Pada saat sekarang ini banyak penelitian dan perlakuan yang telah dilakukan dan diteliti oleh para ahli untuk memperkecil dampak buruk yang terjadi diakibatkan oleh erosi dan sedimentasi diantaranya adalah groin. Bangunan pantai dengan jenis groin yang sudah sering digunakan pada pantai-pantai di daerah Indonesia pada umumnya adalah groin susunan batu gajah dengan model groin solid (impermeable) di mana tidak ada air yang dapat lewat dari tubuh groin tersebut. Berbagai tipe, konfigurasi, jenis material, dan tinggi groin yang sudah diterapkan di Aceh, salah satunya adalah groin tipe zigzag berpori (gropozag). Gropozag telah mengalami berbagai kajian baik model fisik di laboratorium maupun numerik. Namun untuk aplikasi kinerjanya di lapangan masih jarang dilakukan. Paper ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemasangan bangunan gropozag terhadap perubahan garis pantai Neuheun. Gropozag dibuat dengan susunan kubus yang disusun dengan pola zig-zag. Ukuran kubus perunitnya adalah 1m x 1m x1m dengan beberapa lubang disisi kiri-kanannya. Sisi atas terbuka dan sisi bawah tertutup penuh tanpa adanya lubang. Beberapa unit kubus dirangkai menjadi satu rangkaian single groin dan diletakkan tegak lurus pantai. Pengamatan yang dilakukan adalah kondisi sebelum pemasangan gropozag tahun 2017 dan setelah pemasangan gropozag tahun 2019. Hasil dari pengukuran yang dilakukan selama 1 tahun menunjukkan bahwa pengaplikasian gropozag memberikan pengaruh pada perubahan garis pantai di mana terlihat pada pantai yang berada di kiri dan kanan Gropozag. Erosi yang terjadi pada pantai bagian kiri yang disebabkan oleh gelombang yang datang dari arah Timur laut lebih besar dibandingkan dengan erosi pada pantai yang berada di posisi kanan Gropozag.