan dengan ASI eksklusif, ibu hamil dengan riwayat anemia, ibu hamil dengan riwayat Kurang Energi Kronis (KEK), serta bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Kabupaten Muara Enim tahun 2022 yang tercatat di Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM). Data diolah menjadi peta menggunakan aplikasi Qgis. Hasil pemetaan prevalensi kejadian dan faktor risiko stunting di 22 wilayah kerja puskesmas didapatkan 4 puskesmas dengan prevalensi stunting >2,5%, terdapat 5 puskesmas dengan prevalensi ibu hamil anemia >4%, terdapat 14 puskesmas dengan prevalensi ibu hamil KEK >7,3%, terdapat 1 puskesmas dengan prevalensi balita ASI eksklusif <53%, dan terdapat 3 puskesmas dengan prevalensi praktik IMD <79%.
Kata Kunci: stunting, Anemia, KEK, ASI eksklusif, IMD.