Tatalaksana komprehensif pasien severe xerostomia yang dipicu oleh faktor depresi dan kecemasan: laporan kasus

Abstract

Xerostomia merupakan keluhan subjektif mulut kering yang dapat disebabkan oleh penurunan sekresi saliva. Sekresi saliva dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor usia, terapi radiasi kanker, medikasi, faktor psikologis, serta beberapa faktor lainnya. Laporan kasus ini bertujuan untuk mengetahui tatalaksana komprehensif terhadap unstimulated salivary flow rate pada pasien severe xerostomia. Laporan kasus: Pasien lakilaki berusia 68 tahun dirujuk dari Departemen Bedah Digestif ke Departemen Ilmu Penyakit Mulut Rumah Sakit Hasan Sadikin. Pasien datang dengan keluhan mulutnya terasa kering, sering merasa haus, dan memiliki kesulitan dalam menelan serta berbicara. Pemeriksaan intraoral menunjukkan frothy saliva pada dasar mulut, depapilasi pada dorsum lidah, food debris pada palatum, serta kaca mulut melekat pada dorsum lidah dan mukosa bukal. Laju alir saliva dievaluasi menggunakan pemeriksaan sialometri (unstimulated salivary flow rate <0,1 ml/menit). Pemeriksaan kondisi psikologis dievaluasi menggunakan kuesioner DASS-21 dan menunjukkan tingkat depresi moderate, tingkat kecemasan severe, dan tingkat stres normal. Derajat keparahan xerostomia dievaluasi menggunakan kuesioner VAS (Visual Analogue Scale) Xerostomia. Diagnosis kerja ditegakkan sebagai severe xerostomia berdasarkan skala Challacombe. Penatalaksanaan dari bagian Ilmu Penyakit Mulut antara lain aplikasi petroleum jelly pada bibir dan berkumur menggunakan obat kumur chlorine dioxide patented zinc sebagai stimulator sekresi saliva. Simpulan:Tatalaksana komprehensif pasien severe xerostomia yang dipicu oleh faktor depresi dan kecemasan antara lain berkumur buang dengan larutan chlorine dioxide patented zinc, menjaga kebersihan mulut, rutin minum air putih, mengelola pikiran dengan baik agar terhindar dari gangguan cemas berlebih serta berkonsultasi ke psikiater atau psikolog untuk mengevaluasi kondisi psikologis.

Differences in Flow Rate and Saliva Ph in Users and Non-Users of Fixed Orthodontic Appliances

“…10 Kondisi ini akan menghasilkan reseptor α2-adrenoceptor yang berperan dalam menurunkan sekresi saliva. 16 Penurunan dari laju aliran saliva mengakibatkan terganggunya fungsi saliva sebagai self cleansing, pelumas dan perlindungan sehingga rongga mulut mudah iritasi, dan peran saliva sebagai sistem buffer hampir tidak efektif. Buffer pada saliva yang paling penting adalah bikarbonat yang berperan dalam menetralkan asam.…”