UJI TOKSISITAS KITOSAN CANGKANG KERANG BULU (Anadara antiquata) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT)

Sepvina, Nadila Indra; Ridwanto, Ridwanto; Rani, Zulmai

doi:10.36387/jiis.v7i2.1023

Cited by 8 publications

(9 citation statements)

References 0 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…The number of dead larvae was recorded after 24 hours. Then, the dead shrimp larvae were counted and the value (LC 50 ) was calculated by graphing the % probit with the concentration log (20).…”

Section: Toxicity Test Of Shrimp Larvae Against Artemia Salina Leachmentioning

confidence: 99%

Environmental Health Risk Analysis of Legundi Leaf Essential Oil Toxicity (Vitex Trifolia L.)

Setianingsih

Singapurwa²,

Arygunartha³

et al. 2023

JKL

View full text Add to dashboard Cite

Introduction: Caring for the environment means participating in preserving the environment as well as possible, one concern for the environment is regarding the development of the use of natural materials. This is done to ensure the safety of consumers' use of herbal medicinal products or food products. One of the plants that are often used for traditional medicine is the legundi plant (Vitex trifolia L.). Legundi leaf essential oil is used for humans for environmental health and food products. Methods: Samples of legundi leaves were collected in stages from the Sukawati Gianyar area. Furthermore, essential oil isolation was carried out using the maceration method, then a shrimp larvae toxicity test was carried out, then analysis was carried out by Gas Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS). Results and Discussion: Toxicity test analysis show that the essential oil of legundi leaves has an LC50 value of 51,541 ppm, so it can be said that legundi leaf essential oil is toxic. GC results obtained eight chromatogram peaks. Of the eight peaks, there was one peak of the compound with 41.77% of the high area, namely the compound furan-2-carboxaldehyde. Conclusion: Legundi leaf essential oil is toxic, so this finding is important for developing science in environmental health and food product development. Environmental Health is used to increase public knowledge in the field of the utilization of food products.

show abstract

Section: Toxicity Test Of Shrimp Larvae Against Artemia Salina Leachmentioning

confidence: 99%

Environmental Health Risk Analysis of Legundi Leaf Essential Oil Toxicity (Vitex Trifolia L.)

Setianingsih

Singapurwa²,

Arygunartha³

et al. 2023

JKL

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Oleh karena itu, penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap kecambah kacang hijau sebagai bahan alam yang potensial untuk dikembangkan sebagai agen antikanker dengan menguji sitotoksisitas ekstrak etanol kecambah kacang hijau menggunakan metode BSLT untuk melengkapi informasi penelitian tentang kecambah kacang hijau tersebut. Uji toksisitas yang dilakukan dengan menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) ditujukan untuk menentukan potensi suatu senyawa bersifat racun dengan mengetahui tingkat toksisitasnya (Sepvina et al, 2022). BSLT merupakan salah satu metode yang banyak digunakan untuk uji toksisitas dengan menggunakan hewan uji larva Artemia salina Leach (Rani et al, 2022).…”

Section: Pendahuluanunclassified

SKRINING FITOKIMIA DAN UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL KECAMBAH KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) DENGAN METODE BSLT

Munandar

Nasution

et al. 2023

FJFSK

View full text Add to dashboard Cite

Kecambah kacang hijau (Vigna radiata L.) berasal dari kacang hijau merupakan salah satu jenis kacang yang relatif banyak dikonsumsi masyarakat sebagai makanan fungsional. Kacang hijau berasal dari famili Fabaceae. Kacang hijau dan kecambahnya bermanfaat banyak bagi kesehatan. Kecambah kacang hijau mengandung Vitamin E sangat tinggi sehingga baik bagi peremajaan kulit dan juga membantu wanita terhindar dari kanker payudara, gangguan menstruasi dan gangguan akibat menopause. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas sitotoksisitas ekstrak etanol kecambah kacang hijau dan juga senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam kecambah kacang hijau. Pengujian skrining fitokimia dan evaluasi sifat digunakan pada penelitian ini. kecambah kacang hijau. Pengujian sitotoksisitas ekstrak kecambah kacang hijau menggunakan beberapa variasi konsentrasi metode Brine Shrimp Lethality Test. Hasil uji fitokimia terhadap ekstrak kecambah kacang hijau (Vigna radiata L.) mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tanin dan steroid/triterpenoid. Hasil pengujian karakterisasi kecambah kacang hijau pada kadar air 8,66 %, kadar sari larut air 36,54%, kadar sari larut etanol 24,62 %, kadar abu total 7,655%, kadar abu tidak larut asam 1,078%. Hasil analisa probit pengujian sitotoksisitas ekstrak etanol kecambah kacang hijau dengan metode BSLT diperoleh nilai LC50 262,7241 µg/ml, dengan kategori toksik dan berpotensi sebagai antikanker.

show abstract

“…Uji penelitian awal yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi senyawa antikanker tumbuhan baru adalah Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Uji toksisitas yang dilakukan dengan menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) ditujukan untuk menentukan potensi suatu senyawa bersifat racun dengan mengetahui tingkat toksisitasnya (Sepvina et al, 2022).…”

Section: Pendahuluanunclassified

UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL DAUN BAMBU (Dendrocalamus Asper (Schult.F.) Backer) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT)

Novriani Putri Santia,

D Elysa Putri Mambang,

Minda Sari Lubis

et al. 2023

FJFSK

View full text Add to dashboard Cite

Kanker adalah pertumbuhan sel yang ganas dan abnormal sehingga dapat merusak jaringan tubuh yang dapat menyebabkan melemahnya kondisi tubuh dan juga mengakibtkan kematian. Indonesia memiliki beragam tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pengobatan. Daun bambu (Dendrocalamus asper (Schult.f.) Backer) merupakan salah satu yang dapat dimanfaatkan yang memiliki metabolit sekunder, salah satunya flavonoid. Metode BSLT digunakan dalam ini agar mengetahui sitotoksisitas ekstrak etanol daun bambu sehingga dapat dilakukan penentuan nilai LC50 Uji yang dilakukan diantaranya skrining fitokimia dan uji sitotoksisitas ekstrak daun bambu menggunakan metode BSLT. Metode BSLT dilakukan dengan cara melihat jumlah larva yang mati akibat pengaruh ekstrak dengan melihat hasil nilai LC50, konsentrasinya 100, 200, 300, 400, 500, 600, 700, 800, 900, dan 1000µg/mL. Hasil yang didapatkan dari uji skrining metabolit sekunder diketahui mengandung tanin, steroid, flavonoid, saponin dan alkaloid pada ektrak etanol daun bambu. Nilai LC50 sebesar 364.5860 µg/mL diperoleh dari uji sitotoksisitas yang menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun bamboo berpotensi sebagai antikanker namun bersifat toksik.

show abstract

UJI TOKSISITAS KITOSAN CANGKANG KERANG BULU (Anadara antiquata) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT)

Cited by 8 publications

References 0 publications

Environmental Health Risk Analysis of Legundi Leaf Essential Oil Toxicity (Vitex Trifolia L.)

Environmental Health Risk Analysis of Legundi Leaf Essential Oil Toxicity (Vitex Trifolia L.)

SKRINING FITOKIMIA DAN UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL KECAMBAH KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) DENGAN METODE BSLT

UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL DAUN BAMBU (Dendrocalamus Asper (Schult.F.) Backer) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT)

Contact Info

Product

Resources

About