Tantangan Implementasi Nilai-Nilai Profil Pelajar Pancasila dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kurikulum Merdeka Belajar

Abstract

The purpose of this study is to describe the implementation of the Pancasila student values ​​profile. This research is a qualitative research. The data sources of this research are teachers and books. The data collection techniques of this research are observation and documentation. The results of this study found that the lack of interest in students' reading is one of the challenges of the profile of Pancasila students' values ​​in learning Indonesian. Then, do not pay attention to the parents of students and do not understand understanding as a guardian of students. Furthermore, Indonesian language learning achievements are focused on developing language competencies, namely listening, speaking, reading, and writing.

Implementation of Independent Curriculum in Learning Indonesian in Elementary School

“…The main skills in increasing literacy are literary language and thinking skills (Amir: 2022). Iteration skills can be a means to facilitate the study of knowledge in various fields.…”

Faktor Penghambat Pembentukan Profil Pelajar Pancasila Dimensi Bernalar Kritis dalam Pembelajaran Sosiologi (Studi Kasus Siswa Fase F di SMA N 7 Padang)

“…Untuk penyempurnaan pendidikan karakter Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim melalui program sekolah penggerak dalam kurikulum merdeka telah menjadikan Profil Pelajar Pancasila sebagai salah satu Visi dan Misi sebagaimana tercantum pada Permendikbud Nomor 22 Tahun 2020 mengenai Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024 (Kahfi 2022). Menurut Amir, Nursalam, & Mustafa (2022) nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila membuat peserta didik dapat lebih kompetitif sesuai dengan perkembangan kompetensi global, sehingga harus dimuat di dalam pembelajaran. Terdapat enam dimensi atau karakteristik profil pelajar pancasila yang harus dimiliki oleh siswa salah satunya kemampuan Bernalar Kritis.…”

Peran Satuan Tugas Anti Bullying Sekolah Dalam Mengatasi Fenomena Perundungan di Sekolah Menengah Atas

“…Selain itu, berdasarkan pernyataan guru, staf dan siswa di lokasi penelitian menyatakan jika setelah tim ini terbentuk hampir seluruh siswa mulai memahami hal-hal yang berkaitan dengan bullying. Sebagai salah satu perwujudan dari program proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila, keberadaan dan peran dari lembaga atau tim ini cukup penting bagi sekolah agar tindakan bullying dapat ditangani dan di minimalisir dengan baik dan sekolah mampu membentuk pelajar yang sesuai dengan Pancasila yakni beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif (Amir et al, 2022;Mery et al, 2022;Sulastri et al, 2022).…”

“…Berkaitan dengan hal tersebut, SMA Negeri 1 Tumpang anggota satgas memberikan pernyataan bahwasanya terkait dengan dana pelaksanaan program, sekolah telah memberikannya dan anggota tim menyusun dana yang dibutuhkan untuk program sosialisasi dan penyelesaian bullying setiap semester. Maka dari itu, dana pelaksanaan program bukan menjadi penghambat di SMA Negeri 1 Tumpang (Amir et al, 2022;Oktavianto, 2017;Yuyarti, 2018 Akan tetapi, dalam pelaksanaan suatu program tidaklah selalu berjalan dengan baik karena terdapat berbagai kendala atau faktor yang dapat menghambat keberhasilan program. Kendala atau faktor yang menghambat pelaksanaan program berdasarkan pernyataan ibu Lidian selaku narasumber dan staf utama tim satgas SMA Negeri 1 Tumpang, kendala yang cukup sering dihadapi sekolah adalah terkait waktu pelaksanaan program dan cara memberikan pemahaman pada siswa terkait bullying tersebut.…”