ABSTRAK Wisata sejarah merupakan salah satu aspek pendukung industri wisata, baik lokal maupun nasional. Salah satu destinasi wisata di Maluku yang menyajikan keindahan arsitektur dan strukur kayu adalah masjid tua Wapauwe. Walaupun bangunan utama masjid hanya berukuran 10 x 10 m, masjid ini merupakan salah satu kekayaan budaya Islam di Maluku yang tetap berdiri kokoh dan terawat sejak dibangun pada tahun 1414 M. Selama masa penggunaan, tentunya bangunan akan mengalami deteriorasi. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk melihat keandalan bangunan masjid tua Wapauwe yang terletak di Desa Kaitetu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Metode forensik dilakukan pada semua komponen bangunan dan kemudian disesuaikan dengan standar kelayakan bangunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bangunan masjid masuk ke dalam kategori masih baik dan layak digunakan. Struktur kayu soko guru (tiang), dinding, dan kuda-kuda masih terlihat kokoh dan terawat, namun terdapat gejala kapilaritas air pada beberapa bagian dinding dan fondasi bangunan. Kayu yang digunakan adalah jenis kayu nani (Xanthostemon verus), linggua (Pterocarpus indicus), meranti merah (Shorea pinanga), dan bintanggur (Calophyllum inophyllum). Sebagai rekomendasi diperlukan perawatan ringan pada atap yang sedikit mengalami kerusakan dan metode khusus menghindari kelembapan pada dinding dan fondasi. Selanjutnya, perlu dilakukan penelitian lanjutan pada struktur anatomi kayu, pengujian rangkak (creep), dan umur kayu untuk memastikan umur dan kekuatan kayu dalam jangka panjang. Kata kunci: forensik, keandalan bangunan, konstruksi kayu, masjid