Translation, cross-cultural adaptation and validation of the Computer Vision Syndrome Questionnaire into Persian (CVS-Q FA©)

Abstract

Purpose To translate, cross-culturally adapt and validate the Computer Vision Syndrome Questionnaire (CVS-Q©) into Persian. Methods This study was carried out in 2 phases: (1) the CVS-Q© was translated and cross-culturally adapted into Persian and (2) the validity and reliability of CVS-Q FA© were assessed in a cross-sectional validation study. An expert committee composed of 15 optometrists evaluated content validity (item-level (I-CVI) and scale-level (S-CVI) content validity index were calculated). A pretest was performed (n = 20 participants) to verify the comprehensibility of the questionnaire. A total of 102 computer users completed the final questionnaire. Criterion validity and diagnostic performance of the CVS-Q FA© were assessed by calculating sensitivity, specificity and receiver characteristic operator curve. Cronbach's alpha was calculated for the assessment of internal consistency and 46 participants refilled the questionnaire for the second time and the interclass correlation coefficient (ICC) and Cohen's kappa (κ) were evaluated for test–retest reliability. Results The translation and cross-cultural adaptation process was performed successfully according to accepted scientific recommendations without any major difficulties. The I-CVI was above 0.80 for all items (symptoms) except item 15 (feeling that sight is worsening) and the S-CVI was 0.92. The CVS-Q FA© showed good sensitivity (81.1%) and acceptable specificity (69.2%). Also, it achieved good internal consistency (Cronbach's alpha = 0.80) and test–retest reliability (ICC = 0.81 and κ = 0.65). Conclusion The CVS-Q FA© was successfully translated, cross-culturally adapted, and validated into Persian. This study provides a valid and reliable tool for the assessment of computer vision syndrome among the Iranian working population.

<p><strong>Adaptasi lintas budaya dan validitas kuesioner untuk dokter gigi dalam melakukan tindakan pencegahan karies</strong></p><p><strong><em>Cross-cultural adaptation of questionnaire to know dentists barriers in caries prevention measures</em></strong></p>

“…Tujuan dari pengisian kuesioner adalah untuk mengetahui item yang paling banyak dipilih oleh responden. 30 Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode closed ended item, yang disusun dengan skala ordinal yang berpedoman pada Likert Summated Rating. Metode tersebut merupakan pemberian nilai terhadap pernyataan sikap dengan menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan skala serta tidak menggunakan kelompok penilai.…”

“…Cara tersebut menjadikan terjemahan dapat dibandingkan dan jika ada kata-kata yang ambigu dapat dicek kembali. 30,31 Kedua, synthesis of the translations, kedua ahli bahasa berdiskusi untuk melakukan sintesis terhadap hasil terjemahan. Mereka mencoba menggunakan hasil terjemahan dari ahli bahasa pertama dan dilanjutkan dengan hasil terjemahan dari ahli bahasa kedua.…”

“…Kemudian ahli bahasa melakukan proses sintesis dari hasil terjemahan mereka dan mencatatnya secara teliti. 30,31 Ketiga, forward and back translation, seorang penerjemah dari bidang kesehatan, pada penelitian ini adalah rekan penulis, menerjemahkan kembali kuesioner ke bahasa aslinya menggunakan kuesioner versi ahli bahasa pertama dari Lembaga Bahasa Internasional Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia dan terjemahan kedua dari penulis yang benar-benar buta terhadap versi aslinya. Tahap ini merupakan proses pemeriksaan validitas untuk memastikan bahwa versi terjemahan mencerminkan konten item yang sama dengan versi aslinya.…”

“…Langkah ini akan memperjelas kata-kata yang tidak jelas pada terjemahan sebelumnya. 30,31 Keempat, expert committee, sangat penting untuk mencapai kesetaraan lintas budaya. Komposisi minimum terdiri dari ahli metodologi, profesional kesehatan, ahli bahasa, dan penulis.…”

“…Komposisi minimum terdiri dari ahli metodologi, profesional kesehatan, ahli bahasa, dan penulis. 30,31 Kelima, test of the pre-final version, tahap terakhir dari proses adaptasi adalah pretest. Uji kuesioner baru berusaha menggunakan versi awal pada subjek penelitian, idealnya 30 orang harus diuji.…”