2022
DOI: 10.31332/zjpi.v8i1.3558
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Teologi Inklusif Sebagai Resolusi Konflil Agama Di Era Digital

Abstract: Agama sebagai sebuah hal sakral dalam kehidupan seringkali dianggap memiliki dua sisi, yaitu sebagai pedoman hidup seseorang dan sebagai senjata untuk berkonflik dengan umat yang memiliki kepercayaan agama berbeda. Sejumlah konflik antar umat beragama bukanlah sebuah polemik baru, bahkan saat ini sudah merambah ke lingkup media sosial. Konflik antar umat beragama yang sering disertai dengan aksi kekerasan membuat agama seringkali identik dengan perilaku sangar, garang dan beringas, padahal, seluruh agama menga… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

0
3
0
2

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(5 citation statements)
references
References 2 publications
0
3
0
2
Order By: Relevance
“…Meskipun Indonesia dikenal sebagai negara yang pluralis dan damai, konflik antar umat beragama tetap terjadi. Dalam tulisan Jarir (dalam Hyangsewu et al, 2022) menyatakan bahwa media sosial sebagai platform interaksi yang luas sering digunakan untuk menyebarkan konten keagamaan yang dapat menimbulkan ambiguitas dan konflik. Di era digital, remaja sering mengalami konflik seperti kecanduan internet, permainan online, penyebaran berita palsu dan berbau SARA, perubahan sikap, serta pengaruh psikologis dari media sosial (Siregar & Tafonao, 2021).…”
Section: Konflik Nasional DI Era Digitalunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Meskipun Indonesia dikenal sebagai negara yang pluralis dan damai, konflik antar umat beragama tetap terjadi. Dalam tulisan Jarir (dalam Hyangsewu et al, 2022) menyatakan bahwa media sosial sebagai platform interaksi yang luas sering digunakan untuk menyebarkan konten keagamaan yang dapat menimbulkan ambiguitas dan konflik. Di era digital, remaja sering mengalami konflik seperti kecanduan internet, permainan online, penyebaran berita palsu dan berbau SARA, perubahan sikap, serta pengaruh psikologis dari media sosial (Siregar & Tafonao, 2021).…”
Section: Konflik Nasional DI Era Digitalunclassified
“…Mereka harus dapat membedakan antara ideologi yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila dan yang bertentangan dengan ideologi tersebut. Dengan pemahaman yang kokoh tentang ideologi negara, mereka dapat menjadi penjaga dan pembela sejati dari ideologi Pancasila (Hyangsewu et al, 2022).…”
Section: Generasi Emas Mempertahankan Integrasi Nasionalunclassified
“…In addition to the aforementioned research on pluralism, this research also addresses the topic of religious inclusivity, as explored by Zamakhsari (2020), Hyangsewu & Lestari (2022), Muhammad War'i (2015, Isnawati (2016), andSukmayadi &. These studies explain the principles of religious pluralism, seeking to foster harmony among diverse religious communities.…”
Section: A Introductionmentioning
confidence: 99%
“…Nonetheless, if that diversity, in this case, religion, can be managed effectively, it will result in religious concord across communities. Nonetheless, if the contrary occurs, that diversity can lead to various negative impacts such as conflicts, hatred, and national divisions owing to ineffective diversity management (Hyangsewu and Lestari, 2022). Exclusivism in religion can be one of the main reasons triggering those negative impacts on society.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…Exclusivism in religion can be one of the main reasons triggering those negative impacts on society. Recent years have seen an increase in the number of narratives that tend to address disparities in religious views and discourses in a manner that is quite exclusive, particularly on social media (Hyangsewu and Lestari, 2022).…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%