2019
DOI: 10.18638/dialogo.2019.5.2.1
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

The Serpent and its Tail: the Biological Basis of the Religious Impulse

Abstract: Throughout the ages, people of all creeds, backgrounds, and cultures have dedicated their lives to search for a higher reality where the visionary experience of Cosmic Consciousness brought about through mystical union, is part of an inner process which may lead to enlightenment. Traditions in India hold that this urge to find the truth involves awakening kundalini energy. In its dormant state, this serpent energy is said to lie coiled up at the base of the spine. In search of a biological basis of the religio… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2022
2022
2022
2022

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(2 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Perkembangan benih spiritual itu menyiratkan bahwa makhluk muncul dari keadaan individualnya dan dari lingkungan kosmik tempatnya berada. Sifat dasar semesta adalah permainan kosmik yang berlawanan, seperti prinsip pria dan wanita, seperti yang ditunjukkan oleh simbol Yin dan Yang (Lindhard 2017). Seperti halnya manusia yang mulai berkembang dari alam mikrokosmos yang masih dalam indung telur ketika masih menjadi embrio emas, yaitu embrio yang sangat halus yang dalam bahasa sufi suku Sasak Lombok dinamakan mas sari potek (sari pati putih).…”
Section: ٓ ‫ن‬unclassified
See 1 more Smart Citation
“…Perkembangan benih spiritual itu menyiratkan bahwa makhluk muncul dari keadaan individualnya dan dari lingkungan kosmik tempatnya berada. Sifat dasar semesta adalah permainan kosmik yang berlawanan, seperti prinsip pria dan wanita, seperti yang ditunjukkan oleh simbol Yin dan Yang (Lindhard 2017). Seperti halnya manusia yang mulai berkembang dari alam mikrokosmos yang masih dalam indung telur ketika masih menjadi embrio emas, yaitu embrio yang sangat halus yang dalam bahasa sufi suku Sasak Lombok dinamakan mas sari potek (sari pati putih).…”
Section: ٓ ‫ن‬unclassified
“…Seperti halnya manusia yang mulai berkembang dari alam mikrokosmos yang masih dalam indung telur ketika masih menjadi embrio emas, yaitu embrio yang sangat halus yang dalam bahasa sufi suku Sasak Lombok dinamakan mas sari potek (sari pati putih). Itu merupakan titik dasar embriogenesis, termasuk proses pembuahan dan perkembangan semesta (Lindhard 2017). Meskipun prinsip spiritual tidak terlihat di balik proses embriogenesis itu, dapat menjadi nyata pada manusia melalui qalbu; hanya manusia yang dapat menyadari sifat dasar atau diri sejatinya melalui perjalanan temuan batin.…”
Section: ٓ ‫ن‬unclassified