ABSTRAKPenyakit Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh gaya hidup atau kebiasaan perilaku yang tidak sehat, sehingga diperlukan upaya untuk mengubah perilaku menjadi lebih baik dengan menggunakan pendekatan budaya Sunda. Berbagai fenomena yang terjadi pada budaya Sunda menunjukkan perilaku yang berisiko meningkatkan kadar gula darah pada lansia. Oleh karena itu, tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan kader kesehatan dalam pengelolaa lansia diabetis di Tasikmalaya. Sasaran dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah kader kesehatan. Metode yang digunakan yaitu pelatihan dengan pendekatan budaya Sunda untuk menyampaikan informasi pengelolaan lansia DM berdasarkan pada Budaya Sunda (silih asah, silih asih dan silih asuh). Jumlah peserta pelatihan sebanyak 30 orang. Hasil menunjukkan terjadinya peningkatan pengetahuan kader kesehatan setelah diberikan pelatihan. Pelatihan dengan pendekatan budaya Sunda dapat meningkatkan pengetahuan kader kesehatan dalam pengelolaan lansia diabetes. Disarankan agar pelatihan dengan pendekatan budaya dapat menjadi salah satu alternatif dan teknik meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaam lansia diabetes di Indonesia dengan berbagai suku yang berbeda Kata kunci: pelatihan, budaya Sunda, pengetahuan, kader, lansia diabetes ABSTRACT Diabetes Mellitus (DM) is a chronic disease caused by an unhealthy lifestyle or behavioral habits, so efforts are needed to change behavior for the better using a Sundanese cultural approach. Various phenomena that occur in Sundanese culture show behavior that risks increasing blood sugar levels in the elderly. Therefore, the aim of this community service is to increase the knowledge of health cadres in managing elderly diabetes in Tasikmalaya. The target of this community service activity is the Health Cadre. The method used is training on a Sundanese cultural approach to convey information on the management of DM elderly based on Sundanese culture (silih asah, silih asih and silih asuh). The number of training participants was 30 people. The results show an increase in health cadres' knowledge after being given training. Training with a Sundanese cultural approach can increase health cadres' knowledge in managing elderly diabetes. It is recommended that training with a cultural approach can be an alternative and technique to increase community empowerment in managing elderly diabetes in Indonesia with various different ethnic groups.