The effect of blade density variation to cocopeat mass that produce by Poltesa cocopeat machine

Abstract

Cocopeat machines that have been developed today, were carried out with variations in the speed of rotation, blade length, blade shape, and treatment of objects (coconut coir immersion). There has been no development of a cocopeat machine that focuses on variations of blade density. It is suspected that the blade density affects to the difference of cocopeat mass produced. This study was a true experiment. The dependent variable was cocopeat mass. The independent variables were blade density, consisting of σ1 (84/210π), σ2 (42/210π) and σ3 (21/210π). For each variation of the independent variable was conducted 10 experiments. The study sample was 30 pieces of coconut coir. The mass of each coconut coir was 50 grams. The engine's spin speed, length and blade shape, are the same for all samples. The data was analyzed using the t test at a significance level of 5%. The average mass values of cocopeat were σ1 ( = 16.5430; S1 = 1.9674), σ2 ( = 12.2650; S2 = 1.8341) and σ3 (μ3 = 10.0988; SD = 1.8943). The t test showed that the difference in the average value of cocopeat mass between groups were to12 = 5,030; to23 = 2,598; and to13 = 7,462. If t-table value for ν = 18 was 2,101, so . Ho was rejected and H1 accepted, so there was a difference of cocopeate mass that produced by poltesa cocopeat machine, which is effected by variations of blade density.

Uji Performansi pada Mesin Pengurai Sabut Kelapa dengan Modifikasi Pisau Pengurai

“…Hasil pengujian menunjukkan bahwa mesin pengurai sabut kelapa dapat mengolah sabut kelapa sebanyak 138 kg/jam. Santoso, Sanubary, & Mahmuda (2021), menguji mesin cocopeat mini dengan memvariasikan kerapatan batang pengurai sabut kelapa menggunakan penggerak motor listrik ¼ HP. Hasil pengujian mampu menghasilkan cocopeat dengan kapasitas sekitar 2 kg/jam.…”

“…Bentuk pisau pengurai sabut kelapa yang umum digunakan adalah berbentuk persegi yang ditajamkan pada salah satu sisinya (Apriani & Nurusman, 2019), (Priono et al, 2019) dan berbentuk silinder terbuat dari baut (Santoso et al, 2021). Pengembangan yang dilakukan adalah dengan memodifikasi pisau pengurai menjadi lebih tajam dengan harapan agar tenaga penggerak yang digunakan menjadi lebih kecil dan proses penguraian menjadi lebih cepat.…”

“…Modifikasi mekanisme pengurai pada mesin pengurai sabut kelapa dilakukan dengan mengganti jenis pisau berupa baut dengan batang besi berdiameter 4 mm yang ditajamkan pada bagian ujungnya. Mesin yang dimodifikasi merupakan mesin hasil penelitian Santoso et al, (2021).…”

“…Gambar 2. Bentuk mekanisme pengurai sebelum dimodifikasi (Santoso et al, 2021) Bahan yang digunakan dalam pembuatan mekanisme pengurai sabut kelapa adalah besi pipa (berongga) berdiameter 10 cm sebagai silinder pengurai, besi padat (poros) berdiameter 1 inch dan besi beton berdiameter 10 mm sebagai penyangga. Pisau pengurai menggunakan batang besi (paku beton) berdiameter 4 mm sebanyak 39 buah.…”

“…f. Peningkatan kinerja. Peningkatan kinerja performansi mesin dilakukan dengan membandingkan data pengujian mesin sebelum dimodifikasi hasil penelitian Santoso et al, (2021) dan setelah dimodifikasi. Peningkatan kinerja dapat dihitung menggunakan persamaan (Anjiu, Suhendra, & Fahrizal, 2021) berikut :…”