Abstract:The purpose of this research was to find out the thinking processes of a concrete student in solving two-dimensional problems. The research method used is descriptive qualitative. The research subjects were two students taken using purposive sampling. The instrument used was the Test of Logical Operations and problem-solving tests. Stages of data analysis used are researching all data, making a cognitive classification of students, choosing concrete students to be used as research subjects, reviewing the resul… Show more
“…Sebuah pendekatan yang dapat digunakan untuk menjembatani hubungan antara matematika dan budaya adalah etnomatematika (Abi, 2017). Pendekatan budaya untuk mengajarkan matematika, di mana peserta didik menggunakan latar belakang sosial budaya mereka untuk menyusun konsep matematika akan membantu peserta didik melihat penerapan matematika dalam situasi kehidupan sehari-hari, sehingga dapat mengekstraksi kreativitas peserta didik dan keterampilan berpikir kritis (D'Ambrosio & Rosa, 2017;Naresh, 2015;Orey & de Oliveira Cortes, 2020;Widodo, Pangesti, Istiqomah, Kuncoro, & Arigiyati, 2020).…”
Section: Gambar 1 Umbul Binangun Kraton Yogyakartaunclassified
Penelitian ini dilakukan untuk menemukan unsur-unsur matematika (etnomatematika) pada bangunan Umbul Binangun. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Data-data yang dipakai adalah data yang didapat dari studi literatur, observasi, dokumentasi, dan wawancara. Observasi dan dokumentasi digunakan untuk mengidentifikasi etnomatematika pada bangunan Umbul Binangun. Sedangkan literatur dan wawancara digunakan untuk mengetahui lebih dalam nilai-nilai budaya yang ada pada bangunan Umbul Binangun. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat unsur-unsur matematika (etnomatematika) pada bangunan Umbul Binangun, yaitu konsep persegi panjang, lingkaran, belah ketupat, dan garis sejajar. Melalui kegiatan mengamati bangunan Umbul Binangun dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan etnomatematika menjelaskan bahwa unsur budaya dapat digunakan dalam pembelajaran matematika.This research was conducted to find mathematical elements (ethnomathematics) in the Umbul Binangun building. The research method used in this research is a qualitative method with an ethnographic approach. The data used are data obtained from literature studies, observation, documentation, and interviews. Observation and documentation are used to identify ethnomathematics in the Umbul Binangun building. Meanwhile, literature and interviews are used to read more deeply about the cultural values that exist in the Umbul Binangun building. This study's results show elements of mathematics (ethnomathematics) in the Umbul Binangun building, namely the concept of rectangles, circles, rhombuses, and parallel lines. Observing the Umbul Binangun building in mathematics learning with ethnomathematics explains that cultural elements can be used in learning mathematics
“…Sebuah pendekatan yang dapat digunakan untuk menjembatani hubungan antara matematika dan budaya adalah etnomatematika (Abi, 2017). Pendekatan budaya untuk mengajarkan matematika, di mana peserta didik menggunakan latar belakang sosial budaya mereka untuk menyusun konsep matematika akan membantu peserta didik melihat penerapan matematika dalam situasi kehidupan sehari-hari, sehingga dapat mengekstraksi kreativitas peserta didik dan keterampilan berpikir kritis (D'Ambrosio & Rosa, 2017;Naresh, 2015;Orey & de Oliveira Cortes, 2020;Widodo, Pangesti, Istiqomah, Kuncoro, & Arigiyati, 2020).…”
Section: Gambar 1 Umbul Binangun Kraton Yogyakartaunclassified
Penelitian ini dilakukan untuk menemukan unsur-unsur matematika (etnomatematika) pada bangunan Umbul Binangun. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Data-data yang dipakai adalah data yang didapat dari studi literatur, observasi, dokumentasi, dan wawancara. Observasi dan dokumentasi digunakan untuk mengidentifikasi etnomatematika pada bangunan Umbul Binangun. Sedangkan literatur dan wawancara digunakan untuk mengetahui lebih dalam nilai-nilai budaya yang ada pada bangunan Umbul Binangun. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat unsur-unsur matematika (etnomatematika) pada bangunan Umbul Binangun, yaitu konsep persegi panjang, lingkaran, belah ketupat, dan garis sejajar. Melalui kegiatan mengamati bangunan Umbul Binangun dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan etnomatematika menjelaskan bahwa unsur budaya dapat digunakan dalam pembelajaran matematika.This research was conducted to find mathematical elements (ethnomathematics) in the Umbul Binangun building. The research method used in this research is a qualitative method with an ethnographic approach. The data used are data obtained from literature studies, observation, documentation, and interviews. Observation and documentation are used to identify ethnomathematics in the Umbul Binangun building. Meanwhile, literature and interviews are used to read more deeply about the cultural values that exist in the Umbul Binangun building. This study's results show elements of mathematics (ethnomathematics) in the Umbul Binangun building, namely the concept of rectangles, circles, rhombuses, and parallel lines. Observing the Umbul Binangun building in mathematics learning with ethnomathematics explains that cultural elements can be used in learning mathematics
