2013
DOI: 10.1016/j.proenv.2013.02.053
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Towards Sustainable Urban Growth: The Unaffected Fisherman Settlement Setting (with Case Study Semarang Coastal Area)

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
2

Citation Types

0
7
0
6

Year Published

2015
2015
2024
2024

Publication Types

Select...
8

Relationship

0
8

Authors

Journals

citations
Cited by 17 publications
(14 citation statements)
references
References 2 publications
0
7
0
6
Order By: Relevance
“…Through sustainable urban growth, future generations can meet their needs by implementing appropriate urban policies and strategies (Setioko, Pandelaki, & Murtini, 2012). Thus, sustainable development cannot be separated from land use and the potential of existing resources for human development goals and society.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…Through sustainable urban growth, future generations can meet their needs by implementing appropriate urban policies and strategies (Setioko, Pandelaki, & Murtini, 2012). Thus, sustainable development cannot be separated from land use and the potential of existing resources for human development goals and society.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…Factor internal menyangkut kondisi dan potensi sosial ekonomi masyarakat, sedangkan factor eksternal dalam bentuk aturan dan perencanaan keruangan. Kebertahanan juga dapat dilihat sejauh mana suatu komunitas merespon gangguan eksternal dengan modal sosial yang dimiliki dan diimplementasikan pada ruang individu maupun ruang sosial dalam bentuk control spasial (Atiek, Bangun, dan Edward Endrianto Pandelaki, 2017)) atau adaptasi dalam bentuk perubahan aktivitas (Setioko, Pandelaki, and Murtini, 2013). Dikarenakan keberadaan enclave settlement tidak bisa terlepas dari konteks pembangunan kota baru Gading Serpong, maka pembahasan kebertahanan komunitas harus dilihat dalam konteks yang lebih luas, yakni konsep pembangunan yang berkelanjutan (Stumpp, 2013), karena kebertahanan tidak bisa bisa lepas dari aspek ekologi, sosial, dan ekonomi (Wang et al, 2018).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Salah satu Kawasan Kota Semarang yang mengalami permasalahan rob dan penurunan tanah adalah Kawasan Tambaklorok (lihat Gambar 1) (Setioko, Pandelaki, & Murtini, 2013). Laju penurunan tanahnya adalah sebesar > 8 cm/tahun (Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2001) dan diperkirakan akan semakin tinggi setiap tahunnya (Andreas, 2016).…”
Section: Pendahuluanunclassified