The Rule of Persuasion in the Marketing Process

Abstract

The main goal of the article is to bring forward the idea of abandon definitively the concept that all purchases are rational, with reference to some objective norm or to some universal law. Sometimes the wishes and choices of purchase of persons are predictable, sometimes are not. If the field of consumption was dominated by the laws of rationality, we would not need to have recourse to the cognitive analysis or the paradox. The people, either as individual consumers, that as corporate decision makers, express, in their behavior, the entire human nature, in which replaces, often, a slope of irrationality. Transferring these concepts in marketing, it can be argued that if it is possible to understand what causes voltage to a subject, you will be able to identify potential levers of purchasing, as this voltage is produced by stimuli that can be addressed in the search for a product or a service.

Pengaruh Merek Dan Pemasaran Getok Tular Terhadap Loyalitas Konsumen: Keputusan Pembelian Sebagai Variabel Moderasi

“…Sebagian besar responden menyatakan bahwa pesan yang didapatkan mengenai produk tidak mengandung kalimat persuasif atau kata-kata yang mendorong mereka untuk membeli produk tersebut. Hal ini dijelaskan bahwa pesan yang persuasif cenderung akan berdampak langsung kepada pengambilan keputusan (dalam hal ini, keputusan pembelian) walaupun hal itu tidak didukung oleh rasionalitas dan nilai-nilai argument (Greco, 2018). Disimpulkan bahwa, penyampaian pesan yang sebagian besar tidak didasari oleh kalimat-kalimat persuasif dapat menjadi salah satu pemicu lemahnya pengaruh WOM terhadap keputusan pembelian dalam penelitian ini.…”

Personalisasi Pemasaran Email dalam Meningkatkan Program Loyalitas: Sebuah Konsep Komunikasi Pemasaran

“…Dalam penelitian Felicia et.al (2021) yang menunjukkan bahwa pesan persuasif pada akun Instagram @bittersweet_by_najla mempengaruhi persepsi pelanggan yang diterima. Ilmu kognitif menyarankan untuk memahami perilaku individu yang diperlukan untuk memasukkan representasi mental mereka (Greco, 2018). Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa pesan yang lebih persuasif membutuhkan pesan yang sesuai dengan kondisi mental representasi individu (Campbel, 2000;Thompson, 2006).…”