2018
DOI: 10.15575/jpi.v3i2.1279
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

The Model of Learning Design based on Islamic Multicultural Education to Prevent Conflicts of Behavior

Abstract: This paper presents the form of multicultural conflict at SMA (Sekolah Menengah Atas/Senior High School) Kartini Regency of Rokan Hilir Riau, the supporting and inhibiting factors in application of the multicultural curriculum and design of learning model for multicultural-based PAI (Pendidikan Agama Islam /Islamic Education) to put down the conflicts among students. The research was a research and development (R&D) with qualitative approach. Research and development were conducted up to hypothetical phase. Th… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2019
2019
2021
2021

Publication Types

Select...
1
1

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(1 citation statement)
references
References 4 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Hasyim (2016) menegaskan bahwa Indonesia sebagai negara yang berpenduduk mayoritas Islam sangat berpotensi mengalami konflik horizontal atau pun vertical disebabkan oleh perbedaan padangan, pikiran, atau pendapat pada urusan keagamaan (Mubit, 2016). Hal ini sejalan dengan temuan (Syahbudin & Hanafi, 2018) dengan mengadopsi pendapat Soerjono Soekanto dan Budi Sulityowati mengatakan bahwa konflik di sekolah dimana dia melakukan penelitian disebabkan oleh beberapa faktor, yakni perbedaan antar individu, perbedaan budaya, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial. Keragaman budaya tersebut seharusnya tidak menjadi pemicu disharmoni sosial jika kebijakan terkait dengan pendidikan multikultural di sekolah ataupun di ruang publik dapat dilaksanakan secara maksimal (Masamah & Huda, 2016).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Hasyim (2016) menegaskan bahwa Indonesia sebagai negara yang berpenduduk mayoritas Islam sangat berpotensi mengalami konflik horizontal atau pun vertical disebabkan oleh perbedaan padangan, pikiran, atau pendapat pada urusan keagamaan (Mubit, 2016). Hal ini sejalan dengan temuan (Syahbudin & Hanafi, 2018) dengan mengadopsi pendapat Soerjono Soekanto dan Budi Sulityowati mengatakan bahwa konflik di sekolah dimana dia melakukan penelitian disebabkan oleh beberapa faktor, yakni perbedaan antar individu, perbedaan budaya, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial. Keragaman budaya tersebut seharusnya tidak menjadi pemicu disharmoni sosial jika kebijakan terkait dengan pendidikan multikultural di sekolah ataupun di ruang publik dapat dilaksanakan secara maksimal (Masamah & Huda, 2016).…”
Section: Pendahuluanunclassified