The Influence of Belief, Utility of Information, and Group Support on Selective Exposure to Pornography Among Teenagers in Jakarta, Indonesia

Abstract

Festinger’s (1) hypothesis cites belief as a variable that influences selective exposure. However, a review of other experts’ research proves that selective exposure is not only affected by the psychological aspect but by the message and the social aspect as well. In contrast to previous scholars who focused only on one variable, the researcher examines belief, utility of information, and group support simultaneously and integrates them into a model. The research design is a case study involving the use of pornographic information. This study’s subjects comprise 400 senior high school students in Jakarta, Indonesia. The relationships among the variables were tested by using structural equation modeling. The validity and reliability analyses utilized the LISREL 8.80 application. A questionnaire with a Likert-scale model was used as the data collection method. The structural test results show that the theoretical models for the three variables have a significant effect on selective exposure (t value ≥ 1.96). On the other hand, the findings also prove that communication in the context of selective information on pornography is divided into three levels. First, at the intrapersonal level, the individual holds on to his or her belief in selecting the information. Second, at the interpersonal or group level, the individual adjusts his or her belief to the existing reality (environment or social group). Third, at the mass communication level, the individual selects the information according to its utility, that is, to fulfill the need for information.

Perilaku komunikasi santri Kota Tangerang terkait informasi pornografi melalui Internet

“…Pornografi telah melanda Indonesia dan menempatkan Jakarta di posisi keempat sebagai ibukota pengakses kata "sex" pada pencari internet, dengan pengakses materi terbanyak adalah para pelajar (Hutagalung, 2018;Kholisoh, 2018). Pornografi adalah masalah sosial yang berdampak negatif tidak hanya pada kesehatan namun juga merupakan masalah kejiwaan terkait mental.…”

“…Keyakinan (belief) yang dimiliki individu seperti komitmen, suasana hati juga memiliki pengaruh pada proses seleksi informasi. Sementara itu, informasi yang memiliki manfaat terhadap kebutuhan individu juga memiliki pengaruh terhadap pola pemilihan informasi (Hutagalung, 2017).…”

“…Simpulan penelitian Hutagalung menyatakan bahwa semakin kecil perbedaan pendapat orang dengan teman dekat (higher primary group support) maka akan semakin besar kesediaan untuk membuka diri terhadap terpaan informasi yang bertentangan, dan akan semakin besar penolakan terhadap upaya perubahan tingkah laku. Selanjutnya, semakin besar perbedaan pendapat seseorang dengan pendapat secara umum (lower secondary group support), maka semakin besar pula kesediaan untuk membuka diri pada informasi yang bertentangan, dan semakin terbuka terhadap upaya perubahan tingkah laku (Hutagalung, 2018).…”

“…Kondisi ini menimbulkan disonansi manakala kesepakatan bersama tidak sesuai dengan keyakinan (belief), dan individu memiliki ketergantungan pada kelompok (referent, misalnya keluarga, teman dekat, kelompok acuan) akan mendukungnya untuk berperilaku sesuai norma subyektif, dan hal ini akan menjadi tekanan sosial bagi individu bersangkutan untuk melakukannya. Sebaliknya jika ia percaya orang lain atau kelompok yang cukup berpengaruh terhadapnya tidak mendukung tingkah laku tertentu, maka hal ini akan menyebabkan individu memiliki subjective norm untuk tidak melakukannya (Hutagalung, 2017) .…”

“…Hasil penelitian ini memperkuat sejumlah penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli sebelumnya (Galdi et al, 2012;Hutagalung, 2018). Dalam bukunya "A Theory of Cognitive Disonance" Festinger juga menegaskan bahwa dukungan sosial (social support) merupakan sumber disonansi kognitif seseorang, dan sekaligus juga merupakan sarana utama untuk mengeliminasi serta menurunkan disonansi.…”