The Effect of Digital Literacy on Social Media Ethics

Abstract

Kurangnya pemahaman peserta didik kelas 9 Sekolah Menengah Pertama, tentang literasi digital dan etika dalam bermedia sosial tentu perlu diperhatikan. Hal ini mengingat dikarenakan teknologi yang semakin canggih, membuat siapa saja dapat mengaksesnya dengan mudah, termasuk anak-anak remaja. Dengan menggunakan asesmen literasi digital, peneliti berupaya untuk meningkatkan pemahaman tentang etika bermedia sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah media google form dengan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang didasarkan atas ciriciri atau karakteristik untuk mencapai tujuan dari penelitian ini. Responden berjumlah 10 orang peserta didik kelas 9 Sekolah Menengah Pertama, yang terdiri dari lima laki-laki dan lima perempuan. Soal yang diberikan berupa 10 soal pre-test dan 10 soal post-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden semula belum terlalu memahami etika dalam bermedia sosial. Namun, setelah pemberian materi melalui literasi digital, para responden menunjukkan perubahan yang signifikan. Responden juga terdorong untuk mulai memperhatikan etika dalam bermedia sosial.

The Correlating Factors Aligned with Bullying Acts at Elementary Schools in Sumenep Regency

“…Social media interactions can have negative effects, such as cyberbullying (Bacak et al, 2022), and individuals who engage in traditional bullying have the potential to engage in cyberbullying as well (Cook et al, 2010;Kowalski et al, 2012). In 2019, the Central Statistics Agency (BPS) noted that 48.2% of Indonesian children aged 7-17 had accessed the internet (Naufal Fadhilah, 2022). One of the causes of cyberbullying is students' lack of understanding of digital literacy and social media ethics, as well as a lack of parental supervision.…”