“…Sehingga Niat kunjungi kembali (revisit intention) menjadi perhatian pengelola destinasi karena wisatawan berulang lebih memilih untuk tinggal di suatu destinasi lebih lama, menikmati aktivitas konsumen lebih intensif, lebih terpenuhi, dan menyebarkan berita dari mulut ke mulut yang menguntungkan, sehingga membutuhkan biaya pemasaran yang jauh lebih rendah daripada pengunjung pertama kali (Hung Hung, Lee, dan Huang, 2016;Quintal dan Polczynski, 2010). Berdasarkan kajian penelitian terdahulu diketahui bahwa Niat kunjungi kembali (revisit intention) dipengaruhi oleh kepuasan wisatawan (Showkat, Mehraj and Qureshi;2021, Çevik ;2020, Simpson, Sumanapala, Galahitiyawe, Newsome dan Perera, 2020Jumanazarov, Kamilov dan Kiatkawsin;2020, Viet, Dang dan Nguyen, 2020Simpson, Sumanapala, Galahitiyawe, Newsome, dan Perera, 2020, Ubjaan, 2018Pratminingsih, 2014;Cahyanti, Sudarmiatin dan Siswanto, 2020;Nishan dan Zubair, 2016;Hui-Chuan and Hua, 2014;Dayour and Andogo, 2015;Prakoso, Pujiastuti dan Sadeli., 2020;Permana, 2018;Purnama dan Wardi, 2019;Zhang , Chen, dam Li, 2019;Wang, Wang, Chiu, Liou dan Yang, 2015;Chou (2013) recreation benefit (Yoon dan Uysal, 2005;Wang., 2015) dan atribut destinasi (Mahdzar, Shuib, Ramachandran dan Afandi, 2015;Rosid, Pratiko dan Syihabudhin, 2020;Singh and Singh, 2019).…”