2020
DOI: 10.14421/jsa.2020.142-03
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Transformasi Konflik Agama Dan Strategi Reformatif Pada Pembangunan Budaya Damai

Abstract: Conflict accompanies religious life in Indonesia. Social interactions based on prejudice and stereotype still thrive in social relations. On the other hand, for some people religion is seen as a pathological source of conflict, not as a potential creativity for the building of a peaceful culture. In that context, this paper is compiled through a descriptive qualitative method with literature study. This method is used to discover key concepts and their application to efforts to find transformation and reformat… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2022
2022
2022
2022

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 2 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Kehidupan beragama bukan hanya dilandaskan pada prilaku kehidupan beragama seseorang tetapi juga berkaitan dengan lingkungan budaya pada masyarakat setempat. Budaya yang reformatif-transformatif adalah langkah paling penting untuk membangun budaya damai yang pembangunannya harus berlandaskan para kemanusiaan, keagamaan dan budaya Indonesia itu sendiri, hal ini harus dilakukan secara integratif diberbagai sektor dan diberbagai level karena itu dibutuhkan sinergitas antara pemerintah dan konteks ini di legislatif, yudikatif dan eksekutif, begitu pula tokoh agama dan tokoh budaya atau etnis disetiap daerah (Faiz, 2020). Negara Indonesia yang dihuni oleh umat beragama yang berbeda, telah menyepakati bahwa Indonesia adalah sebuah negara yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, oleh karena itu, secara sendirinya mengakui budaya (agama) lain sepeti Hindu, Budha, dan Konghuchu serta agama Samawi seperti Katolik dan Protestan yang memiliki budaya yang berbeda dengan Islam (Ulum, 2016).…”
Section: Ramah Tradisiunclassified
“…Kehidupan beragama bukan hanya dilandaskan pada prilaku kehidupan beragama seseorang tetapi juga berkaitan dengan lingkungan budaya pada masyarakat setempat. Budaya yang reformatif-transformatif adalah langkah paling penting untuk membangun budaya damai yang pembangunannya harus berlandaskan para kemanusiaan, keagamaan dan budaya Indonesia itu sendiri, hal ini harus dilakukan secara integratif diberbagai sektor dan diberbagai level karena itu dibutuhkan sinergitas antara pemerintah dan konteks ini di legislatif, yudikatif dan eksekutif, begitu pula tokoh agama dan tokoh budaya atau etnis disetiap daerah (Faiz, 2020). Negara Indonesia yang dihuni oleh umat beragama yang berbeda, telah menyepakati bahwa Indonesia adalah sebuah negara yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, oleh karena itu, secara sendirinya mengakui budaya (agama) lain sepeti Hindu, Budha, dan Konghuchu serta agama Samawi seperti Katolik dan Protestan yang memiliki budaya yang berbeda dengan Islam (Ulum, 2016).…”
Section: Ramah Tradisiunclassified