“…Penilaian kemampuan literasi matematika berdasarkan studi Program for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam membaca, meraih skor rata-rata yakni 371, skor rata-rata matematika mencapai 379, skor rata-rata sains siswa Indonesia mencapai 389 (Schleicher, 2018;Widodo et al, 2020;Widodo et al, 2021). Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia berada pada kuadran low performance dan termasuk dalam 10 negara yang memiliki kemampuan literasi rendah dengan menduduki posisi 74 dari 79 negara yang disurvei oleh PISA.…”
Kemampuan literasi matematika menjadi kemampuan yang penting dimiliki oleh mahasiswa pada tingkat perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan pembelajaran matematika pada tingkat perguruan tinggi lebih banyak membutuhkan kemampuan literasi untuk menganalisis soal-soal yang membutuhkan penalaran yang lebih tinggi dan aplikatif. Dengan demikian, aspek-aspek yang dianggap berkontribusi dalam mempengaruhi kemampuan literasi seperti self-concept dan kecemasan matematika mahasiswa perlu dikaji. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kemampuan literasi mahasiswa, self-concept dan kecemasan matematika mahasiswa serta untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh self-concept metematis dan kecemasan matematika terhadap kemampuan literasi matematika mahasiswa baik secara parsial maupun simultan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester 1 program studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Bangsa yang mengontrak mata kuliah Matematika Ekonomi I. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa hasil kemampuan literasi matematika dan self-concept matematis mahasiswa berada pada kategori cukup, sedangkan hasil kecemasan matematis mahasiswa termasuk dalam ketegori rendah. Selain itu, kontribusi self-concept dan kecemasan matematis dalam mempengaruhi kemampuan literasi matematis mahasiswa adalah sebesar 70,3% sisanya yaitu sebesar 29,7% dipengaruhi oleh variable lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
“…Kemampuan komunikasi merupakan suatu cara peserta didik untuk menyatakan dan menafsirkan gagasangagasan matematika secara lisan maupun tertulis, baik dalam bentuk gambar, tabel, diagram, rumus ataupun demonstrasi (Asmara & Asnawati, 2020;D. Lestari, 2016;Prayitno et al, 2013;Rosita, 2014;Sufi, 2016;Sri A Widodo et al, 2019;Sri Adi Widodo et al, 2020). National of Council Teacher of Mathematics (2000) merumuskan indikator kemampuan komunikasi matematis yaitu: (1) kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan, dan mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara visual; (2) kemampuan memahami, menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide-ide matematis baik secara lisan, tulisan maupun dalam bentuk visual lainnya; (3) kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika dan strukturstrukturnya untuk menyajikan ide-ide, menggambarkan hubungan-hubungan dengan model-model situasi.…”
This rapid technological development has a very significant impact on various aspects of human life, one of which is in the aspect of education. The existence of technological developments in the aspect of education gave rise to a new paradigm in which participants acted as constructors in managing the information gained knowledge and educators as facilitators who guide students in learning activities with the aid of an electronic device. However, the use of electronic devices in the form of laptops/computers has not been well implemented to make students passive, and mathematical communication skills are not optimal. Students still consider the material of the Three Variable Linear Equation System to be quite difficult. So, we need innovative learning media in the form of e-modules. The purpose of this study was to develop the contents and find out the quality of e-modules in the material of the Mathematical Communication Based Three Variable Linear Equation System. This research is development research that adapts the ADDIE development model. The results of this study are in the form of an e-module on the material of the Three Variable Linear Equation System based on mathematical communication that can be operated on a laptop/computer offline. The product has been validated by media experts and material experts and gets results in the Good category. The product was also tested on 46 respondents and obtained results in the Good category. Thus, the e-module of the Three Variable Linear Equation System based on mathematical communication is appropriate for use in learning.
Keywords: e-module, Linear Equation System of three variables, mathematical communication.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.