The Federated Entities in Environmental Treaties (FEET) Dataset: Questioning Conventional Wisdom on Green Paradiplomacy

Abstract

The existing literature underestimates the contribution of federated entities to international environmental agreements. This research note introduces a novel dataset on the role of federated entities in 2,077 environmental agreements. We demonstrate the value of this dataset by revisiting unexamined assumptions that stem from the literature. According to conventional wisdom, (1) federated entities’ participation in environmental agreements is a recent phenomenon, (2) this phenomenon is led by federated entities in Western democracies, (3) it has accelerated as a response to the climate crisis and (4) it is driven by the same movement that favours the participation of diverse stakeholders. This research note questions these preconceived ideas and illustrates how the new dataset sheds light on the role of federated entities in environmental governance.

Jakarta Sebagai Aktor Paradiplomasi Hijau Pada Masa Pemerintahan Anies Baswedan

“…Sejumlah penstudi lain juga menyebut paradiplomasi lingkungan sebagai green paradiplomacy [11] dan climate paradiplomacy [12]- [14]. Dalam terminologi paradiplomasi hijau, semakin banyak literatur yang secara khusus mengeksplorasi aksi iklim global dari pemerintah daerah, terutama aksi ini dipimpin oleh entitas federasi di negara-negara Barat dan perkembangannya sangat pesat sebagai respon dari dampak perubahan iklim [15] . Sebuah studi yang dilakukan di negara bagian California dan São Paulo menyoroti bagaimana keterlibatan proaktif daerah dapat mengatasi kurangnya kepemimpinan pemerintah nasional dalam mengatasi krisis iklim [16].…”

Jakarta Sebagai Aktor Paradiplomasi Hijau Pada Masa Pemerintahan Anies Baswedan

“…Sejumlah penstudi lain juga menyebut paradiplomasi lingkungan sebagai green paradiplomacy [11] dan climate paradiplomacy [12]- [14]. Dalam terminologi paradiplomasi hijau, semakin banyak literatur yang secara khusus mengeksplorasi aksi iklim global dari pemerintah daerah, terutama aksi ini dipimpin oleh entitas federasi di negara-negara Barat dan perkembangannya sangat pesat sebagai respon dari dampak perubahan iklim [15] . Sebuah studi yang dilakukan di negara bagian California dan São Paulo menyoroti bagaimana keterlibatan proaktif daerah dapat mengatasi kurangnya kepemimpinan pemerintah nasional dalam mengatasi krisis iklim [16].…”

Mengkaji Peluang dan Tantangan Praktik Paradiplomasi Pemerintah Daerah di Indonesia di Kawasan Indo-Pasifik

“…Praktik paradiplomasi sudah sering dilakukan di negara-negara industri, namun masih kurang di negara-negara berkembang. Morin et al (2022) melihat adanya gagasan yang tengah berkembang yang menganggap paradiplomasi sebagai fenomena yang hanya mampu dilakukan oleh negara berpenghasilan tinggi. Anggapan tersebut tentunya agak keliru, dan untuk meluruskannya, terdapat tiga hal yang perlu dipahami dalam konsep paradiplomasi ini; pertama, paradiplomasi dapat melayani berbagai tujuan, termasuk pembangunan ekonomi, pelestarian budaya, kemajuan teknologi, dan penegasan politik sub-negara (Novialdi et al, 2021).…”