Ukuran Kelompok Simpai (Presbytis Melalophos) Di Hutan Desa Cugung Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Model Gunung Rajabasa Lampung Selatan

Abstract

Cugung forest managed by Protection Forest Management Unit Model (KPHL) of Rajabasa Mountain, its a natural habitat for simpai (Presbytis melalophos). Its size and structure are not known. Research was done to observe its group size and population structure in Cugung forest using concentration count method. Group size was 11 individuals, with 4 reproductive age and 5 young individuals and 2 infants. Sexual ratio is 1:2.Key word: simpai, group size, a cugung forest

Struktur Umur dan Sex Rasio Sub-Sub Populasi Simpai (Presbytis melalophos melalophos) pada Lanskap Campuran dalam Kawasan Hutan Lindung Bukit Daun

“…Simpai memiliki ciri khas bagian ventral berwarna putih sedangkan bagian dorsal berwarna merah kekuning kuningan. Ekor berwarna gelap, & memiliki jambul berwarna merah kehitaman (Supriatna et al, 2000).…”

“…Sisa makanan yang tidak tercerna berupa biji akan dikeluarkan pada saat membuang feses, sehingga secara tidak langsung telah membantu penyebaran tumbuhan (Agustian et al, 2014). Simpai memiliki fungsi ekologis yaitu sebagai komponen rantai makanan dan menjaga keseimbangan ekosistem (Supriatna et al, 2000).…”

“…Distribusi simpai cukup luas dimana hewan ini menempati hutan primer dan sekunder, hutan bakau atau menempati habitat mulai ketinggian 0 mhingga 2.500 2023. BIOEDUSAINS:Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains 6 (2): 645-656 m dpl dan seringkali dijumpai di hutan yang berbatasan dengan perkebunan atau perladangan masyarakat (Supriatna et al, 2000) Ancaman terbesar terhadap eksistensi simpai di habitatnya adalah hilang atau rusaknya kawasan hutan alami karena pembukaan lahan untuk areal perkebunan besar, pertanian, pertambangan, permukiman ataupun disebabkan oleh adanya illegal logging dan akibat kebakaran hutan. Ancaman lain terhadap populasi Simpai adalah perburuan untuk diperjual belikan sebagai hewan peliharaan, bahan obat, dan bulunya yang bernilai ekonomis.…”

“…Habitat berkualitas baik memiliki ketersediaan pakan lebih bervariasi dalam jenis dibandingkan dengan habitat berkualitas rendah. Rendah dalam ketersediaan tumbuhan pakan akan berdampak terhadap kepadatan, struktur umur dan rasio seks individu-individu yang menyusun populasi atau sub-populasi (Supriatna et al, 2000).…”

“…Dampak gangguan menyebabkan penyebaran simpai cenderung mengelompok di sisi lain ukuran populasinya terancam berkurang dan kritis. Simpai merupakan primata yang tidak menyukai kedekatan dengan berbagai aktivitas manusia, sehingga dengan adanya faktor gangguan yang muncul memberi dampak terhadap penurunan populasi, pola sebaran yang cenderung mengelompok pada habitat tertentu dan pergerakan simpai yang terbatas (Supriatna et al, 2000).…”