Some studies have discussed digital activism and politics in Indonesia. However, studies investigating the phenomenon of Indonesian feminist activism on social media have yet to be conducted. On the other hand, Facebook, YouTube, Instagram, and also other online platforms have become a fertile site for the public to aspire their views and mobilize people for some causes, including social media accounts voicing feminist perspectives in Indonesian online sphere. This study uncovers the actors behind and goals of feminism activists who create accounts on social media such as Facebook, Instagram and YouTube. The method of the study is snow-ball interviews, content analyses of Instagram posts, and close observation on public activities of the important figures within the movement on their social media account, as well as their writings. This study found that Indonesian digital feminism activists have started with the agencies of the young women of Indonesia in the circle of senior feminists in Jakarta, as well as feminist emerging from the Islamist network. Basic literacy and digital literacy have facilitated the activists with capability to articulate and share their ideas. Eventually, the activists initiate the movement on social media which functions as a means of creating digital safe place, sharing personal stories, providing online discussion forum, promoting marches and offline discussion events, responding to criticisms and oppositional standpoints, as well as conducting and publishing research.
AbstrakSejumlah kajian telah mendiskusikan tentang aktivisme digital dan politik di Indonesia. Akan tetapi, kajian yang mencermati fenomena aktivisme feminis Indonesia pada situs jejaring sosial masih terbatas. Padahal, Facebook, YouTube dan Instagram, juga platform online lainnya telah menjadi ladang subur bagi tumbuhnya pandangan dan upaya mobilisasi warga untuk sejumlah sebab, termasuk sejumlah akun media sosial yang menyuarakan perspektif feminis pada ranah online Indonesia. Kajian ini mengungkap jejaring aktor dan tujuan bersama para aktivis feminis yang menciptakan akun-akun pada situs jejaring sosial seperti Facebook, Instagram dan YouTube. Metode studi ini adalah wawancara snow-ball, analisis isi unggahan-unggahan di Instagram, dan pengamatan lekat aktivitas publik yang dilakukan oleh figur-figur penting pada media sosial mereka, berikut karya-karya tulisan mereka. Kajian ini menemukan bahwa aktivisme feminis digital Indonesia bermula dari agensi para wanita muda Indonesia dalam lingkungan feminis senior di Jakarta, maupun tumbuh dari jejaring gerakan Islam. Literasi dasar dan literasi digital memfasilitasi para aktivis tersebut dengan kemampuan untuk mengartikulasikan dan berbagi ide-ide mereka. Pada akhirnya, para aktivis menginisiasi gerakan pada sosial media yang berfungsi untuk menjadi ruang 105 aman digital, berbagi kisah-kisah pribadi, menyediakan forum diskusi online, mengajak turun ke jalan dan acaraacara diskusi offline, merespon pandangan kritis dan oposisional terhadap gerakan mereka, menyelenggarak...