2018
DOI: 10.25179/tjem.2018-61554
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Testosterone and Sexual Offending: From Pathophysiology to Treatment

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2022
2022
2022
2022

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(2 citation statements)
references
References 28 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…9,10 Kasus yang juga sulit dijelaskan adalah jika pelaku kejahatan ternyata memiliki kondisi hipogonadisme. 9 Terlepas dari hormon testosteron, terjadinya kejahatan seksual merupakan interaksi kompleks antara fungsi kognitif, emosional, sosio-ekonomi, dan kontekstual seseorang. 9,10 Saat ini, tindakan kastrasi kimia yang bertujuan untuk menurunkan impuls seksual pelaku cukup banyak diterapkan.…”
Section: Testosteron Dan Kejahatan Seksualunclassified
See 1 more Smart Citation
“…9,10 Kasus yang juga sulit dijelaskan adalah jika pelaku kejahatan ternyata memiliki kondisi hipogonadisme. 9 Terlepas dari hormon testosteron, terjadinya kejahatan seksual merupakan interaksi kompleks antara fungsi kognitif, emosional, sosio-ekonomi, dan kontekstual seseorang. 9,10 Saat ini, tindakan kastrasi kimia yang bertujuan untuk menurunkan impuls seksual pelaku cukup banyak diterapkan.…”
Section: Testosteron Dan Kejahatan Seksualunclassified
“…9 Terlepas dari hormon testosteron, terjadinya kejahatan seksual merupakan interaksi kompleks antara fungsi kognitif, emosional, sosio-ekonomi, dan kontekstual seseorang. 9,10 Saat ini, tindakan kastrasi kimia yang bertujuan untuk menurunkan impuls seksual pelaku cukup banyak diterapkan. Beberapa negara bagian di Amerika Serikat dan sejumlah negara di Benua Eropa serta Asia sudah menggunakan metode ini selama beberapa tahun terakhir sebagai bagian dari rehabilitasi pelaku.…”
Section: Testosteron Dan Kejahatan Seksualunclassified