2013
DOI: 10.1353/jwh.2013.0096
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

The Hajj by Japanese Muslims in the Interwar Period: Japan’s Pan-Asianism and Economic Interests in the Islamic World

Abstract: This article analyzes Japan’s efforts to reach out to the Islamic world, particularly the Middle East, in the first half of the twentieth century. It pays particular attention to the hajj by Japanese Muslims from the beginning of the twentieth century to the end of the 1930s because the hajj encapsulates the changing ways in which the Japanese interacted with state and nonstate actors from the Islamic world. Existing works on Japanese-Islamic interactions before 1945 have provided detailed analyses of Japan’s … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0

Year Published

2016
2016
2024
2024

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(1 citation statement)
references
References 7 publications
0
0
0
Order By: Relevance
“…Setelah itu tindakan-tindakan kasar seperti menendang, memukul, menunjang dan tindakan tidak terpuji lainnya sudah menjadi makanan sehari-hari rakyat Indonesia, bila tidak mengerti instruksi dari pihak Jepang. Tindakan keras ini sering dialami, rakyat kalangan bawah, tidak terkecuali petani yang sudah tahan uji terhadap siksaan fisik (Koyagi, 2013). Semenjak itu ekspektasi petani terhadap Jepang salah, bahwa sebelum dan di awal kedatangan Jepang dianggap sebagai saudara tua pembebas dari segala duka nestapa yang dialami masa kolonial.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…Setelah itu tindakan-tindakan kasar seperti menendang, memukul, menunjang dan tindakan tidak terpuji lainnya sudah menjadi makanan sehari-hari rakyat Indonesia, bila tidak mengerti instruksi dari pihak Jepang. Tindakan keras ini sering dialami, rakyat kalangan bawah, tidak terkecuali petani yang sudah tahan uji terhadap siksaan fisik (Koyagi, 2013). Semenjak itu ekspektasi petani terhadap Jepang salah, bahwa sebelum dan di awal kedatangan Jepang dianggap sebagai saudara tua pembebas dari segala duka nestapa yang dialami masa kolonial.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified