2018
DOI: 10.1177/1940082917752818
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

The Distribution of an Invasive Species, Clidemia hirta Along Roads and Trails in Endau Rompin National Park, Malaysia

Abstract: Invasive species pose a grave threat to many national parks. Construction of roads and trails for tourism may facilitate invasion of alien species. To understand the effect of road and trail construction on invasive species, we established six transects in three land-use types (forest interior and road or trail edges) in Endau Rompin National Park, Johor, Malaysia, where we measured the number of an invasive shrub, Clidemia hirta (Melastomataceae), canopy openness, and soil properties; compared the density of … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
2

Citation Types

0
11
0
6

Year Published

2020
2020
2024
2024

Publication Types

Select...
7

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 15 publications
(17 citation statements)
references
References 39 publications
(52 reference statements)
0
11
0
6
Order By: Relevance
“…Tumbuhan tersebut banyak tumbuh pada area-area seperti di atas karena memiliki sifat yang agresif dengan kemampuan berkecambah yang tinggi dan toleran terhadap naungan. C. hirta saat ini sudah menyebar di berbagai kepulauan di Samudra Hindia, seperti di beberapa bagian Mikronesia, Semenanjung Malaysia, dan Indonesia (Le et al 2018). C. hirta juga merupakan jenis tumbuhan invasif yang telah menginvasi banyak pulau di dan negaranegara yang berdekatan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, termasuk Hawaii, Seychelles, Fiji, India, Tanzania, Singapura, dan Semenanjung Malaysia (Le et al 2018).…”
Section: Pembahasanunclassified
See 2 more Smart Citations
“…Tumbuhan tersebut banyak tumbuh pada area-area seperti di atas karena memiliki sifat yang agresif dengan kemampuan berkecambah yang tinggi dan toleran terhadap naungan. C. hirta saat ini sudah menyebar di berbagai kepulauan di Samudra Hindia, seperti di beberapa bagian Mikronesia, Semenanjung Malaysia, dan Indonesia (Le et al 2018). C. hirta juga merupakan jenis tumbuhan invasif yang telah menginvasi banyak pulau di dan negaranegara yang berdekatan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, termasuk Hawaii, Seychelles, Fiji, India, Tanzania, Singapura, dan Semenanjung Malaysia (Le et al 2018).…”
Section: Pembahasanunclassified
“…C. hirta saat ini sudah menyebar di berbagai kepulauan di Samudra Hindia, seperti di beberapa bagian Mikronesia, Semenanjung Malaysia, dan Indonesia (Le et al 2018). C. hirta juga merupakan jenis tumbuhan invasif yang telah menginvasi banyak pulau di dan negaranegara yang berdekatan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, termasuk Hawaii, Seychelles, Fiji, India, Tanzania, Singapura, dan Semenanjung Malaysia (Le et al 2018). Menurut Ismaini et al (2015), sifat invasi yang dimiliki tumbuhan tersebut diduga karena memiliki senyawa yang bersifat alelopati sehingga dapat menghambat pertumbuhan jenis asli.…”
Section: Pembahasanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Dari 52 jenis tumbuhan invasif yang ditemukan, terdapat terdapat empat jenis invasif penting di KHDTK Samboja, yaitu: Acacia mangium, Spathodea campanulata, Miconia crenata dan Piper aduncum. Keempat jenis ini memiliki penyebaran hingga ke dalam kawasan berhutan, beregenerasi dan menyebar dengan cepat, serta berpotensi mendominasi dan menekan jenis asli di ekosistem alami (Labrada dan Medina 2009;Le et al 2018;Vicente et al 2019). Sedangkan jenis-jenis invasif lainnya hanya ditemukan di pinggir jalan, pemukiman, perladangan, dan tidak ditemukan hingga di dalam kawasan hutan.…”
Section: Keragaman Dan Penyebaran Jenis Invasif DI Khdtk Sambojaunclassified
“…Introduksi ke dalam kawasan terjadi diduga melalui burung, mamalia kecil, dan babi hutan yang dibuktikan dengan keberadaan M. crenata yang ditemukan di rintis Wartono Kadri dan areal hutan sekunder yang jauh dari tepi jalan maupun perladangan masyarakat. Namun jenis belum menunjukkan ancaman bagi jenis lain yang ditunjukkan dengan kepadatan yang lebih rendah (0,5/M2) dibandingkan dengan yang ditemukan di pinggir jalan atau jalur pejalan sebagaimana temuan di taman nasional Endau Rompin, Malaysia yang mencapai 3,8/M2 (Le et al 2018) ataupun di kawasan hutan produksi (Padmanaba dan Sheil 2014). Walaupun demikian, frekuensi temuan pada tiap petak pengamatan mencapai 56%, selaras dengan temuan Kudo et al (2014) yang berkisar antara 12 -100 % pada 6 lokasi lokasi penelitian di TN Gunung Halimun-Salak dan TN.…”
Section: Keragaman Dan Penyebaran Jenis Invasif DI Khdtk Sambojaunclassified